"ANIKI!" teriakku.
Tidak! Ia tidak mungkin mati. Aniki jangan mati aku mohon ini bohong bukan?! Aniki.
"Uhuk, uhuk! Kau...pikir...kau...bisa...mengalahkanku? Apa kau yakin?" tanya aniki sambil menyeringai.
"Aniki." panggilku.
"Sekarang!" teriak aniki.
"Crystal ball !"
Suara itu, aniki. Lalu yg dihadapanku ini, di-dia.
"Cuman tiruan?" tanyaku dengan wajah bodoh.
Ternyata ini cuman tiruan yg aniki buat menggunakan kekuatan kristalnya. Disekeliling aniki terdapat bola kristal. Bola kristal itu langung melesat kearah Dark. Dark langsung terkena bola kristal aniki. Aniki salto diudara lalu berhenti didepanku. Aku bangkit dan lalu menatap aniki. Waktunya untuk.....
BALAS DENDAM!
PLETAK!
"Aish. Apa yg kau lakukan?!"
"Itu karena kau membuatku khawatir." ujarku sambil mendengus lega.
"Hahaha. Kalian pikir serangan itu akan membunuhku?"
Kami langsung memasang sikap siaga. Dark pun keluar dari kepulan asap tampa luka sedikitpun. Sial, ternyata ia sudah lebih kuat dari yg kubayangkan sebelumnya.
"Ternyata kekuatanmu enak juga ya. Shiro." ujarnya sambil menyeringai.
Pada saat aniki akan maju, aku langsung menahannya. Aniki menatapku dengan pandangan bertanya. Sedangkan aku hanya menbalasnya dengan senyuman.
"Tenang saja aniki. Biar aku yg lawan. Aku memiliki rencana. Ini urusanku."
"Kalau ini urusanmu, itu artinya ini urusanku juga. Jadi, kita harus berlawan dengan bersama sama."
"Aku punya rencana. Kumohon, percayalah padaku."
"Tapi-"
"Aku tahu kau tidak ingin aku mati. Aku tidak akan mati. Aku berjanji."
"Baiklah. Aku percaya padamu Serion."
Aku mengangguk lalu berjalan menuju Dark Shadow. Aku langsung memasang kuda kuda. Waktunya aku mengeluarkan kekuatanku.
"Dark sword."
"Bersiaplah untuk mati Dark! Ini adalah akhirmu!"
"Hohoho. Aku takut, coba saja."
Aku langsung berlari menuju Dark. Ia langsung menyerangku menggunakan kekuatannya. Aku berhasil menghindar. Dapat kulihat aniki menatapku cemas. Aku terus menghindarinya, sampai...
"AKHH!" teriakku ketika serangannya berhasil mengenaiku.
"SERION!"
"JANGAN MENDEKAT!" teriakku.
"Jangan mendekat?! JANGAN MENDEKAT KATAMU?! AKU AKAN MAJU KALAU KAU TERLUKA! JA-"
"Aniki. Kumohon biar aku saja. Aku akan baik baik saja." ujarku.
Aniki langsung menarik nafasnya. Ia langsung menatapku tajam. Aku tau kau takut aku mati. Tetapi, aku tidak akan mati semudah itu.
Aku kembali melihat kedepan. Dan pada saat itu juga sebuah bola hitam mendekatiku. Aku langsung menunduk dan serangan itu mengenai pohon dibelakangku. Mataku langsung tertuju pada batang pohon. Disana, Dark sedang tersenyum kepadaku.
"Rasakan ini Serion. Dark ball."
Sial. Ia sudah meluncurkan serangannya. Tetapi aku tidak akan kalah.
" Shield Darkness."
Aku harap pelindung kegelapan ini bisa melindungiku dan aniki.
Serion end pov.
Author pov.
Serion terus mempertahankan perisainya. Sedangkan Shiro metanapnya dengan perasaan cemas. Ia terus menggigit bibir bawahnya. Dan mata Shiro membulat sempurna. Ia melihat Serion yg dicekik oleh bayangan Dark. Serion berusaha melepaskan dirinya tetapi tidak bisa. Cengkramannya lama kelamaan melemas Shiro yg tidak tahan langsung berlari mendekati Serion.
"SERION!" panggil Shiro dengan cahaya yg mulai menyelimutinya.
"A...ni...ki.." ujar Serion dengan nafas yg tersenggal senggal.
"Jangan pernah lukai adikku!"
"Light sword."
Shiro langsung menebas prajurit bayangan. Serion langsung jatuh terduduk. Dan mata Serion membulat sempurna ketika melihat Shiro didepannya.
"Tidak akan aku biarkan, kau bertarung sendirian."
"Aniki...kau.."
Sekarang, rambut Shiro memanjang berwarna putih. Ia juga membawa perisai dengan dua pedang di pinggangnya. Di samping dada kirinya terdapat lencana cahaya. Shiro pun melepaskan jubahnya. Ia menatap Serion sambil membantu Serion berdiri.
"Ayo. Kita tunjukkan siapa diri kita sebenarnya Serion."
"Ya. Ayo kita tunjukan aniki." balas Serion.
Tbc.
Yeayyy! Kembali bersama saya yg gaje ini! Ini adalah update tercepat untukku. Dan maaf kalau part ini pendek. Semoga kalian tetap senang dalam membacanya! Dan jangan lupa vote+comment. Okey, see you tomorrow friend
Salam manis
Kirana R.