Pagi harinya....
Mereka pun melanjutkan perjalanan. Fujio yg masih pingsan digendong oleh Revan. Sekarang, mereka berada diwilayah timur. Tepat dimana Dark tinggal. Serion terus melihat sekitar dengan gelisah. Ia terus melihat sampai matanya menangkap sesuatu yg mengerikan.
"AHHHHH!"
"Ada apa Serion?" tanya Shiro.
"Ha-hantu dibalik semak semak."
"Hantu?" tanya Kotaru
"Ya aku melihatnya tadi!"
"Mungkin kau salah lihat." ujar Revan.
"Itu benar. Mungkin kau salah lihat." sambung Liona.
"Aku tidak berbohong dan salah lihat! Aku melihatnya disana sambil membawa senjata berbentuk sabit!" ucap Serion tidak terima.
"Sabit?" tanya mereka bersamaan kecuali Fujio.
"Ya!"
"Apa mungkin kita harus berpencar?" tanya Lina.
"Itu ide yg bagus." ujar Glow
"Sekarang kita ada 10 orang. Kita bagi 1 kelompok 4 orang." ujar Liona.
"Empat?"
"Ya empat. Karena Fujio masih pingsan, kita tidak akan tahu apa yg akan musuh lakukan. Dan juga hutan ini sangat luas. Karena itulah kita harus berpencar." Jelas Liona.
"Baiklah akan aku bagi. Aku, Fujio, Revan, dan Glow adalah kelompok 1. Lina, Murk, Kotaru, dan Foxi kelompok 2. Terakhir, Shiro dan Serion kelompok 3. Usahakan Earphone kalian selalu terhubung. Mengerti? Ingat tetap terhubung!"
Mereka langsung mengangguk dan berpencar. Tetapi mereka tidak sadar bahwa bahaya yg datang kearah mereka.
(Di tempat Liona dkk)
Liona dan yg lainnya berusaha bersikap tenang tetapi jujur saja, mereka masih ragu dengan kekuatan mereka. Liona terus memandang sekitar. Sehingga sebuah suara mengagetkannya.
"GYAAAAA!"
Ia langsung berbalik dan mendapati Revan dan Fujio berada didalam sangkar yg dibuat dari akar tanaman. Liona memegang kepalanya. Ia langsung merasakan pusing.
'Merepotkan' batin Liona.
"Bagaimana kalian bisa berada didalam sana?!" ujar Liona.
Pada saat ia mendekat, tiba tiba muncul monster dihadapannya. Ia yg terkejut langsung lompat ke belakang. Pandangannya berubah dingin, ia langsung mengeluarkan pisaunya.
"Siapa kau?"
"Grrrrr."
"Aku tanya siapa kau?"
"Grrrrrr"
"Kurasa, ia tidak bisa berbicara." ujar Glow
"Kurasa kau benar Glow. Teta- AWAS!" ujar Liona sambil menunduk.
"Sial! Ia sudah melancarkan serangannya." ujar Liona sambil berlari.
Musuh terus melempar Liona menggunakan pohon dan batu besar. Sesekali ia menggunakan kekuatannya untuk menyerang Liona sehingga sudah terdapat banyak luka goresan ditubuhnya.
'Apa yg harus aku lakukan?!' batin Liona.
Kita tinggalkan dulu Liona dkk. Sekarang kita beralih pada Lina dkk.-_-
"Srek, srek."
"Siapa disana?" tanya Lina.
"Srek, srek. Srek, srek."