47. KESENANGAN SEMATA.

278 15 1
                                    

VOTE!🔥 JANGAN SIDER MULU, PART UDAH SEJAUH INI. HUU🥱

COMMENT RAMEIN PARAGRAF NYA DONG. BIAR AKU ADA SEMANGAT NYA MAU LANJUTIN.

COMMENT APA AJA DARI KALIAN, AKU UDAH SENANG. ASAL JANGAN SIDER GENGS, NGUMPULIN IDE MAHAL.

TANDA TYPO, TAG!! REPOST, MALAS NGEDIT 😴

                             ****

  “Aku hanya menghentikan ketidak mungkinan kita untuk bersama, bukan berhenti mencintai mu.”

Tidak ada yang bisa menebak hari, tadi nya panas, namun sekarang di dera hujan deras. Adara, gadis berjepit kupu-kupu itu memeluk dirinya sendiri sembari menatap derasnya hujan.

Setelah pelajaran berakhir, sekitar satu jam sebelumnya. sekolah ini sudah tampak sepi. yang lainnya sudah pada pulang. dan dirinya sudah hampir terjebak hujan satu jam lebih di teras sekolah ini.

“Bang Zero mana sih? lama banget?” Decak nya, sudah beberapa kali menelpon, tapi yang di telpon malah tidak aktif.

Terus menunggu adalah hal satu-satunya yang bisa ia lakukan. mau keluar area sekolah guna mencari tumpangan lain pun, ia tidak membawa jaket.

Adara menatap arloji yang terus berdetak. area sekolah sepi, mungkin hanya dirinya yang ada di sana.

Di parkiran sekolah, Alghar meninggalkan motor nya di sana. lalu berlari ke arah kelas. berjalan ke arah kursi tempat duduknya, meraba laci meja di sana.

“Tu kan bener, handphone gue ketinggalan di sini.”

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, cowok itu mengambil langkah keluar kelas. ujung netra nya menangkap sesosok tubuh yang berdiri di sebelah sana. dari kejauhan Alghar tidak mungkin tidak mengenal siapa itu. meskipun wajah gadis itu menatap ke arah depan.

Suara langkah kaki mendekat begitu kental terdengar di telinga nya, membuat Adara menoleh spontan. “Ko lo ada di sini?” Menyambut kedatangan cowok itu dengan tanya.

Handphone gue ketinggalan, maka nya gue balik buat ambil. lo sendiri, kejebak hujan di sini?”

“Punya mata lo?” masih nanya. Sewot Adara.

Alghar terkekeh, seraya ikut menatap ke arah hujan. cowok itu mengambil posisi bersandar pada pilar. kakinya tersilang, menatap ke arah Adara. “Gue antaran lo pulang,” Tawarnya.

“Gak usah! gue di jemput,” Jawaban yang terdengar ketus, berbicara tampa menatap lawan bicara. netra Adara tetap lurus menatap ke arah depan.

Hening. waktu berlalu, keduanya terus diam. mereka seperti benda mati di sana.

Nomor yang anda tujui sedang tidak aktif. Ahh... frustasi sudah Adara, untuk kesekian kalinya selalu begitu.

“Mau gue anterin pulang? atau gue tinggal lo di sini?” Putus Alghar, setelah hampir satu jam ia menemani gadis itu untuk berdiri bodoh di sini dan membuang waktu nya.

Sekali lagi Adara menatap langit yang masih menurunkan hujan derasnya. bumi sudah sore. Adara bimbingan mau ikut? apa masih bersedia menunggu Abang nya di sini!

“Dasar budek!” Cemooh Alghar, sambil memutar kunci di jari telunjuk nya. “Terserah lo, gue mau balik.” Cowok itu berjalan ke arah koridor sebelah sana. berjalan semakin menjauh ke arah motornya.

Adara menatap punggung cowok itu. ia masih ragu memutuskan, mau apa tidak?

Indra pendengaran nya menangkap suara motor, dengan cepat Adara berlari ke arah sana.

HEY ALGHAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang