22. DUKA PADA TANGGAL 19

1.7K 83 25
                                    

BRE, KAWAL TERUS ALGHAR SAMPAI END YA! TANYA TYPO‼️

SELAMA MEMBACA:)

Adara keluar dari kamar nya. menuruni anak tangga. lalu duduk di sofa yang ada di ruangan itu. netranya menatap sedih foto keluarga yang terpampang di hadapannya. foto seorang laki-laki dengan seragam dokter nya. terlihat gagah dan tampan. lalu wanita cantik dengan gaun birunya. di depan Ayahnya berdiri seorang anak kecil laki-laki berusia 10 tahun. ia tampak tersenyum lebar dan seorang gadis kecil berdiri di depan Tamara.

“Ini susu anget nya Non.” Bi Kiki meletakkan segelas susu di meja depan Adara

“Makasih, Bi.” Sahutnya tampa mengalihkan pandangannya

Bi Kiki mengikuti arah pandangan Adara. "Tuan dan Den Zero pasti sudah sampai di surga Non.” ucap Bi Kiki yang seakan mengerti dengan isi tatapan Adara

"Kangen mereka Bi.” lirihnya

"Non, semua orang di ciptakan bukan untuk menetap, mereka singgah lalu pergi karena itulah takdir yang sudah di janjikan.” Ucap Bi Kiki. ia duduk di sebelah Adara

Adara tampa ragu memeluk Bi Kiki. Selain Mama nya. Kiki adalah orang kedua yang sangat Adara sayangi. wanita itu sudah seperti keluarga sendiri. "Mama dan Bibi itu kesayangan Dara, tampa kalian Dara gak akan sekuat ini.”

"Suttt... siapa bilang? Non Dara itu wanita karang, wanita kuat, wanita luar biasa dan wanita cantik.” Bi Kiki mencubit pipi Adara karena gemes. membuat gadis itu mengukir senyum

"Bi masakin Adara sosis kanzler ya, pengen makan itu.”

“Siap, Non. tugas segera di laksanakan.” Ucap Bi Kiki bersemangat seraya meletakkan tangannya di dahi seperti sedang hormat. Adara terkekeh melihat nya. Bi Kiki memang bisa mencairkan suasana.

Setelah Bi Kiki kembali ke dapur. Adara kembali menoleh pada foto besar keluarga di depannya itu. lalu ia tersenyum kecil. Dokter tampan itu Ayah kesayangannya Dara. dan Bang Zero itu Abang terbaik nya Dara. Maaf ya, Yah, Jepit kupu-kupu yang dulu Ayah kasih malah di buang sama cowok garang itu. tapi Dara berusaha cari lagi sampai ketemu

Adara menyentuh kalung di lehernya. satu-satunya pemberian Ayahnya yang masih ada. kalung dengan liontin kupu-kupu.

Kiki kembali menemui Adara. namun dengan tangan kosongnya. "Non, Maaf stok sosis kanzler nya abis.” Ujar Bi Kiki memberi tahu

“Yaudah biar Dara beli ke supermarket dulu Bi.” Gadis itu beranjak dari duduknya

"Tapi kan ini udah malam Non.”

"Gak pa-pa Bi. Dara berani ko.”

Pukul 20.12

Adara keluar dari supermarket menenteng belanjaan nya.

+6223×××××××××× : Ra, ini mama. Mama pinjam handphone temen, handphone mama mati. kamu sekrng ada di mana?

Adara Antasia Zalora: Di dpn supermarket, Ma

+6223××××××××××: kamu jln ke jlanan Selwiraya 11 ya! nnti mama jemput di sana

Adara Antasia Zalora: Tapi Ma, di situ kan sepi?

+6223×××××××××: udh Ra, gk pp. Mama bentar lagi sampai situ. udh di jln ini

Adara Antasia Zalora: iya Ma

Setelah mendapati pesan dari mamanya Adara langsung berjalan ke arah jalanan Selwiraya 11. tapi entah kenapa perasaan nya tidak enak tidak biasanya Mamanya meminta begitu.

HEY ALGHAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang