33. SATU MALAM TENTANG KITA

1.5K 56 107
                                    

 UTAMAKAN VOTMEN!

𝙼𝚎𝚗𝚐𝚎𝚗𝚊𝚕 𝚖𝚞 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑
𝚔𝚎𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚊𝚗, 𝚔𝚎𝚋𝚎𝚛𝚞𝚗𝚝𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚙𝚎𝚖𝚋𝚎𝚕𝚊𝚓𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚝𝚊𝚗𝚐.
                           ****

Part ini lebih panjang dari sebelumnya. siap membaca? let's go go.

Tembus 100 komen di bab ini baru aku mau lanjutin bab berikutnya.

HAPPY READING, BRE.

"Bang, muka lo kenapa?” Kanisa berdiri dari duduknya melihat kedatangan Alghar dan Derrick. yang membuatnya heran kenapa wajah Alghar bonyok di beberapa bagian

"Gue baik-baik aja, Sa,” Jawabnya tidak ingin menjelaskan apa yang terjadi barusan

Pintu terbuka seorang dokter wanita keluar. sontak semua yang ada di sana berdiri

"Gimana keadaan Alvin, Ma?” tanya Nando, Ayah dari Alvin. khawatir dengan keadaan anak sulungnya

"Ma, Bang Alvin baik-baik aja kan?” Lanjut Vera dan Vela bersamaan mereka berdua adik perempuan Alvin.

"Gimana Bang Alvin, Ma?” Tanya cowok yang wajahnya mirip dengan Alvin, bahkan suara serta bentuk fisik nya juga hampir sama. Alvano. dia adik kedua Alvin termasuk anggota Erazhor juga. jangan lupakan Alvin juga masih punya adik berusia satu tahun. dia anak sulung dari lima bersaudara

Ayana. dokter itu menyeka peluh di pelipis nya.“Puji tuhan Alvin bisa melewati masa kritis nya. kita do'akan aja semoga Alvin lekas membaik ya.”

Alhamdulillah. Batin Alvia bersyukur. setidaknya Alvin sudah bisa melewati masa-masa sulitnya

"Tan,” panggil Alvia lirih. “Via boleh jenguk Alvin gak?”

“Boleh,” Jawab Ayana ramah pada pacar anaknya itu. “Tapi jenguknya satu-satu ya, jangan banyakkan takut menganggu kondisi pasien.”

Alvia melangkah masuk. air matanya nya jatuh dengan sendirinya saat melihat sosok laki-laki itu terbaring di depan matanya

"Vin,” Alvia mengelus rambut Alvin. "Cepat sembuh ya, aku mau kita tetap berpijak di bumi yang sama.” aku pengen sama kamu sampai umur aku gak bersisa

Kata-kata Alvin di haritu begitu terulang di kepala Alvia. Air mata kembali lolos sendiri tanpa ia sadari. "Sembuh demi aku Vin, demi mama, papa kamu, demi adik-adik kamu dan demi Erazhor.”

Alvia duduk di kursi samping brankar.  alat medis nasogastric tube terpasang pada indra pernapasan cowok itu. Layar monitor EKG menyala menampilkan garis hijau.

Waktu bergulir begitu cepat  beberapa anggota satu-persatu menjenguk Alvin. malam semakin larut mereka semua berangsur-angsur pulang. menyelusuri koridor rumah sakit secara bersamaan.

Kanisa yang lebih dulu berjalan tiba-tiba menghentikan langkahnya pada pintu dengan nomor 87. ia menatap lama pintu itu. seperti sebuah bayangan yang terulang di kepala nya. perasaannya sakit saat mengingat kejadian yang sama satu tahun yang lalu.

seandainya saat itu kamu gak pergi Ken, seandainya di saat itu kamu sembuh. pasti aku gak akan kesepian. Di sini, di RS ini dan di balik pintu itu. satu tahun yang lalu kamu pergi ninggalin aku untuk selamanya.

HEY ALGHAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang