Sebelum baca vote dulu sesudah baca baru komen!
Faktanya bukan manusia yang berubah namun faktor kehidupan lah yang merubah mereka.
****Adara keluar dari restoran mamanya. ia masuk ke dalam mobil. berniat untuk pulang. sudah memasang sabuk pengaman tapi perhatian gadis itu teralihkan ke samping.
"Bingkisan?” Adara mengernyitkan dahinya setelah melihat ada Bingkisan di kursi sampingnya.
Ia meraih kotak itu, membukanya. betapa kagetnya ia setelah kotak itu di buka. ada tulisan "mau kemana pun kalian pergi saya tetap menemukan kalian. bersiap-siap lah untuk menjemput ajal!” Adara spontan melemparkan kotak itu kesamping. wajahnya ketakutan setelah mendapatkan teror itu. dengan cepat kembali membuka sabuk pengaman keluar dari mobil, berlari ke dalam restoran
"Ra, kamu kenapa?” tanya Tamara setelah melihat wajah ketakutan Adara
"Ma, Dara takut!” lirihnya dengan suara yang bergetar
"Takut kenapa? Kamu kenapa?” Tamara mulai penasaran bercampur khawatir
"Di dalam mobil tadi ada kotak, Ma, Isinya,” Adara menarik nafasnya mencoba untuk tenang
"Isinya apa, Ra?” tanya Tamara menatap heran anaknya
"Isinya kepala tikus, berdarah-darah, Ma, terus ada gambar kita juga yang udah di tusuk pakai paku. terus ada tulisan seperti ancaman.”
"Kamu tenang, Ra,”
"Ma, om Dirto kek nya udah tau kalau kita pindah ke Jakarta. itu artinya dia juga ada di sini, Ma.” Raut wajah Adara menampilkan kekhwatiran
"Kamu tenang, Ra. kamu kalau mau ke mana-mana sama sopir aja, jangan sendirian.”
Adara mengangguk. "Iya, Ma.”
****
Alvin Raden Revaldo : Rick, ke Club, Alghar di sana
Derrick Adipati Mahesa : Club mana?
Alvin Raden Revaldo : Club biasanya. gue keringatan dingin klw liat dia keluar kandang sendiri, dgn posisi gk stabil gtu
Derrick Adipati Mahesa : Meluncur
Terdengar dentuman musik keras di seluruh penjuru ruangan. dengan lampu bewarna-warni berkelap-kelip. banyak orang berjoget ria mengikuti alunan musik. tidak perduli dengan umur Meraka tua atau muda, laki-laki atau perempuan.
Alghar sedari tadi duduk di meja bar. tiga gelas berjejer di depannya sudah tandas ia minum. tapi ia masih sadar
Ini kali pertama nya Alghar kembali menginjak dunia lamanya setelah satu tahun terakhir. kemarin ia memang sempat kemari, tapi tidak menyentuh alkohol. tapi malam ini ia benar-benar tidak bisa mengendalikan diri nya lagi.
Alvin dan Derrick tiba di club, mengedarkan pandangan mereka. mencari keberadaan seseorang di tengah kerumunan banyaknya orang
"Rick, tu dia.” Alvin menepuk pundak Derrick seraya menuju ke arah meja bar. mereka berjalan mendekat ke sana
"Lo baik-baik aja, Al?” pertanyaan pertama yang Derrick lontarkan saat duduk di kursi samping Alghar
"Gue gak selemah itu.” jawabnya. tangan kirinya memegang segelas alkohol.
"Minum Rick?” Alvin mengangkat satu gelas alkohol yang baru saja ia pesan
"Itu bukan gue!” tolaknya. meskipun sering ke tempat beginian laki-laki yang di sebut kutub Utara itu terbilang tidak pernah memesan alkohol.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEY ALGHAR
Roman pour Adolescents[𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙗𝙖𝙘𝙖, 𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙮𝙖! ]🤗🥰 ~Hal terbesar dalam mencintai, mengikhlaskan, bukan? tidak mengapa mungkin masanya sudah habis. masa tidak berlaku untuk selamanya. Mungkin itu yang kita alami sekarang. biarkan masalalu me...