selamat datang dan selamat membaca semua! semoga suka❤️
───
HAPPY READING
───
43. BAYANGAN PENGKHIANATAN
•••
Peralatan teknologi yang memenuhi ruangan tampak berkilauan di bawah pancaran lampu neon, menciptakan bayangan gelap yang terasa seperti mengintai. Pandawa berdiri di tengah ruangan dengan wajah serius, membawa kotak hitam yang telah memicu rasa penasaran. Raja dan Ratu duduk saling berdampingan. Pandangan mereka terpaku pada kotak misterius di tangan Pandawa.
"Gue langsung bahas ke intinya aja tentang apa yang gue temuin waktu gue ngebobol rumah Permata," kata Pandawa dengan suaranya rendah, nyaris seperti bisikan rahasia yang memecah keheningan.
"Kotak hitam?" tanya Ratu bingung di suaranya tak dapat disembunyikan. Matanya menyipit menatap benda itu, mencoba membaca misteri di baliknya.
Pandawa mengangguk, tatapannya tidak teralih dari kotak itu. "Tapi, sebelum gue buka kotak ini, gue mau nanya dulu ke kalian. Apa kalian siap buat liat isi kotaknya?" Nada suaranya menyiratkan bahaya, seolah isi kotak itu mampu mengubah segalanya.
Pertanyaan itu menggantung di udara, menyerap sisa kehangatan di ruangan. Mata Ratu menyiratkan keraguan yang terlihat jelas di matanya. "Is it that scary?" tanya Ratu berbisik seolah takut membangunkan sesuatu yang sedang tidur di dalam kotak itu.
Pandawa menarik napas panjang. "It's scarier than you can imagine. Ini hal gila pertama kali yang gue temuin," kata Pandawa dengan tekanan yang membuat jantung mereka semakin berdebar.
"Buka aja," desak Ratu terdengar mantap, tetapi ada sedikit getaran yang tidak bisa ia sembunyikan. Pandangan matanya terpaku pada kotak hitam itu.
Pandawa melirik Raja sekilas, seolah meminta persetujuan terakhir. Raja mengangguk perlahan menjadi isyarat yang cukup. Meskipun tangannya terlihat mengepal, jari-jarinya bergetar samar, seperti berusaha menahan ketakutan yang merayap tanpa henti.
Dengan gerakan hati-hati, Pandawa membuka kotak itu. Bunyi kecil dari tutup kotak yang terbuka bergema di ruangan, terasa seperti suara ledakan di tengah keheningan. Bagi mereka, suara itu lebih keras daripada petir seperti sinyal bahwa sesuatu yang tak dapat di batalkan akan segera terungkap.
Udara di dalam ruangan terasa lebih dingin saat tutup kotak terbuka sepenuhnya. Pandangan Raja dan Ratu langsung tertuju pada isinya. Tubuh mereka menegang seketika. Wajah yang tadi hanya tegang kini berubah pucat seperti kehilangan seluruh darahnya. Mulut mereka terbuka tanpa suara, seakan kata-kata tak mampu mendeskripsikan kengerian yang terpampang di depan mata.
"Sinting!" seru keduanya bersamaan. Suara mereka menggema, namun tidak cukup untuk mengusir rasa dingin yang menjalar di ruangan itu.
Di dalam kotak itu, ada tumpukan foto yang tampak biasa saja pada pandangan pertama. Namun, ketika mereka melihat lebih dekat, rasa ngeri merayap perlahan. Tumpukan foto-foto Raja yang setiap momen hidupnya di ambil secara sembunyi-sembunyi, terekam tanpa sepengetahuannya. Ketika sedang makan, berolahraga, belajar, hingga berjalan di sekolah. Semua ada di sana, setiap sudut diambil dengan presisi yang menyeramkan
Namun, yang lebih mengejutkan adalah foto-foto Ratu. Wajahnya penuh dengan coretan tinta merah, di hiasi kalimat-kalimat kebencian yang menyeruak seperti teriakan dari kegelapan.
Pandawa menarik napas panjang, lalu berkata dengan nada berat, "Nggak cuma ini. Gue juga nemu barang bekas di kamar Permata," Pandawa menunduk sejenak, seperti enggan melanjutkan. "Awalnya gue bingung, ngapain dia simpen barang bekas sedangkan dia bisa beli baru? Tapi, ternyata gue salah. Itu bukan punya dia. Semua sampah itu adalah barang yang abis di pake sama Raja."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIXTH
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang murid-murid genius yang memiliki privilege di sekolah : 1. Sadewa Bagaskara, peringkat pertama. Sang pemilik nilai sempurna. Dingin, tidak tersentuh, misterius dan jenius. Jangan meragukan IQ seorang Sadewa. Tapi, jang...