36. To a special place

311 64 12
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

So, let's reading...

#…………….#

"Sebenarnya sekarang ini kita mau ke mana, Naru?"

"Ke tempat yang indah. Tenang saja, kamu pasti akan suka begitu sampai dan melihatnya," Naruto menyahuti santai. Dia memang sedang berjalan bersama Sasuke ke suatu tempat rahasia yang seringkali menjadi tempatnya melepas penat dan gundah.

"Tapi aku lelah," keluh Sasuke.

Naruto yang sejak tadi berjalan ke satu arah sambil menggenggam tangan Sasuke, menghentikan langkahnya, lalu menatap Sasuke. Wajah lelaki berperawakan ramping itu memang tampak lesu, juga terdapat buliran keringat di kening dan leher.

Sebuah sapu tangan berwarna dasar biru dengan motif bunga matahari di tengahnya Naruto keluarkan dari saku celana, lalu dengan telaten dia membersihkan keringat yang mengotori wajah suami tampan tapi manisnya. Sasuke yang sempat tersentak, hanya memperhatikan, bola matanya bergerak mengikuti gerakan tangan Naruto.

Iseng karena yang dia dapati adalah kefokusan Sasuke pada gerakan nya, Naruto toel pelan lubang hidung si raven hingga pemuda itu bersin dibuatnya.

"Naruto?!" Sasuke berseru kesal.

"Hehe, gomen gomen," Naruto hanya nyengir.

Jinchuuriki ketiga dari Kyuubi no Youko tersebut berjongkok di depan Sasuke, sementara kening Sasuke berkerut melihatnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanyanya heran.

"Hanya akan menggendong mu, ayo naik sini."

"Ti--tidak," tolak Sasuke, "lebih baik jalan saja," sambung nya sambil memalingkan wajah ke samping kanan.

"Hey, naiklah sayang. Kamu lelah, kan?

Pipi Sasuke nampak bersemu, "tidak, lelahnya sudah hilang. Ayo jalan lagi!" pungkas Sasuke.

Dia berjalan terburu, tapi tanpa bisa dia duga, Naruto berdiri dari posisinya yang hendak menggendong, pada saat dia melewati si pirang. Satu tangannya ditarik mendekat.

Kalau saja Sasuke ada di kondisi prima, jelas yang dilakukan Naruto hanya sebuah hal sepele, itu akan dia bisa dia lewati dengan mudah. Tapi karena Sasuke kini berada di fase lemah, yang terjadi adalah dia tertarik, terpaksa berbalik, lalu menubruk dada bidang Naruto. Si pirang sendiri sigap meraih Sasuke ke gendongan, kaki jenjang suami kecilnya dia lingkarkan ke belakang punggung. Dan sebelum Sasuke sempat protes, Naruto lebih dulu membungkam singkat bibir manis lelaki itu.

Sasuke terdiam sejenak, matanya membulat, ekspresi wajahnya yang sudah merah semakin matang. Mirip sekali dengan buah kesukaannya yang ranum.

"Naruto!!" teriak Sasuke sekuat tenaga tepat di telinga Naruto.

"A--aduh sayang, kuping ku bergetar. Suara mu membahana sekali."

"Sayang ndasmu!!" seru Sasuke kesal.

Sasuke menggeplak kepala Naruto lalu menggigit telinga si penggendong keras-keras, tak dia hiraukan suara memekik kesakitan Naruto karena kupingnya digigit.

Ngomong-ngomong, semenjak dia melampiaskan kekesalannya pada Naruto dengan gigitan kuat, ketakutan Sasuke sedikit demi sedikit mulai berkurang, setelahnya dia justru senang dan puas karena telah menganiaya si pirang. Sementara Naruto hanya berpasrah ria.

Yang terpenting lelaki kesayangannya tidak lagi takut kepada dirinya. Tak apa, sungguh tak apa. Dibanting juga dia rela kok.

Apapun untuk si cinta.

"Sudah puas? Tumben sebentar?" tanya Naruto saat gigi Sasuke tidak lagi ada di telinganya.

Sasuke yang kini kedua tangannya melingkari erat di leher Naruto, sambil dagu bersandarnya nyaman di bahu si pirang, hanya mengangguk pelan. Lumayan, dia puas.

"Bagaimana? Sakit tidak?"

Naruto meringis saat pertanyaan itu terlontar. Masalahnya dia bingung mau jawab apa. Pertama kali ditanya, dia sempat menjawab sakit, karena ya memang itu yang dia rasa. Bagaimana respon Sasuke?

"Cih, lemah sekali. Yang benar saja pahlawan seperti mu selemah itu, kalah hanya karena gigitan ku yang seperti semut kecil."

Lalu saat Naruto jawab tidak sakit, Sasuke malah marah. Mana Rinnegan nya yang tak bisa di nonaktifkan kan itu ditampakkan jelas sewaktu Sasuke memelototi si pirang. Untung Sharingan tidak ikut-ikutan aktif. Alamaaak, dia belum siap jadi Naru geprek!!

"Jadi gigitanku kurang kencang, begitu? Kau mau ku gigit lagi sampai putus?!"

Naruto kan jadi bingung, harus jawab apa dia pada pertanyaan menjebak tersebut?

"Ck, Naru!! Kau dengar tidak aku tanya?!"

"Ehehehe," Naruto mengeluarkan cengiran khasnya, "lumayan, iya lumayan. Sakit, tapi aku kuat kok, jadi tidak sakit."

"Kau ini labil sekali! Kalau sakit ya bilang sakit, kalau tidak ya bilang tidak. Jangan dua-duanya juga dibawa, jangan serakah jadi orang."

Nah kan, komen lagi si cinta. Mana seruan nya terdengar semakin ketus begitu.

Gemas dengan sahutan Sasuke, Naruto cium brutal cuping telinga si Raven tanpa jeda, sampai-sampai Sasuke sedikit kegelian dan menggeliat di gendongan
Naruto.

"Naru!! Itu geli!" Sasuke protes.

Plak

"Diam, sayang. Kalau banyak gerak nanti kamu terjatuh."

Begitu ringannya tangan Naruto, dia dengan gampangnya memukul pantat Sasuke. Sasuke terdiam, apa-apaan itu?! Wajahnya yang baru saja kembali ke rona normal, dengan segera memerah lagi hingga ke ujung telinga.

"BAKA ERO!!" pekik Sasuke keras sambil menyembunyikan wajahnya yang semerah tomat matang di ceruk leher si suami.

Naruto hanya terkekeh melihat Sasuke yang bersembunyi karena malu. Lucunya. Ingin sekali dia lahap pipi merah menggemaskan itu sedalam-dalamnya sampai habis tak bersisa.

#......#

Vote and comment please 💗

Ehehehe, keasikan baca Lin ampe lupa kalo kemaren gak update 😅

Please, Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang