27. Naruto's Thoughts

1.2K 109 10
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

So, let's reading...

#…………….#

Si pirang mengusap pelan pipi Sasuke, menyentak kesadaran Sasuke yang hanyut dalam lamunan. Sasuke mengerjap.

"Sasu, ada apa? Apa yang kamu pikirkan?" tanya Naruto khawatir, namun hanya dibalas sebuah gelengan ringan.

"Jangan berpikir berat, maaf aku membuatmu kesulitan."

Sasuke hanya membalas ucapan si pirang dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Naa, bukan mulutmu, akan ku suapi. Kamu pasti lapar, kan?" pinta Naruto.

Alis Sasuke terangkat sebelah saat sesendok puding tepat di depan mulutnya, secara refleks dia membuka mulut hingga suapan tersebut masuk dengan mudah ke dalam mulut kecil si submissive. Tatapan Sasuke tertuju pada wajah Naruto yang begitu fokus menyuapinya, hingga setengah dari seporsi puding tersebut tanda masuk ke dalam perut kecil Sasuke.

"Sudah, aku kenyang."

Perhatian Naruto yang sejak tadi fokus ke satu tempat, kini berpindah. Dia menatap wajah Sasuke yang dibingkai helaian rambut hitam di kedua sisi wajahnya, "baiklah," ucapnya sambil mengangguk, meletakkan sendok ke atas piring.

Obsidian secerah langit tanpa awan Naruto melirik ke sudut bibir Sasuke yang terdapat noda dari bekas puding, jadi jemarinya bergerak hendak membersihkan sudut bibir Sasuke. Tapi respon Sasuke membuat tangan Naruto terhenti di tengah jalan, bola mata yang begitu pekat segelap malam bergerak meliar tak tentu arah, wajahnya berpaling ke samping.

Bagi Sasuke sendiri, gerakan tangan Naruto saat mendekati wajahnya justru mengingatkan si Raven pada malam itu, kala rambutnya ditarik paksa oleh si lelaki pirang yang sedang mabuk. Tak ayal, kerasnya malam yang dilalui saat itu masih sangat membekas dipikirannya.

Juga kedua tangannya menyilang di atas paha, seolah dijadikan sebuah pertahanan defensif dari predator berbahaya yang membawa maut.

"Sasuke," bisik Naruto parau, dia menatap pandangan Sasuke yang jelas takut pada sesuatu yang akan terjadi selanjutnya jika dia meneruskan gerakan tangan.

Tak ingin membuat Sasuke semakin kalut karena tatapannya tak juga fokus, Naruto melangkah mundur perlahan, lantas berbalik, berjalan pergi keluar.

Dia ingin mendinginkan kepalanya lagi, merumuskan pikirannya yang rumit saat mendapati respon negatif Sasuke padanya.

"Maaf, Sasuke," gumamnya sebelum berbalik dan pergi.

'Naru, tolong tetap tinggal, jangan pergi. Aku ingin rasa takut ini hilang, dan kau yang bisa menghilangkan nya.'

'Kenapa kau malah pergi lagi saat aku membutuhkanmu??'

Sasuke menatap pintu yang dilewati Naruto dengan pandangan nanar. Jujur, dia takut akan perlakuan malam itu. Tapi dia membutuhkan Naruto. Kenapa si pirang harus pergi lagi??

~~

Naruto berbaring di kepala patung Hokage kedua. Pandangannya terarah ke atas langit biru yang di beberapa titik terdapat gumpalan-gumpalan putih awan, juga beberapa burung yang nampak beterbangan menambah bentuk kecil di langit sana.

Sinar matahari tidak terlalu terik, karena hari memang belum sepenuhnya siang. Waktu masih ada di awal pagi hari. Dan walau tatapannya mengarah ke langit, pikiran pemuda pirang itu justru fokus pada hal lain.

Sasuke.

Nama dari sosok itulah yang terus bergaung di alam pikirnya, melihat tatapan Uchiha terakhir tersebut tadi pagi membuat Naruto berpikir, apa dia masih layak untuk menemani Sasuke saat dia lah yang justru menyakiti pemuda itu?? Dia bahkan membuat Sasuke bersikap defensif karena rasa takut.

Apakah dia harus menjauh? Karena, dia tidak ingin semakin menyakiti Sasuke. Dan dari respon yang dia dapati, keberadaan nya saja di dekat lelaki itu memberi ketakutan tersendiri. Tentu saja itu memang salahnya yang bertindak bodoh. Andai saja dia tidak mabuk.

'Neji, apa aku tidak akan bisa hidup dengan damai seperti permintaan mu? Yah, ini memang salahku karena tidak menuruti permintaan mu secara langsung, kan? Aku justru sadar saat telah melakukan kesalahan fatal. Apa aku--

Apa aku sanggup hidupku kini dibenci Sasuke, sosok yang sama kucintai nya seperti dirimu?'

Dulu saat kehilangan Jiraiya dia sendiri, kehilangan Neji dia juga sendiri. Sepertinya menambahkan daftar kehilangan untuk dirinya bukan hal buruk, jika itu artinya Sasuke akan lebih bahagia. Toh dia yang akan mendapatkan kesedihan, kan? Sasuke jelas tak ingin berada didekatnya jika Naruto lihat dari tatapan pemuda itu.

Lagi pula yang dia beri pada Sasuke hanya rasa sakit, kan??

Dia berpikir, biarkan dia saja yang menjauh. Tak apa. Dia sudah terbiasa sendiri, ini bukan apa-apa. Apalagi Sasuke tetap hidup, tidak seperti dua orang lain yang benar-benar pergi tanpa bisa dilihat lagi.

Namun tetap saja, tak bisa dipungkiri hatinya kembali berdenyut nyeri saat pikiran itu datang. Tapi dia bisa apa?

Tatapan Sasuke saat melihatnya justru penuh rasa takut, tanda betapa terlukanya pemuda itu karena dia.

Matanya terpejam sejenak. Kali ini Naruto benar-benar butuh tempat bersandar, jadi Naruto bangkit dari posisinya setelah menepuk debu dan tanah yang menempel di pantat. Lantas dia melesat dengan kedipan tubuh, pergi ke rumah seseorang yang akan dan selalu menjadi sosok orang tua dan keluarga dalam hidupnya.

#........#

Vote and comment please 💗

Please, Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang