11. Morning

1.1K 100 12
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

So, let's reading...

#…………….#

Apa yang dilakukan nya ini telah benar?

Apa--

Argh! Berhenti berfikir buruk, Uzumaki Naruto!!

Naruto memukul kepala nya dengan kepalan tangan, agar pemikiran-pemikiran buruk yang datang ke dalam hati nya pergi.

Sambil matanya terpaku pada siluet Sasuke yang kini terlelap nyaman dalam pelukannya, Naruto kembali berfikir tentang apa yang akan terjadi kemudian? Dia jelas mengingat ucapan Neji yang meminta nya hidup dengan damai, tapi itu sangat sulit dengan tak ada nya kehadiran Neji dalam hidup nya. Dan kini, dia dipaksakan untuk mengganti posisi Neji dalam kehidupan nya.

Naruto menghela nafas berat, haaah, ini telah terjadi. Tidak mungkin dia membiarkan Sasuke dalam bahaya saat dia bisa menolong pemuda itu. Bahkan dia mampu bersujud pada Raikage agar lelaki ini tak dihukum atas kesalahannya.

Naruto sedikit terkekeh saat ingatan itu hadir dalam pikirannya, dia masih ingat jelas wajah jengkel Neji kala dia pulang waktu itu. Lelaki itu sempat marah karena Naruto begitu sibuk dengan permasalahan sang sahabat. Membuat mereka berdua hanya memiliki sedikit waktu untuk bersama, padahal hubungan sedang manis-manisnya.

Bahkan Neji bertanya apa sebenarnya justru Naruto mencintai si pemuda Uchiha? Mengingat seberapa effort nya Naruto jika itu menyangkut Sasuke. Neji yang memelototi nya dengan mata Byakugan aktif, siap pergi karena emosi, jika saja Naruto tidak menarik lengan pemuda itu hingga si Hyuuga menabrak dada kokoh nya. Ah, sudahlah. Semakin diingat, semakin Naruto tak rela dengan kepergian kekasih nya.

Kini ada Sasuke dalam hidupnya, lelaki yang sekarang harus dia jaga seerat mungkin. Tapi dia tidak tau, apa bisa lelaki Uchiha itu menembus dinding hati nya yang telah tertanam nama Neji begitu dalam.

Setelah yakin kalau Sasuke benar-benar telah terlelap, pelan-pelan Naruto membaringkan kepala pemuda itu ke atas bantal, tak lama kemudian pelukannya juga ia lepas. Dia selimuti Sasuke hingga sebatas leher, dengan sebuah bantal guling ia letakan di samping pemuda itu, berjaga-jaga agar Sasuke tidak jatuh lagi.

Mengusap lembut kening si raven yang nampak berkeringat, lalu ia berjalan keluar, kembali ke kamarnya yang ada di samping ruangan tidur ini.

Naruto berbaring di atas ranjang dengan kedua tangan terlipat di belakang kepala. Iris sapphire nya menatap langit-langit ruangan yang gelap dan remang.

'Kau tau Neji, di saat seperti inilah aku sangat membutuhkan sosokmu. Kamu, yang selalu bisa paham apa yang sedang ku gundahkan,' batinnya.

Entah berapa lama ia hanya diam tak bergerak, hingga tanpa sadar kedua kelopak matanya mulai menutup. Naruto berharap mimpi buruknya tidak hadir malam ini. Terlalu nyeri di hati saat ia terbangun dengan ingatan kematian sepupu Hinata yang menjadi seseorang kesayangan nya itu.

Hanya beberapa jam berlalu, suara kokok ayam di kejauhan mulai terdengar, disusul kicauan burung-burung yang beterbangan mencari nafkah. Cahaya kemerahan sudah muncul di kaki langit, pertanda lampu semesta yang besarnya tak terkira itu akan segera kembali menerangi dunia, setelah sebelumnya langit dipenuhi gelapnya tinta malam.

Ya, pagi mulai merangkak datang.

Naruto sudah rapi dengan jaket oranye yang terpampang apik pada tubuh atletisnya, dia mau keluar untuk mencari sarapan. Tak ada keinginan memakai dapur yang sudah lama tak digunakan, mungkin kompor dan segala peralatan di dalam nya sudah berdebu. Entah, Naruto juga tak tau.

Sebenarnya dia malas sekali untuk keluar lagi dari lingkungan zona nyaman nya semenjak menjomblo. Tapi kalau dia menuruti keinginannya sendiri, mau dia beri makan apa lelaki yang ada di kamar sebelah itu?? Dikasih batu? Kan tidak mungkin. Lagi pula dia harus bertemu Sakura sebelum gadis itu pergi ke rumah sakit, meminta agar si Pinky memeriksa kondisi Sasuke yang jelas tak biasa.

Pintu kamar Sasuke yang tertutup, Naruto buka perlahan, tatapannya terarah pada pemuda di atas ranjang. Kening Naruto berkerut karena posisi tidur Sasuke seperti meringkuk. Khawatir Sasuke kembali sesak napas seperti semalam, segera ia bawa langkah kakinya lebih dekat. Sedikit bersyukur dengan helaan napas lega, sebab yang dia dapati adalah Sasuke masih tertidur nyaman, hembusan napasnya terdengar teratur. Lega karena kerisauan nya ternyata tak terjadi, jemarinya bergerak spontan mengusap pipi tirus si pemuda bersurai raven.

Sasuke membuka mata nya perlahan saat dirasa sebuah sentuhan lembut hadir mengaliri pipinya, hanya untuk mendapati sepasang mata seindah langit tanpa awan yang membius nya dalam sebuah ketenangan.

"Ah, maaf. Aku malah membangunkan mu," sesal Naruto, tangan nya yang bergerak mengusap wajah Sasuke menjauh perlahan, membuat Sasuke kehilangan sensasi kehangatan yang menjalar hingga ke sumsum tulang nya.

"Sas, aku mau keluar dulu, ya. Kau tak apa kan, sendiri dulu sebentar? Hanya beli makan untuk sarapan pagi, kok. Tidak akan lama," ucap si pirang memberitahu Sasuke, hanya dijawab anggukan singkat seperti sebelumnya.

"Ya sudah, kau istirahat lagi saja. Jangan terlalu banyak bergerak, tubuhmu masih lemas, kan,"

Lagi-lagi Sasuke hanya mengangguk. Tapi itu juga sudah cukup. Setidaknya Naruto tau respon apa yang diberikan si raven itu.

"Aku pergi, jaa."

Sasuke hanya menatap langkah Naruto yang semakin menghilang dari pandangan nya secara singkat, kembali memejamkan mata walau tidak tertidur lagi.

#.........#

Vote and comment please 💗

Just spoil, bakal ada chap yang bikin klean pengen banget ngehujat si Narto.

Please, Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang