32. The apple thing

1K 112 18
                                    

Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..

So, let's reading...

#…………….#

"Oi, Kurama!! Jangan buang sampah sembarangan!!" ketus Naruto yang hanya dibalas bola mata berputar malas dari si rubah.

"Baru ku lempar sisa apel, belum juga ku lempar bijuu dama!" Kurama bersungut-sungut, bahkan dia siap mau melempar lagi bekas apel yang masih ada di tangan. Habis muka Naruto minta ditampol sih, menurut si rubah.

Naruto mencibir melihat kelakuan menjengkelkan rubah chakra itu. Bisa-bisanya Kurama tak merasa berdosa setelah melempari dia bekas apel. Mana mukanya malah songong, lagi!! Benar-benar rubah yang tak berperike-naruto-an!!

"Kau lempar bijuu dama, ku kubur kau sama si Hidan di hutan Nara!" balas Naruto.

"Minta, Kuu! Aku juga mau apel. Gara-gara dilempar apel bekas kenapa aku jadi mau apel juga coba!"

"Ck, ambil sendiri! Kau kira aku babu mu?! Kurama-sama ini tidak mau jadi babu pirang jelek seperti mu! Hmph!" Kurama memalingkan wajah, dia juga mendengus malas. Ogah banget disuruh ngambil apel buat makhluk pirang dibawah sana! Apa untungnya coba?

"Oh ayolah, jangan pelit jadi makhluk, sempit kuburan mu nanti. Lagian kan kau tinggal petik, bola bulu!"

"Kau kira aku bisa jadi mayat?! Kurama-sama sang bijuu terkuat ini mana bisa jadi makanan cacing! Kalau kau baru bisa!"

"Aish, banyak bicara sekali ini bola bulu. Mumpung kau kecil begini ku lempar Rasengan ya! Tinggal petik juga!" Naruto melotot sebal. Untung sayang, kalau tidak dia Rasengan betulan bola bulu menggemaskan itu!

Kurama menggerutu, tapi tangannya memetik tiga buah apel berwarna kemerahan, lalu dia lempar lagi ke kepala Naruto tanpa perasaan. Semoga saja kena!! Kurama kesal mendengar ocehan si pirang yang minta apel kesayangan nya!

And gotcha!!

Pas sekali kena ubun-ubun Naruto yang entah kenapa jadi terlihat pitak karena lemparan oleh si rubah.

"Aduh! Yaaak!! Bisa tidak berikan nya pakai perasaan?! Kau kira kepala ku ini batu?!" pekik si pirang semakin kesal. Kepalanya serasa nyut-nyut!!

Kurama hanya tertawa sambil menunjuk-nunjuk wajah kecut si pirang, "makanya jangan minta apel ku! Beli sendiri sana."

"Cih, pohon nya kan ada di rumahku. Ya jadi itu punya ku, lah! Kata siapa itu apel punya mu?"

"Punya mu kan punya ku juga," sahut Kurama  dengan bahu bergedik.

"Ya kalau begitu punya mu juga punya ku! Sinikan apel nya!"

"Sudah ada di dekat otakmu, bodoh!!" seru Kurama  malas. Itu apel ada di bawah sana yang tadi mental kan cukup, masa harus dia beri lagi.

"Eh, iya yah," sahut Naruto sadar.

"Sudah ah, jangan berisik. Sasuke-ku sedang tidur ini, nanti dia kebangun bagaimana."

"Hmph!!"

Naruto sekarang mengabaikan dengusan rubah miliknya. Dia memfokuskan pandangan pada lelaki mungil dalam pelukannya, abai pada si rubah yang mendengus kesal.

Hmm, ngomong-ngomong, kenapa ya Sasuke perasaan makin kecil saja?? Berasa jadi Titan Naruto tuh. Tapi enak dipeluk kok, hehe.

Sasuke jelas akan terdistraksi dengan teriakan Naruto juga Kurama.

Oh iya lah, wong berisik!

Kelopak matanya mengerjap pelan. Dia hendak mengucek mata yang terasa perih, tapi dihalangi oleh Naruto. Sasuke sempat tersentak saat Naruto menangkap tangannya, tapi Naruto hanya diam dengan senyum tipis yang cuma sebentar. Dia sadar kalau Naruto masih setakut itu padanya.

"Hey, aku tidak akan menyakitimu, ya. Tenanglah."

Dia letakkan tangannya di pipi Sasuke yang memang cukup tirus itu. Perlahan, Sasuke mencoba menekan rasa takutnya. Meski tangannya masih mengepal, Sasuke mulai kembali bersandar, lagi pula dia tak bisa apa-apa. Belum lagi dia tak memiliki tenaga. Chakra miliknya benar-benar tipis.

"Kamu mau apel, Sasu?" tanya Naruto kala Sasuke sudah nyaman lagi.

"Hnn," gumamnya sebagai balasan.

"Iya atau tidak? Apelnya masih segar loh ini."

Sasuke menggeleng, dia malas mengunyah.

Tunggu dulu!!

Kenapa panas?!

Tiba-tiba perut Sasuke terasa panas, hingga Sasuke harus meremasnya.

"Kenapa, Sasu?" Naruto bertanya khawatir karena perut pemuda raven itu nampak diremas.

"Panas," gumam Sasuke lirih.

Dan kenapa rasa panasnya semakin terasa, seperti dibakar?

"Naru, panas, perutku panas."

Naruto jelas bingung, bukannya tadi masih baik-baik saja, ya? Kok bisa tiba-tiba begini?

Tapi melihat remasan tangan Sasuke di perut nya yang seperti makin dalam, dia lebih dulu menahan nya, tangan Sasuke dia genggam dengan tangan kirinya sendiri, sementara tangan kanannya berganti mengusap perut Sasuke dengan sedikit chakra dialirkan. Hanya sedikit, tapi Sasuke malah mencubit lengannya keras.

"Hentikan, itu malah lebih panas," pinta Sasuke.

Air mata menggenang di dua sudut matanya, jika Sasuke berkedip satu kedipan saja, genangan itu pasti akan segera menjadi aliran sungai di setiap pipinya. Sebegitu panas kah?

Kurama loncat ke atas kepala Naruto, sambil menggigit apel dia bicara pada Naruto untuk mencoba membawa Sasuke ke air. Panas kan lawannya dingin, dan air itu dingin. Panas juga identik nya api, dan jelas juga air adalah lawan dari api.

Jadi tanpa berlama-lama, Naruto segera berdiri, membawa Sasuke masuk ke dalam rumah, lebih tepatnya ke kamar.

Lelaki bersurai gagak itu Naruto dudukkan dulu di atas ranjang, sementara dia ke kamar mandi untuk mengisi bathtub.

Naruto mengernyitkan dahi saat melihat bathtub, ingat Sasuke yang tenggelam didalamnya. Dia mengisi bathtub itu hanya separuh. Tidak mau mengisi penuh.

#......#

Vote and comment please 💗

Hmmm, Lin kepikiran pengen bikin story about Regression, but masih Narusasu, gimana menurut kalian? Tapi baru kepikiran aja, loh. Belum bikin konsep atau tetek-bengeknya.

Please, Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang