58. Kesialan Hari Pertama

432 74 9
                                    

"Huhh... Capeknya." Ucap seorang gadis sambil menyeka keringat di dahinya.

Gadis itu terlihat tengah celingak-celinguk seakan sedang mencari sesuatu. Paras cantiknya ditekuk sambil sesekali gerutuan sebal keluar dari bibir merah mudanya itu. Matanya tengah sibuk menyapu satu persatu papan yang tergantung di atas pintu masing-masing ruangan. Ia termenung sebentar ketika menyadari kondisinya saat ini yang sama sekali buta akan denah sekolah yang baru dikenalnya selama masa orientasi siswa.

Lalu bagaimana ia bisa mencari sang ketua OSIS yang bahkan tidak ia tau nama ataupun ciri-cirinya?

Kalau saja sang ketua OSIS yang menurutnya sok misterius itu memperkenalkan dirinya sejak hari pertama mos berlangsung, tentu ia tidak akan kesusahan seperti ini.

Oh iya kita lupa memperkenalkan gadis manis berlesung pipi yang sedang menggerutu kesal ini.

Oh iya kita lupa memperkenalkan gadis manis berlesung pipi yang sedang menggerutu kesal ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namanya Grace Octaviani atau biasa dipanggil Gracie oleh teman-temannya. Setelah menghela nafas berat, Gracie kembali memulai pencariannya dan mulai mengecek satu-persatu ruangan yang ada, walaupun beberapa ruang tidak bisa dibuka karena terkunci. Sampai akhirnya ia berhenti di depan sebuah ruangan dengan dua pintu berwarna putih.

Gracie mendorong salah satu pintu itu hingga terbuka. Ia lalu menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan tersebut. Ternyata ini adalah sebuah gedung olahraga. Dengan berhati-hati, Gracie melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut. Ruangan itu tampak sepi dan sunyi, tentu saja begitu karena ini belum termasuk hari normal masuk sekolah. Ditelusurinya keseluruhan ruangan tersebut sampai akhirnya netranya terpaku ke arah sebuah sosok yang tengah tertidur di sudut ruangan.

Gracie terdiam sebentar, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk mendekati sosok tersebut. Langkahnya terdengar hati-hati karena takut akan mengganggu sosok pemuda yang sepertinya juga murid dari sekolah in-

Langkahnya terhenti ketika otaknya yang sangat pintar itu tiba-tiba terpikirkan sebuah hipotesa kuat yang tiba-tiba terlintas di benaknya.

Ketua OSIS.

"Gracie, karena kamu lupa membawa barang yang disebutkan, maka sebagai hukumannya kamu harus menemukan ketua OSIS dan membawanya kesini!"

Titah yang diberikan oleh salah satu kakak pembimbingnya kembali terlintas di benaknya. Jika ia disuruh untuk 'menemukan', itu berarti orang tersebut pasti sedang 'bersembunyi' kan?

Sejujurnya, ia tidak tau menahu bagaimana rupa sang ketua OSIS karena teman-temannya dilarang memberitahunya. Ia mendengus kesal, kalau bukan karena kesalahannya sendiri, ia tidak akan mau mengerjakan hukuman konyol seperti ini.

Setelah menghela nafas panjang, pandangan matanya kembali beralih ke arah sosok yang ia duga sebagai sang ketua OSIS. Jika dipikir-pikir lagi, tempat ini cocok sekali untuk dijadikan tempat bersembunyi, walau letak ruangannya lumayan jauh di belakang dari lapangan utama.

Gita & Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang