Sebuah tepukan tangan langsung membuat Zamora mendongakkan kepalanya.
"Hai jalang, dateng juga lo" Zamora langsung bangkit dari duduknya saat mendengar sapaan kasar yang di tujukan untuknya.
"Santai aja kali, ayo duduk lagi" dengan senyum semanis mungkin Agatha menyuruh Zamora duduk kembali.
Dengan pelan perempuan itu duduk kembali di bangku taman gadis cantik itu sedikit memberi jarak pada mantan kekasih dari suaminya. Tak ayal Zamora melakukan itu, ia sedikit mewanti wanti dirinya, takut jika Agatha tengah merancang sesuatu yang membahayakan dirinya.
Dalam hati, Agatha berdecih melihat raut tegang Zamora.
"Udah gue bilang santai aja, gak usah tegang gitu cantik".
"Aku biasa aja, kamu ngapain ngajak aku ketemuan di sini" diam diam Agatha tersenyum tipis, saat akhirnya Zamora membuka suara setelah sedari tadi perempuan hamil itu hanya diam.
"Sesuai pesan yang gue kirim kemarin. Gue minta, lo jauhin Gerald" Agatha mendekatkan wajahnya pada telinga Zamora.
"Atau, lo dan bayi yang ada di kandungan lo itu gue singkirin" Agatha kembali melanjutkan ucapannya, diam diam tangannya mengambil sesuatu yang ada di saku celana jeans yang ia kenakan.
"Gimana?" Tanya perempuan itu dengan licik, satu tangannya memutar mutar gunting yang berada di genggamannya.
Dengan wajah yang sedikit merah, Zamora bangkit dari duduknya dan memandang tajam Agatha yang malah tersenyum miring ke arahnya.
"Dasar gila" desis Zamora, tangannya langsung mengelus perutnya berusaha menenangkan kedua buah hatinya.
"Apa? Lo, bilang apa tadi?" Tanyanya dengan berpura pura tak dengar dengan ucapan Zamora tadi.
"Gue emang gila Zamora, makanya lo turutin perintah gue" Zamora menatap penuh benci pada Agatha yang tengah tertawa sumbang itu.
"Sampai kapanpun aku gak akan nurutin perintah busuk kamu itu".
Perempuan yang masih duduk di bangku taman itu langsung meradang, wajahnya memerah saat Zamora menolak perintahnya.
"Lo berani sama gue, hah?!".
"Kenapa aku harus takut?" Tantang Zamora yang semakin membuat Agatha
PLAK!
"Jalang sialan!" Makinya setelah dengan kuat menampar pipi Zamora hinggak meninggalkan bekas merah.
"Di bayar berapa lo jadi pelacur mantan cowok gue?" Tanyanya dengan nada yang menyakitkan bagi Zamora.
"Dasar perempuan gak tau diri!" Makinya.
"Hebat juga permainan busuk lo. Gue akui lo hebat bisa dapetin Gerald dengan cara murahan lo itu".
"Saking hebatnya, Gerald sampai ketipu sama muka lugu lo. Udah berapa banyak laki–laki yang nidurin lo, hm? Sampai lo berhasil jebak cowok gue?".
Zamora memejamkan matanya menahan sesak di dadanya, mendengar Agatha terus mencaci maki dirinya.
"Kenapa diem? Bener yang gue ucapin tadi? Dasar PE.REK" Agatha menekankan kata terakhirnya, perempuan itu tersenyum miring saat Zamora hanya bisa diam.
"Udah puas?" Zamora membuka matanya kembali dan menatap wajah Agatha.
"Hm? Gimana ya, sebenernya belum sih. Kalau anak lo mati, baru deh gue puas" Agatha tertawa sumbang setelah mengatakan kata kata itu.
"Tapi nanggung gak sih? Mending sekalian aja, lo sama bayi lo ini mati"
"Baru gue puas" bisiknya yang langsung membuat Zamora menjauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALAN GERALD (On Going)
Acak[ADA BAIKNYA FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] Maaf... Jika diri ini selalu menyakiti hati maupun fisik kamu, yang pada akhirnya kamu lebih memilih pergi dengan meninggalkan luka menganga di hatiku. -MAXUEL GERALD BRATAWIJAYA- Tuhan bolehkah a...