Normalnya, perjodohan adalah hal yang paling dihindari.
Siapa juga yang suka diatur hidupnya? Terlebih dalam hal memilih pasangan hidup. Seseorang yang akan menemani kita seumur hidup. Maka dari itu, harus teliti dalam hal menyeleksi.
Tapi bagi Kari...
Diluar rencana, cerita kedua yang akan aku posting tentang Leya dan alasan kenapa dia akhirnya gak lanjut sama Pak Derry lagi(Part 47)
Gak sesantai cerita Karin dan Mas Adjie tapi juga gak serumit itu juga dan aku akan ganti nama lengkap Leya di cerita NITN untuk kepentingan di cerita baru. Mohon pengertiannya 🤍🙏🏻
Here's the book cover teaser dan spoiler penggalan cerita mereka.
Tungguin yaaaa! (Sekitar semingguan lagi)
.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namun, dibanding marah, ada sesuatu yang lain mengganggujantung dan perutnya saat ia mengekorisuster jaga yang membawanya menuju salah satu ranjang di IGD.
“Permisi, Pak. Walinya sudah datang,” ujar sang suster sambil menyibaktiraigorden yang menutupi ranjang tempat seorang priaterbaring.
Dan kini, mata itu—mata yang dulu pernah memenuhidunianya—menatapnyalekat-lekat.
And here’s the look he serves after ten years?
Leya tidak bisa menahan salah satu sudut bibirnya yang terangkat.
“Darurat, sorry.”
Mendengar hal tersebut, gadis itu hanya bisa meloloskan helaan napas berat yang sedari tadi ia coba tahan. “even after ten years have passed, Bas?”
“I don’t even know kalau udah ganti ponsel dan melakukan transfer data, bahkan riwayat kontak daruratnya pun ikut pindah. Dunia udah canggih banget, Gal.”
Galeya Tamara.
Leya merasakan sesuatu mencelos di dadanya. Sejaksepuluh tahun lalu, ia telahmembombardir semua orang di sekitarnya dengan ancaman supaya berhenti memanggilnya dengan nama itu. Ia bahkan secara serempakmengajukan panggilan baru.
Leya.
Dan hanya Leya saja.
Kenapa? Karena ia ingin melupakan cinta pertamanya—cinta yang tidak pernah ia sangka akan kembali dalam hidupnya setelah satu dekadeberlalu.
“Terus ini harus ngapain? Apa yang harus diisi? Bisa transfer data wali gak? I mean, If you ask for my opinion, I refuse untuk menjadi wali. Better ganti orang lain aja.”
Deretan pertanyaan yang meluncur dari bibir Leya bukanlah sesuatu yang mengganggutelinga Bastian. Justru sebaliknya. Kalau bisa mengajukan permintaan, ia ingin Leya terus bicara. Jangan berhenti. Jangan diam.
“Bas,” Leya mencoba mendapatkan perhatian Bastian kembali dengan menjentikkan jarinya di depan wajah lelaki yang terlihat sempat bengong untuk sesaat itu. “I’m talking. Kalo ada orang ngomong tuh didengerin.”
“Nggak ada, Gal.”
“Apa?”
Bastian tidak mau ambil pusing, alih-alih menjawab, ia memilih untuk lalu menarik selimut hingga menutupisebagiandadanya lalu memejamkan matanya. “Gak ada orang lain buat gantiin and you knew that so damn well.”
“Oh, masih hobi nendang orang keluar dari hidup kamu, ya?”
Ouchie.
Bastian yakin kalau lukanya sekarang ada di bagian punggung dan bahunya, tapi kenapa kini rasa nyerinyaberpindah ke jantung?