Jeongin melangkah memasuki area dapur begitu ia mencium aroma masakan khas milik Felix. Ia yakin Felix pasti ada disana, dan seperti dugaannya. Felix memang ada didapur sedang sibuk membuat makan malam
Menyadari kedatangan Jeongin, Felix bersuara "Makan malam nya sebentar lagi selesai. Tunggu lah dimeja makan" ucap Felix tanpa menatap ke arah Jeongin
Jeongin sedikit pedih dengan nada suara Felix yang terdengar dingin padanya, bahkan namja itu tak menatap matanya ketika ia sedang berbicara. Seolah itu bukanlah Felix yang ia kenal
"A-aku ingin bicara, Lix-ah" ucap Jeongin sambil melangkah mendekat
"Aku akan pergi."
Langkah Jeongin seketika berhenti begitu saja setelah mendengar kalimat itu. Matanya menatap Felix nanar
"Maksudnya?" Tanya Jeongin dengan jantung berdebar
Felix melepas apron nya setelah menyelesaikan masakannya. Namja itu membawa semua hasil masakan nya ke meja makan sambil bersuara,
"Aku akan menyewa sebuah apartemen didekat sini dan tinggal disana." Ucap Felix
"Apa? T-tapi kenapa? Bukankah kau bilang akan tetap bersama kami setidak nya sampai bayi itu lahir?" Tanya Jeongin intens
Felix berbalik dan menatap Jeongin lurus "Benar sekali. Sampai bayi ini lahir." Ucap Felix sembadi tersenyum getir
Jeongin menatap Felix bingung "Tapi aku tidak bisa tetap satu atap dengan kalian dan membebani kembali pikiranku dengan hal-hal buruk. Dokter sudah memperingatkan ku bahwa ini kesempatan terakhir bayiku untuk survive. Aku tidak mau kehilangannya hanya karena masalah orang tuanya" ungkap Felix
"Tapi Lix, aku-"
"Aku akan bangunkan Lenny dulu." Ucap Felix sambil berlalu pergi
Jeongin terdiam ditempatnya. Rahangnya mengeras menahan gejolak aneh didada nya, emosi, sedih sekaligus kecewa. Entahlah, sulit baginya untuk menjelaskan seperti apa perasaan nya saat ini
Felix kembali masuk ke kamarnya dan melihat Lenny yang ternyata sudah bangun dari tidurnya dan sedang merapikan kamar nya. Felix tersenyum melihat putrinya tersebut dan segera menghampirinya
"Makan malam sudah siap, princess. Ayo turun?"
"Aku sudah mendengar semuanya, pa." Ucap Lenny sambil sibuk merapikan sprei kasur
Felix tecekat, nafasnya berhenti sebentar. "A-apa?"
"Aku baru akan turun, tapi tidak sengaja mendengar perbincangan ayah dengan papa didapur tadi" jawab Lenny, suara nya terdengar gemetar seolah sedang menahan tangis. Tapi anak itu masih sibuk merapikan tempat tidur
Felix diam, ia tidak tau harus menjawab atau memulainya dari mana. Sebenarnya ia akan memberitau Lenny soal ini setelah makan malam usai nanti, tapi... Ia kecolongan.
Tak mendapatkan jawaban dari Felix, Lenny seketika mengangkat wajahnya dan menatap sang papa lurus. Matanya memerah dan berkaca-kaca,
"Papa sudah bilang tidak akan meninggalkan ku kan? Lalu sekarang apa?" Sendu nya
Melihat Lenny yang hampir menangis, Felix pun segera berlari menghampiri nya dan berlutut didepan putrinya itu
"Maafkan papa, sayang. Papa tidak berniat pergi meninggalkan mu sama sekali, sungguh..."
"Lalu?"
"Papa akan pergi dari rumah ini, hanya untuk beberapa waktu saja. Papa perlu menenangkan diri papa sebentar..." Lirih Felix diakhir
"Kalau begitu aku ikut bersamamu. Bawa aku pergi bersama mu, papa" ucap Lenny
"Tapi p-"
"Papa bilang hanya sebentar kan? Kalau begitu bawa aku juga. Aku mohon, pa... Hiks. Jangan tinggalkan aku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐈𝐓𝐓𝐄𝐍 𝟐 ➣𝗢𝗡𝗚𝗢𝗜𝗡𝗚✎
Fanfiction⚠︎𝗙𝗘𝗟𝗜𝗫 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠⚠︎ "Aku sangat merindukan papaku" - Lenny "Kau bisa anggap aku sebagai papamu kalau kau mau" - (?) "Felix?" - Skz member WARNING!! BXB AREA! VOTE SESUDAH MEMBACA DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARYA ORANG! Edit by; alviana dnf Ran...
