Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Felix masih berada dikamarnya, kali ini ia tidak sendiri, ada Lenny juga bersama nya dan gadis itu sedang tidur dipangkuannya
Sejak pulang sekolah tadi, Lenny benar-benar tidak mau meninggalkan Felix sendirian. Ia takut kalau papa nya itu benar-benar akan pergi meninggalkannya
Felix mengusap surai putrinya itu penuh dengan kasih sayang, tatapannya sendu. Sejujurnya hatinya saat ini sedang berat sekali untuk memutuskan, seolah tidak ada pilihan lain selain menerima rasa sakit ini demi sang buah hati. Felix bukan tidak bisa, tapi dia hanya tidak memiliki pilihan lain
Banyak rasa sakit yang sudah terjadi disepanjang hidupnya dan ini bukanlah yang pertama kali. Seharusnya begitu, tapi entah kenapa yang ini rasanya jauh lebih menyakitkan dari semua rasa sakit yang telah ia terima sebelumnya.
Felix melirik ke arah jam digital di nakas, sudah waktu nya untuk menyiapkan makan malam. Dengan hati-hati Felix menurunkan kepala Lenny dari pangkuannya dan meletakkan nya di atas bantal
Kemudian perlahan-lahan ia pun turun dari kasur sebelum akhirnya pergi keluar menuju dapur.
Begitu tiba didapur, Felix langsung memeriksa lemari pendingin dan mengeluarkan beberapa bahan masakan untuk ia jadikan menu makan malam hari ini
-🦀-
Sementara itu disisi lain, tampak Jeongin sedang duduk sendirian dikamarnya (kamar tamu). Pria itu hanya diam di sofa yang ada dikamar tersebut tanpa melakukan apapun
Tatapannya kosong seolah sedang memikirkan sesuatu yang serius.
"Kenapa ayah tega lakukan itu pada Lixie ku? Apa yang telah ia lakukan hingga ayah sampai setega itu padanya? Apa kekurangan nya sampai ayah ingin berpisah dari nya?"
.....
"Papa sudah merawatmu dengan sangat baik, bahkan ketika ayah sedang mabuk malam itu, dia tetap merawatmu meski ayah melemparkan perkataan menyakitkan padanya"
.....
"Sejak dulu aku selalu melihat sikap egois dan dingin kalian padaku, kalian tidak pernah memperdulikan ku karena aku selalu mengingatkan kalian pada mendiang papa Yongbok. Tapi sekarang apa ayah? Ketika kalian benar-benar melihat sosok yang benar-benar mirip dengan mendiang papa, kalian justru semakin mencoba dekat dengannya. Kalian juga mulai bisa menerimaku karena kehadiran dirinya, bukankah itu cinta? Atau apa aku salah ayah?"
.....
Jeongin meremas kepalanya, ini semakin pusing sejak siang tadi. Bahkan wajahnya pun terlihat pucat sekarang
Perkataan Lenny tadi terus menghantui nya. Ia terus memikirkannya dan tidak bisa tidur meski hanya sebentar saja
"Tapi sekarang apa ayah? Ketika kalian benar-benar melihat sosok yang benar-benar mirip dengan mendiang papa, kalian justru semakin mencoba dekat dengannya. Kalian juga mulai bisa menerimaku karena kehadiran dirinya, bukankah itu cinta? Atau apa aku salah ayah?"
"Cinta?" Gumam Jeongin
"Kenapa sangat sulit bagiku melupakan mu, Hyung?" Lirih Jeongin dengan mata berkaca-kaca
"Bantu aku sedikit, Hyung... Aku telah melukai hati seseorang dan sekarang putri kita menjadi sangat bersedih untuk itu"
Disaat Jeongin sedang menunduk karena tangisan nya yang mulai pecah, tiba-tiba angin berhembus dengan sangat kencang melalui jendela kamar nya yang terbuka.
Suasananya sunyi, hanya menyisakan isakan kecil dari Jeongin hingga tiba-tiba...
"Kenapa sekarang kau menjadi cengeng sekali, Iyen-ah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐈𝐓𝐓𝐄𝐍 𝟐 ➣𝗢𝗡𝗚𝗢𝗜𝗡𝗚✎
Fanfic⚠︎𝗙𝗘𝗟𝗜𝗫 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠⚠︎ "Aku sangat merindukan papaku" - Lenny "Kau bisa anggap aku sebagai papamu kalau kau mau" - (?) "Felix?" - Skz member WARNING!! BXB AREA! VOTE SESUDAH MEMBACA DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARYA ORANG! Edit by; alviana dnf Ran...
