⚠︎𝗙𝗘𝗟𝗜𝗫 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠⚠︎
"Aku sangat merindukan papaku" - Lenny
"Kau bisa anggap aku sebagai papamu kalau kau mau" - (?)
"Felix?" - Skz member
WARNING!!
BXB AREA!
VOTE SESUDAH MEMBACA DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARYA ORANG!
Edit by; alviana dnf
Ran...
(PENGUMUMAN!!!) -SELURUH BAGIAN CERITA AKAN DI REVISI ULANG KE NASKAH YANG LEBIH SANTAI, JADI MOHON MAAF KALAU ADA NASKAH YANG BERUBAH DI PART-PART SEBELUMNYA🙏🏻
Beberapa hari setelah kejadian itu, Lenny pulang sekolah seperti biasa. Tapi bukan ke rumah lamanya melainkan ke rumah Felix. Sejak keputusan besar diambil oleh semua orang dewasa dalam hidupnya, ia dan sang ayah memutuskan untuk tinggal sementara di rumah pria itu. Mereka semua sepakat, sampai surat perceraian Felix dengan kedua istrinya keluar, tempat ini akan menjadi rumah mereka.
Tujuannya sederhana, begitu semua selesai, mereka akan membawa Felix pergi. Ke tempat baru. Hidup baru.
Langkah Lenny pelan menapaki lantai rumah yang mulai ia hafal setiap sudutnya. Tapi alih-alih menuju kamarnya, gadis itu malah langsung menuju kamar Felix. Ada kerinduan yang membuatnya ingin segera bertemu dengan pria yang kini perlahan menjadi sosok "calon papa" dalam hidupnya.
Namun, kamar itu kosong. Sepi. Tak ada bayangan Felix di sana.
Dahi Lenny mengerut, sedikit bingung. Tapi hanya sebentar. Ia segera berbalik, lalu berlari kecil ke ruang tengah. Instingnya cukup tajam dan benar saja, di sana, dua orang ayahnya sedang duduk santai. Masing-masing memegang cangkir kopi dan asyik menonton acara TV.
"Eoh? Kapan kamu pulang, sayang?" tanya Han begitu melihat Lenny masuk.
"Sepertinya di kolam. Tadi ayah lihat dia jalan ke arah sana," jawab Jeongin dengan nada santai.
"Baiklah!" Lenny tak membuang waktu. Ia langsung melesat ke arah kolam belakang, rambut panjangnya terayun ringan tiap langkahnya.
Dan di sanalah dia—Felix, duduk di kursi santai tepi kolam. Buku terbuka di pangkuannya. Sinar matahari sore menyinari rambut coklat keemasan miliknya, dan Lenny tak bisa menahan senyum.
Felix menoleh. Senyumnya langsung mengembang saat melihat gadis itu. Ia meletakkan buku, duduk tegak, dan menatap wajah manis di hadapannya.
"Bagaimana harimu?" tanyanya lembut.
"Tidak ada yang menyenangkan... sampai aku pulang dan lihat kamu lagi," balas Lenny dengan cengiran kecil.
Felix tertawa kecil. “Kamu ini bisa aja.”
"Baiklah. Sekarang mandi dulu, ya? Kamu bau matahari banget," godanya sambil mencubit pipi Lenny pelan.
"Siap, Ketua!" jawab Lenny sambil memberi hormat palsu dan pergi sambil terkikik geli.
Felix hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah gadis itu. Setelah Lenny menghilang dari pandangan, ia mengambil kembali bukunya, siap melanjutkan bacaannya. Namun belum sempat ia membuka halaman yang tadi, suara lain memanggil dari belakang.
"Felix?"
Felix menoleh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.