Prolog

22.3K 1K 21
                                    

Derap langkah memecah keheningan dan kesunyian malam bulan purnama di sebuah gang sempit. Langkahnya terkesan tergesa-gesa, ia berlari dengan kecepatan penuh begitu suara gerombolan langkah kaki makin terdengar di belakangnya.

Sesekali kepalanya menoleh ke belakang, memastikan segerombolan pria dengan badan besar dan pistol di tangan mereka tak mendekat ke arahnya yang berlari dengan langkah terseok-seok. Ia memegang lengan kirinya yang terkena tembakan dan darah keluar memenuhi jas hitam pekatnya.

Pria dengan perawakan tinggi itu cepat-cepat bersembunyi di balik gerobak yang dipenuhi oleh pot-pot bunga begitu mendengar derap langkah lain menuju ke arahnya. Ia terperosot jatuh―sembari memegang lengan kirinya yang terasa begitu perih. Dicobanya mengumpulkan segenap kekuatan dan ketajaman pendengarannya untuk memastikan derap langkah tersebut.

Ia dapat melihat sekelabat bayangan pria-pria yang menembaknya tadi berjalan melewatinya dan derap langkah itu menghilang dari pendengarannya. Menarik napas lega, pria itu meringis kesakitan merasakan dua tembakan di lengan kirinya, seakan kembali menyadarkan ada peluru yang mengenai lengannya. Perihnya benar-benar tak terkira, terasa lebih menyakitkan daripada tertusuk―karena dengan begitu ia dapat melepaskan benda yang menusuknya dan rasa sakit itu berkurang.

Kali ini tidak, dua peluru itu masuk ke dalam lengannya dan ia tak bisa mengambilnya begitu saja. Detik-detik merasakan sengatan di lengannya, pandangannya mulai kabur dan rasanya semua kesakitannya menghilang secara perlahan begitu juga dengan semua yang disekitarnya menjadi hitam.

The Joseon Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang