Chapter 7

7.6K 750 16
                                    

Mi Young merasa begitu lega saat ia memasuki kawasan perayaan, Lee Donghae langsung datang dan menghampirinya dengan sukacita, bahkan mulai mengenalkannya kepada beberapa koleganya. Mi Young dapat bernapas lega saat pria itu berkata bahwa mereka hanyalah teman masa kecil yang sangat akrab. Beberapa dari mereka memuji kecantikan Mi Young yang banyak membuat decak kagum para tamu. Dan tak banyak juga yang iri dengannya dan mencemoohnya dalam bahasa yang halus.

"Donghae-ssi, aku tak menyangka kau berteman juga dengan perempuan seperti ini." Kata seorang gadis berhanbok kuning cerah yang menatap Mi Young dengan mencela.

"Kau benar Mina, apakah orangtuamu tidak malu mengundangnya ke acara yang banyak dihadiri oleh para pejabat? Bahkan Putra Mahkota dan Putri Mahkota akan hadir..." kata gadis dengan hanbok hitam dan tersenyum mengejek menatap Mi Young.

Mi Young tidak marah, ia hanya tersenyum membalas hinaan dua perempuan itu. Lain halnya dengan Donghae, ia membela Mi Young habis-habis dengan mengatakan Mi Young dulunya seorang dari kalangan menengah keatas sebelum kematian kedua orang tuanya. Ia juga menceritakan kecerdasan Mi Young yang hampir sama dengan para sarjanawan.

Dan pada akhirnya kedua perempuan licik itu pergi dari hadapan mereka karena tidak tahan dengan balasan sindiran Donghae yang menuduh mereka berdasarkan fakta, mereka tak lebih dari putri seorang pejabat yang tak berotak dan hanya bisa menghambur-hamburkan uang ayah mereka dan mencoba mencari lelaki kaya untuk dijadikan suami.

"Aku ingin meminta maaf karena mereka..."

"Animnida (tidak), Donghae-ssi." Mi Young menyentuh bahu Donghae dan tersenyum. "Mereka mungkin hanya cemburu karena sepanjang acara kau bahkan hanya berbicara denganku dan tidak dengan mereka."

Menanggapi itu Donghae hanya tertawa, "Mereka hanya iri denganmu, Mi Young-ah. Kau yang paling cantik malam ini."

Baginya pujian dari Donghae malam itu tak berarti apa-apa untuknya. Dia memang sudah sering mendengar orang-orang mengatakan dia cantik. Tapi mereka tidak tahu bahwa Mi Young bahkan kurang nyaman setiap orang membicarakannya seperti itu. Dia memang rendah hati dan rasanya salah bila ia harus bangga karena wajah yang didapatkannya adalah berkah dari Dewa dan rasanya salah membanggakan sesuatu yang didapat secara cuma-cuma.

Kedatangan Putra Mahkota dan Putri Mahkota tak lama banyak menyita perhatian sehingga Donghae segera menyambut kedatangan mereka dan meninggalkan Mi Young sendirian. Mi Young bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia tak mengenal siapa pun kecuali orang tua Donghae dan pria misterius yang bisa berbicara bahasa Korea dan Jepang dengan fasih.

Dimana pria itu?

Tanpa sadar kepalanya sudah berputar mencari sesosok pria tadi. Mi Young sendiri heran dengan dirinya, seperti ada magnet yang menarik seluruh perhatiannya pada Choi Siwon. Pria itu bukan hanya saja tampan, tetapi memiliki kharisma yang bahkan tak bisa ditolaknya. Walaupun ia juga memiliki aura menakutkan disekitarnya.

Mi Young berusaha menjauh dari kerumunan anggota Kerajaan yang tengah berjalan ke arahnya. Dia langsung melenggang pergi―selain karena ia tak tertarik dengan semua yang berbau Istana, Mi Young hanya sedang merasa tidak ingin menunduk untuk memberi hormat pada sang penerus.

Langkahnya terus berjalan menuju Lampion yang sekarang menjadi pusat perhatiannya. Di setiap tempat tak sedikit lampion yang bertaburan, menampakkan keindahan warna dan bentuknya, ditambah lagi gambar dari kertas yang dibentuk adalah bunga teratai, seperti hanbok yang dikenakannya saat ini.

Mi Young tersenyum dan menyentuh lampion yang letaknya agak jauh dari kerumunan―karena ia ingin menikmati momen kesendiriannya. Ia bahkan bertanya-tanya bagaimana cara membuat ini? Saking indahnya ia bahkan sampai termangu lama menatapi keindahan lampion di tangannya.

The Joseon Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang