PART 1
Dinasti Joseon, 1759. Tiga puluh tahun yang lalu;
Pada mulanya, Fraksi (alat kelengkapan badan legislatif yang terdiri dari beberapa partai) Utara hingga selatan ada berdampingan saling membantu, menjalankan tugas mereka sebagai wakil rakyat dalam kabinet Negara bersama-sama dan dalam satu persatuan. Setelah beratus-ratus tahun yang lalu antar fraksi saling bermusuhan dan berebut kursi kabinet dalam pemerintahan, mendiang Raja sebelumnya berhasil menyatukan antar fraksi.
Namun sayangnya, semuanya tak dapat bertahan lama setelah beliau meninggal dunia. Karena adanya perbedaan adalah celah dari perpecahan. Fraksi Utara dan Barat memiliki ideologi yang berbeda dengan fraksi selatan dan timur. Dan inilah awal dari bencana yang sering terjadi di istana.
30 tahun lalu, Fraksi Timur menguasai kabinet Negara dikarenakan kepercayaan dan dukungan yang besar Yang Mulia Raja kepada partai tersebut, walaupun jumlah anggota yang ada tidak melebihi fraksi yang lainnya. Fraksi Selatan mendukung penuh Fraksi Timur hingga mereka memutuskan untuk bergabung. Tidak hanya karena mereka memiliki ideologi serta visi misi yang sama dalam pemerintahan, Fraksi Timur juga didukung oleh para anggota istana. Sebut saja, Sang Raja dan Ratu Joseon yang memang dari awal berada di fraksi timur.
Ratu Hong Soo Hyun, Ibu kandung dari Choi Siwon pada mulanya hanyalah seorang anak yatim piatu yang diangkat oleh salah satu Selir Raja sebelumnya karena selir tersebut tak memiliki anak sama sekali (hal ini sah-sah saja namun anak angkat tidak akan mendapat gelar putri istana).
Raja Choi Kiho, jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ia masih menjadi Putra Mahkota di usia remajanya, pada kecantikan Hong Soo Hyun yang saat itu sering mengunjungi ibu angkatnya di istana.
Bukan hanya memiliki wajah cantik, Hong Soo Hyun juga berhati mulia. Mungkin karena pada awalnya ia bukanlah siapa-siapa sebelum diangkat oleh seorang Selir Raja, dia menjadi seorang Ratu yang baik hati, rendah hati dan lembut pada siapa saja.
Bagai langit yang telah melukiskan garis takdir mereka, Hong Soo Hyun pada akhirnya berhasil terpilih menjadi kandidat pertama Putri Mahkota yang paling memenuhi syarat (kecantikan, budi pekerti, tata adat istana, dll) setelah mengikuti proses audisi pemilihan Putri Mahkota yang diikuti oleh beberapa putri-putri bangsawan (walaupun ia anak angkat, berkat pengaruh ibu angkatnya yang seorang Selir, ia dapat mengikuti audisi).
Setelah Hong Soo Hyun dilantik menjadi Putri Mahkota lalu menjadi Ratu atas Joseon, terjadilah pro dan kontra istana, terutama pada Fraksi pihak Timur dengan Barat. Bagi istana, pernikahan kerajaan dapat dilakukan untuk kenyamanan, maupun untuk kepentingan partai politik, menjadikan pendamping Raja sebagai alat untuk memerintah istana.
Fraksi Timur tentu saja memihak dan menyetujui serta mendukung penuh posisi Hong Soo Hyun di atas tahta. Karena pada mulanya, Ibu angkat Soo Hyun, sang selir mendukung fraksi Timur. Posisi ini tentu saja menguntungkan bagi Partai Timur dan Selatan yang saling bekerja sama.
Sedangkan Fraksi Barat yang pada mulanya berambisi untuk menguasai kursi kabinet, tentu saja menjadi kontra atas putusan ini. Selain karena makin kecil kekuasaan yang dimilikinya, Fraksi barat yang ternyata dibalik layar melakukan KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) makin tak dapat melebarkan perbuatannya.
Seperti yang telah dikatakan, pada umumnya pernikahan Kerajaan hanyalah sebagai alat untuk kepentingan politik. Baginda Kiho lalu mengambil beberapa selir beberapa tahun setelah ia naik takhta. Sesuai tradisi, selir-selir yang diangkat dari berbagai tingkatan memiliki tugas untuk membantu Ratu menjalankan sistem Istana dalam.
Salah satunya adalah Selir Moon Jang Gyeong, selir tingkat pertama Raja Kiho, ibunda kandung Choi Minho. Dia dijuluki sebagai perempuan tercantik di istana pada masanya, bahkan desas-desus mengatakan kecantikannya melebihi kecantikan Hong Soo Hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Joseon Princess✔
Historical Fiction"Naga emas yang memeluk bulan akan menimbulkan bencana, pada bulan itu sendiri. Ketika bulan terus berada dekat dengan matahari, bulan akan menjadi merah, semerah darah. Bulan itu, berada dalam bahaya." *** Dinasti Joseon, 1789 ...