Chapter 22

7.3K 663 44
                                    

Pagi hari, Hyun Shik masuk dan menemukan kamar Siwon yang begitu berantakan, porak poranda dimana-mana. Sejak semalam, bahkan ketika hari mulai berganti dan matahari berada di puncak sinarnya, pria itu tak menampakkan batang hidungnya dimana pun.

Hyun Shik menutup daun pintu di belakangnya, dan mengedarkan pandangannya kesekitar. Dahinya berkerut menatap pemandangan di depannya. Kaca besar yang menempel di dinding pecah dan serpihannya jatuh di lantai marmer, bertebaran dimana-mana. Posisi kursi kerja berbahan kayu pun terbalik dan patah di bagian kaki kursi. Seluruh barang yang semula berada di atas meja jatuh tak bersisa.

Siwon tengah duduk memunggunginya, menatap ke arah luar jendela yang menunjukkan pemandangan taman halaman belakangnya, halaman belakang yang selama ini dirawat oleh Mi Young.

Hyun Shik menghela napas ketika ia berjalan ke arah pria itu, menatap punggung kekar tuannya yang seakan menyimpan beban yang begitu berat di pundaknya.

"Yamato-sama?"

Siwon tak menyahut.

Hyun Shik memutuskan untuk melangkah mendekat ke arah pria itu hingga pada akhirnya ia sampai di samping pria itu. Siwon benar-benar berantakan sekarang. Dahinya mengkerut samar, matanya merah dan berkantung mata.

"Anda sepertinya tidak tidur semalam, Yamato-sama?"

Siwon tak berkutik, seperti tengah larut dalam pikirannya sendiri.

Hingga akhirnya, Hyun Shik memberanikan diri untuk menanyakan pertanyaan yang selama ini dipendamnya, "Tidakkah anda seharusnya mengutarakan perasaan anda yang sebenarnya pada Mi Young agassi?"

Perkataan Hyun Shik rupanya berhasil menarik perhatian Siwon yang langsung menoleh ke arahnya, masih dengan kerutan di dahinya. "Perasaan apa maksudmu?" desisnya dingin.

"Saya yakin... anda sebenarnya memiliki perasaan yang lebih pada Mi Young agassi. Perasaan anda lebih dari peduli dan tertarik."

Siwon menaikkan sebelah alisnya dengan miris dan tertawa kosong, "Apa maksudmu... cinta?"

Hyun Shik diam, pertanda ia mengiyakan tebakan tuannya. Sedangkan Siwon menggeleng pelan, seakan tak dapat menerima kenyataan yang sebenarnya terjadi. "Apa maksudmu ini cinta yang sama yang dialami ibuku?"

"Paling tidak anda harus meminta maaf pada agassi atas perbuatan anda semalam."

Siwon mengalihkan pandangannya kembali ke arah jendela di depannya, menatapnya kosong. "Pergilah, aku ingin sendiri."

Hyun Shik mengangguk dan membungkuk pelan sebelum ia keluar dari ruang kerja Tuannya, meninggalkan Siwon yang masih terdiam menyelam ke dalam pikirannya. Diam-diam ia merenungi kata-kata Hyun Shik, membuat sesuatu di hatinya terketuk.

Cinta?


***


"Anda harus makan, agassi."

Sora begitu iba melihat Mi Young yang sedari pagi hanya berbaring meringkuk di dalam kamar, tak ada niat untuk beranjak maupun untuk makan. Sora khawatir bila nonanya terus seperti ini, Mi Young bukannya sembuh namun akan semakin buruk kondisinya.

Terutama dengan apa yang dialaminya semalam.

Sora bukannya tidak tahu apa yang dialami Mi Young. Ia dan beberapa pelayan yang semalam berada di luar bahkan dapat mendengar teriakan Mi Young yang menggema memenuhi ruangan, membuat mereka makin bergidik ketakutan.

"Yamato Daegam pasti kha..."

"Jangan sebut namanya."

Sora terdiam mendengar gumaman Mi Young. Nadanya begitu pelan hingga ia yakin nonanya bahkan kesusahan mengucapakannya. Gadis itu masih tetap memungginya. Seakan tak ingin melihat kondisinya yang begitu mengenaskan. "Agassi..."

The Joseon Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang