Menahan ketakutannya, Mi Young tanpa sadar sudah berjongkok dan menyenggol bahu pria berbadan besar itu pelan.
"Tuan? Tuan?" Panggilnya dan pria itu hanya kembali melenguh, seakan tak ingin kembali ke kesadarannya.
"Apa yang harus kulakukan?"
Mi Young mendesah dan menggigit bibirnya. Teringat akan perkataan almarhum ayahnya, Mi Young mengeluarkan isi gerobaknya dan menaruh turun semua pot-potnya. Sedikit kesusahan, ia mengangkat pria itu dan berusaha menaruhnya ke dalam gerobaknya.
Ini benar-benar gila. Pikirnya.
Akhirnya badan pria tanpa nama itu berhasil masuk ke dalam gerobaknya dan ia menutup badan pria itu dengan kain yang kebetulan ditemukannya tak jauh darinya.
Beruntung sekali karena letak gang dengan rumahnya begitu dekat sehingga ia tak perlu repot-repot dicurigai dengan apa yang dibawanya. Ia langsung mengeluarkan badan pria itu dari gerobak dan menaruhnya di kamar milik ayahnya yang kosong.
Rasanya lengan dan pundaknya kini pegal-pegal. Bagaimana tidak, badan Mi Young begitu kecil dan dari perawakannya dia terlihat lemah dan rapuh. Dan dia harus mengangkat seorang pria yang mungkin beratnya dua kali lipat darinya. Paling tidak, niatnya baik kali ini. Begitulah yang sering ayahnya nasihatkan sejak ia masih kanak-kanak.
Apa yang kau tabur akan kau tuai. Jadilah seorang wanita yang berbudi luhur dan membanggakan keluarga. Jangan berbuat keji dan lakukanlah kebaikan.
Mi Young langsung melepaskan jas hitam pria itu dan sedikit terpana dengan jenis pakaian yang berada di tangannya. Dia sering melihat orang-orang di pelabuhan mengenakan ini namun menyentuh dan melihatnya sedekat ini seakan menjadi sebuah kesempatan bagi Mi Young yang begitu mencintai pengetahuan.
"Eunghh..."
Pria itu melenguh kembali, secara total membalikkan kesadaran Mi Young sehingga matanya menatap pria itu. Barulah ia sadar pria itu benar-benar tampan. Kulitnya sedikit kecoklatan (mungkin sering terkena paparan sinar matahari), hidungnya sangat mancung, tulang pipinya begitu menonjol dan rahangnya terlihat kokoh. Alisnya tebal namun sangat rapi.
Sedikit malu karena Mi Young belum pernah melihat pria setampan ini sebelumnya. Sambil berusaha meredam degupan jantungnya yang berdetak begitu keras, Mi Young kembali melucuti kemeja putih yang dipakai pria itu. Dan pada akhirnya pria itu bertelanjang dada, menyisakan pemandangan menakjubkan yang pertama kali dilihat Mi Young.
Mi Young menelan ludah. Dadanya begitu bidang, terlihat kuat dan kekar, ditambah lagi otot bisep yang berada di lengannya, seakan-akan menginformasikan bahwa pria ini telah berlatih untuk kekuatan fisiknya.
Sempurna. Itulah yang dipikirkan Mi Young.
Mi Young mengernyit melihat sebuah tato bergambar naga jelas tercetak di lengan kanannya. Baru kali ini juga ia melihat seseorang menggambar tubuhnya. Ia mencoba untuk tak mengiraukan dan kembali focus dengan luka pria itu.
Kasihan sekali pria itu. Lengan kirinya terdapat dua bekas tembakan dan Mi Young harus berusaha melawan kejijikannya terhadap darah untuk menyelamatkan pria itu.
Untung saja dulu Mi Young pernah belajar ilmu keperawatan -sekali lagi dia adalah orang yang sangat mencintai pengetahuan dan ia sangat cerdas.
Mi Young segera mengambil peralatan P3K nya dan mengambil penjepit alumunium. Dia melihat lengan pria itu dan menemukan peluru yang tertanam tak begitu dalam. Dia menelan ludahnya dan berdoa pada sang Dewa semoga ia kali ini berhasil melakukan apa yang menurutnya benar.
Dia mengambil kedua peluru itu dengan cepat dan dapat mendengar lenguhan kesakitan pria dihadapannya. Matanya masih terpejam namun ekspresinya seakan begitu meresapi betapa perih lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Joseon Princess✔
Historical Fiction"Naga emas yang memeluk bulan akan menimbulkan bencana, pada bulan itu sendiri. Ketika bulan terus berada dekat dengan matahari, bulan akan menjadi merah, semerah darah. Bulan itu, berada dalam bahaya." *** Dinasti Joseon, 1789 ...