Chapter 27

7.6K 745 57
                                    

"Abbamama..."

Baginda Raja mengangkat tangannya, melepaskan Gat (topi yang biasanya digunakan untuk kaum bangsawan) dari kepalanya dan meletakkannya di atas sofa di dekatnya. Senyumnya tiba-tiba terangkat, menatap Siwon dengan sendu.

"Kita akhirnya bertemu, Siwon-ah."

Siwon mengerjap, memastikan penglihatannya. Bingung. Dia tidak tahu apa yang harus ia katakan maupun diperbuat. Ini begitu tiba-tiba. Baru saja ia senang Mi Young telah sadar, dan kini di hadapannya berdiri ayahandanya yang sudah selama 15 tahun tak bertemu.

Memilih untuk mengeraskan hatinya, Siwon menatap Baginda dengan kerutan dahinya, "Apa yang abbamama lakukan di sini? Bagaimana abbamama bisa mengetahui aku di sini?"

"Aku datang untuk menemuimu," katanya sebelum beliau menghela napas, "Ada yang harus kubicarakan."

Siwon memajukan langkahnya, melangkah mendekat dengan senyum mirisnya, "Apa lagi yang abbamama bicarakan? Apakah ini mengenai Putra Mahkotamu? Atau tentang Permaisurimu? Atau..."

"Aku hanya merindukan dan ingin menemui putraku."

Siwon terdiam, menatap Raja yang menatapnya dengan nanar.

"Lima belas tahun," Baginda kembali berbicara, "Lima belas tahun aku tidak bertemu dengan putraku. Lima belas tahun aku membawa rasa bersalah akan ketidakpercayaanku padanya. Aku memang seorang Raja, tapi aku juga seorang ayah. Siwon-ah..."

Raja melangkah lebih dekat ke arah Siwon yang masih mematung di tempatnya, hingga kini jarak mereka makin terkikis dan mereka saling berhadapan, "Maafkan ayahmu."

Siwon menaikkan satu alisnya, merasa terganggu dengan permintaan maaf Baginda, "Maaf? Abbamama baru mengucapkan kata maaf setelah lima belas tahun?" tanyanya dengan sarkas, disambut tawa kosongnya yang memecah keheningan nan mencekam, "Lalu apa? Lalu apa setelah abbamama meminta maaf? Abbamama tidak dapat mengembalikan apa yang terjadi! Bahkan Minho masih tetap berada di posisi itu?"

"Aku bisa." kata Baginda membuat dahi Siwon mengernyit. "Adikmu itu melakukan kudeta, dan aku akan segera menghukum mereka yang melakukan kejahatan lima belas tahun yang lalu. Semuanya."

Kudeta? Siwon terpaku, mendengar penuturan ayahandanya. 

"Siwon-ah."

Panggilan Baginda membuat Siwon yang semula tengah berpikir kini menoleh.

"Kembalilah." tutur Raja dengan suara dalam nan bijaksananya, membuat Siwon lagi-lagi terperangah. "Kembalilah ke Istana. Kembalilah ke posisimu yang seharusnya."

Siwon menggeleng, "Aku masih tidak mengerti."

Kini senyum sedih Raja terangkat, "Aku memberikan posisi Putra Mahkota untukmu."

Siwon mengerjap, mencoba untuk mencerna semuanya. Ketika ia sudah mulai memahami kondisi yang sebenarnya terjadi―baik di Istana maupun pada dirinya―ia mengernyit, bentuk ketidakpercayaannya.

"Apakah abbamama sadar apa yang telah abbamama katakan? Joseon mengira bahwa aku telah meninggal. Dan bukankah abbamama sendiri yang menggulingkanku dan mengusirku dari Istana?"

Raja menghela napas kasar. Ia sudah menduga, Siwon masih belum dapat memaafkannya, masih saja mengungkit-ungkit kesalahan masa lalunya. "Aku melakukannya untuk melindungimu. Semua bukti mengarah padamu. Hanya ini satu-satunya cara untuk tetap membuatmu hidup dan tidak menerima hukuman mati."

Tiba-tiba perkataan Mi Young tempo hari menohoknya.

"Kurasa, ada alasan kenapa Kaisar lebih memilih mengusir dibanding dengan mengeksekusi daegam. Tidakkah ini artinya Baginda masih ingin daegam hidup?"

The Joseon Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang