Raja memijat pelipisnya pelan, mencoba untuk mencerna semuanya. Dan pada akhirnya beliau menghela napas panjang, "Aku mengerti," ada jeda sebelum ia kembali berkata, "Pada akhirnya, semuanya akan kembali pada takdir yang seharusnya."
"Ada satu hal yang hamba ingin pastikan, Jeonha." Gukmu Kang memberanikan dirinya sebelum bertanya.
"Katakan," Raja masih memijit pelipisnya.
"Apakah anda benar-benar yakin dengan keputusan anda? Mengembalikan posisi Putra Mahkota padanya? Setelah Yang Mulia menyuruh Putra Mahkota untuk datang ke acara festival tersebut, semuanya akan kembali semula. Anda tahu betul apa yang akan terjadi, seperti yang telah hamba beritahukan pada Yang Mulia."
Raja melepaskan tangannya dan menegakkan tubuhnya, "Aku tahu apa yang kulakukan. Aku diam selama 15 tahun, dan saatnya aku mengembalikan apa yang seharusnya takdir tempatkan dari awal. Termasuk kau, Gukmu Kang."
Gukmu kang menelan ludahnya kesusahan begitu melihat tatapan penuh kebencian dari Baginda. Ia tahu ia pantas mendapat tatapan benci seperti ini, karena bagaimana pun juga ia ikut dalam konspirasi pembunuhan Ratu terdahulu.
"Kau tahu betul konsekuensi apa yang akan kau tanggung." Raja menatap Gukmu Kang yang tiba-tiba menunduk. "Kau bisa dihukum mati."
Gukmu Kang memejamkan matanya untuk meredakan rasa takut dan keterkejutannya atas perkataan Raja. "Bila itu yang dapat hamba lakukan untuk menebus segala dosa hamba, hamba rela dihukum seberat apa pun."
Raja terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Kau harus mengatakan semuanya di depan pengadilan."
Gukmu Kang menganga, tahu betul maksud tersembunyi perkataan Raja, "Jeonha! Tidakkah anda sadar ini akan menimbulkan bencana besar di istana! Akan terjadi pertumpahan darah, bau kematian akan berada dimana-mana."
"Aku tahu apa yang kulakukan." desis Raja, membuat Gukmu Kang bungkam. "Satu-satunya cara untuk mengembalikan garis takdir adalah... mengungkap kejahatan 15 tahun lalu hingga tuntas. Kau harus melakukannya, Gukmu Kang."
Gukmu Kang hanya terdiam mencerna semuanya. Ini memang harus terjadi. Dari awal ia mendapat penglihatan, ia sudah berkomitmen dan berjanji pada langit untuk mengembalikan semuanya pada tempat yang seharusnya. "Baik, Jeonha. Hamba akan melakukan seperti yang anda perintahkan."
Setelah itu Gukmu Kang keluar dari ruangan kerja Baginda sebelum menunduk dalam memberi hormat. Raja menarik napas berlebihan dan menopang pelipisnya, merasa pusing dengan semua masalah yang terjadi di istananya.
Tak lama, Kepala Inspektur Biro Penyidik Nam datang atas perintah Yang Mulia Raja. Ia mengenakan jubah resmi hitam bercampur merah, serta topi khusus dan pedang yang disampirkan di sisi kirinya. "Hamba datang menghadap Yang Mulia," katanya setelah membungkuk dalam, masih menatap ke bawah tak berani menghadap wajah Yang Mulia.
"Aku ingin tahu perkembangannya."
Kepala Inspektur Nam tentu tahu dengan apa yang dimaksud Baginda, "Kami telah menyelidiki seorang dayang yang datang pada kediaman Seja di malam terjadi penembakan. Dayang tersebut sempat membaca isi dari surat tersebut. Namun sayangnya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Joseon Princess✔
Historical Fiction"Naga emas yang memeluk bulan akan menimbulkan bencana, pada bulan itu sendiri. Ketika bulan terus berada dekat dengan matahari, bulan akan menjadi merah, semerah darah. Bulan itu, berada dalam bahaya." *** Dinasti Joseon, 1789 ...