"Ini kesempatan anda, Mama."
Dayang Cho membungkuk di hadapan Putri Mahkota yang seperti biasa menunggu Putra Mahkota di depan tandunya. Kali ini, ia tak memakai jubah kebesarannya yang terdapat gambar naga perak di tengah, ia kini mengenakan hanbok berbahan satin berwarna ungu gelap dengan corak kupu-kupu di berbagai tempat.
Rambutnya yang biasa disanggul menggunakan binyeo, kini dikepang seutuhnya menjuntai kebelakang. Ini dilakukannya semerta-merta demi memenuhi tradisi istana yang mengatakan bahwa ketika sang Putra Mahkota dan Putri Mahkota mengikuti festival musim semi yang pertama, identitas mereka tak boleh diketahui.
"Diamlah, Dayang Cho." gumam Yeri, masih terdiam menatap kosong ke depan. Ia sama sekali tak ingin membahas apa pun tentang Putra Mahkota saat ini dikarenakan sakit hati yang masih tersimpan.
Ia tahu ini memang salah satu kesempatannya untuk lebih dekat dan mengambil hati Putra Mahkota, namun entah kenapa semangatnya hilang luntur kemana. Ia hanya ingin menikmati festival hari ini dengan tenang, dan tanpa gelar Putri Mahkota di pundaknya.
Gemirisik langkah kaki rombongan Putra Mahkota tak lama terdengar dan Yeri langsung membungkuk kecil begitu suaminya berada di hadapannya, mengenakan hanbok pria dengan Gat di kepalanya.
"Jeoha, anda sudah tiba."
"Masuklah, kita tidak akan lama berada di sana." kata Minho sebelum ia benar-benar membalikkan badannya tanpa menoleh kembali ke arah Yeri yang menatap punggungnya.
***
Menuruti saran Sora, Mi Young telah bersiap-siap sejak siang untuk kepergiannya mengikuti festival musim semi pertama di ibu kota. Ini adalah yang pertama kalinya ia mengikuti festival musim semi pertama. Biasanya ia hanya mengikuti festival musim semi pertengahan atau terakhir bersama almarhum orang tuanya. Namun kali ini, mengikuti festival bersama pria itu seakan menambah kesan tersendiri dan berbeda."Anda terlihat cantik sekali, agassi. Tidak sia-sia saya mendandani anda lebih dari satu jam."
Sora tersenyum lebar memandangi penampilan serta riasan Mi Young di pantulan kaca. Kulitnya yang putih pucat terlihat sangat kontras dengan hanbok merah berbahan satin dan rambut hitam pekatnya yang menjuntai kebelakang. Rambut kanan atasnya diberi hiasan bunga-bunga. Riasannya tipis–seperti keinginan Mi Young–namun terlihat begitu mempesona.
"Terima kasih, Sora."
Setelah itu Sora keluar dari kamarnya setelah mengatakan bahwa Siwon tengah menunggunya di luar. Mi Young memperhatikan penampilannya di kaca dan menarik napas panjang sebelum benar-benar keluar dari kamarnya.
Pria itu ternyata tidak mengenakan setelan jas yang biasanya dipakainya sehari-hari. Kini ia memakai hanbok berwarna hitam dan Gat di kepalanya, membuat Mi Young harus berusaha meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak menganga di depan pria itu yang ternyata tengah menatapnya juga dari ujung kaki hingga kepala.
"Kau sudah siap?" katanya tenang.
Mi Young mengangguk kecil dan meremas genggaman tangannya sendiri untuk menutupi kegugupannya. Pria itu menuntunnya keluar diikuti oleh beberapa pria dengan hanbok dan Gat di belakangnya. Mereka adalah orang-orang yang sama yang pernah dilihat Mi Young bersama Siwon. Ia juga dapat melihat dari sudut matanya bahwa Hyun Shik tengah mengikuti mereka dengan hanbok putih yang melekat di tubuhnya.
"Apakah mereka akan ikut?" bisik Mi Young sambil melirik kecil ke belakang.
"Ya."
Mi Young tak bertanya lagi ketika mereka sudah sampai di halaman depan rumah dengan kuda-kuda hitam yang telah berbaris. Tanpa aba-aba, tubuhnya langsung diangkat begitu saja ke atas kuda dan Siwon sudah duduk di belakangnya, seperti yang mereka lakukan tempo hari di pasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Joseon Princess✔
Historical Fiction"Naga emas yang memeluk bulan akan menimbulkan bencana, pada bulan itu sendiri. Ketika bulan terus berada dekat dengan matahari, bulan akan menjadi merah, semerah darah. Bulan itu, berada dalam bahaya." *** Dinasti Joseon, 1789 ...