Mi Young melenguh saat kesadarannya sudah berangsur pulih. Ia membuka matanya dan merasa sangat pusing di kepalanya. Ketika ia mencoba untuk mencerna penglihatannya saat ini, ia mengernyit heran, mendapati sebuah ruangan asing yang tak pernah ia lihat sebelumnya selama 18 tahun ini.
Ia tak tahu ia dimana sekarang. Yang diingatnya hanyalah beberapa pria dengan setelan jas mengejarnya dan membekap mulutnya lalu ia pingsan. Mi Young mengernyit ketakutan. Apakah orang jahat yang menculiknya? Kenapa?
Baru beberapa detik kemudian ia sadar bahwa ia berada di sebuah kamar. Ada sebuah jendela dengan model aneh yang tertutup oleh kain di sebelah kanannya. Juga tempat tidur yang ia tempati begitu tinggi kakinya, berbeda dengan lembaran kain tebal yang biasanya ia gunakan seperti orang-orang di negaranya.
Lantainya terbuat dari kayu namun berbeda dengan yang berada di rumahnya. Ia menatap sekeliling dan menemukan sebuah kayu berukuran panjang yang diyakininya sebagai pintu. Ia menuju ke sana dan bertanya-tanya bagaimana ia dapat membuka pintu ini dan keluar dari kamar ini.
Mi Young menelan ludah sebelum ia menemukan gagang pintu dan mencoba menggesernya. Karena gagal berulang kali ia coba, ia menariknya. Berhasil! Daun pintu itu terbuka-yang sebenarnya memberi kesan tersendiri padanya karena baru melihat pintu yang dapat ditarik.
Ia menemukan sebuah ruangan yang sangat luas, dengan dekorasi modern dan lantai yang terbuat dari keramik berukuran 60x60cm dengan corak absrtak. Di tengah-tengah ruangan ada beberapa tempat duduk yang diduduki oleh beberapa pria yang kini tengah menatapnya begitu menyadari kehadirannya.
Seorang pria berkacamata bundar yang dilihatnya sebelum ia pingsan berkata kepadanya dengan bahasa asing. Mi Young hanya mengernyit karena ia tak mengerti artinya, lebih-lebih karena tiba-tiba saja pria itu pergi meninggalkan ruangan, meninggalkannya dengan pria lainnya yang tengah menatapnya penuh arti.
Tak lama pintu lain yang lebih besar terbuka dan seorang pria berjalan ke arahnya. Mi Young terperanjat mendapati Choi Siwon masih dengan setelan formalnya berjalan dengan anggun ke arahnya.
"Daegam!(Tuan)"
Siwon menoleh kecil ke arah segerombolan pria di tempat duduk dan mengatakan sesuatu dengan bahasa asing itu lagi, lalu mereka segera menunduk dan keluar dari ruangan, menyisakan mereka berdua dengan keheningan masing-masing.
Mi Young masih tak dapat mengelak bahwa pria itu terlihat begitu tampan saat ini, walaupun ia juga mendapati hawa menegangkan di sekitar pria itu yang terkadang membuatnya bergidik-seperti saat ini.
"Daegam, kita berada dimana?"
Bukannya menjawab, Siwon lebih memilih untuk duduk dan menghela tangannya ke arah tempat duduk di depannya, "Duduklah."
Mi Young mengernyit, "Apakah kau yang membawaku kesini? Kau meculikku?!"
"Aku bilang duduk!" nada Siwon yang meninggi membuat Mi Young ketakutan setangah mati. Ia segera duduk di tempat paling jauh dari pria itu, seakan-akan takut bila pria itu dapat kapan saja membunuhnya.
"Siapa kau sebenarnya?" ujarnya pelan, setelah beberapa lama tak ada yang berbicara di antara mereka.
"Sampai sekarang, kau tidak juga mengenalku?"
Mi Young mengernyit melihat tatapan keheranan pria itu yang sedikit melembut, namun juga tak mengurangi tatapan dinginnya yang selama ini ditunjukkannya.
"Yamato Hiroaki, aku seorang pengusaha Jepang yang saat ini menguasai pasar Cina dan Joseon. Aku memiliki uang dan kekuasaan. Seluruh dunia," Siwon mengangkat tangan kanannya dan mengeratkan tangannya, "Berada dalam genggamanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Joseon Princess✔
Historical Fiction"Naga emas yang memeluk bulan akan menimbulkan bencana, pada bulan itu sendiri. Ketika bulan terus berada dekat dengan matahari, bulan akan menjadi merah, semerah darah. Bulan itu, berada dalam bahaya." *** Dinasti Joseon, 1789 ...