Mi Young terus melangkah di kesunyian malam di tengah-tengah belantara hutan yang sama sekali tak dikenalinya. Matanya menelaah kesana kemari, memastikan akan suara-suara aneh yang didengarnya beberapa kali.
Tubuhnya bergidik menatap kesekitar yang gelap gulita. Hanya ada sinar bulan benderang yang menyinari pandangannya, seakan tengah memperlihatkan kekuasaannya di pekatnya malam. Suara gemerisik semak-semak di sekitarnya membuatnya menoleh, memastikan apakah ada seseorang atau lebih buruknya hewan buas yang tengah mengintai kedatangannya.
Walaupun kegundahannya tetap menyelimutinya, Mi Young berusaha sekuat tenaga untuk tetap melangkah, mencari jalan keluar yang seperti tak ada ujungnya. Suara gemerisik, dahan-dahan yang patah terdengar sahut menyahut mengisi keheningan di belantara hutan.
Mi Young mengedarkan pandangannya, bingung akan kemana dirinya. Dirinya telah berjalan terlalu jauh. Bahkan ketika ia menoleh ke belakang, ia tak dapat menemukan kembali rumah pria itu.
Suara gemerisik pohon di atasnya terdengar begitu keras, disambut angin kencang yang tiba-tiba menerpa tubuh mungilnya dari atas, membuatnya terjatuh menggelinding menuruni tanah keras dengan turunan yang sangat terjal. Hingga pada akhirnya tubuhnya terhenti ketika menubruk sebuah pohon besar, membuat seluruh tubuhnya yang kecil nan rapuh begitu kesakitan, meninggalkan luka-luka.
Tak terasa air matanya menetes. Bukan hanya kesakitan di tubuhnya yang ia rasakan kali ini, namun lebih kepada hatinya yang terluka. Saat tubuhnya terhenti dan kepalanya menatap bulan yang masih terdiam di angkasa―seakan menjadi saksi bisu keadaannya, bibirnya menggumamkan satu kata, satu nama yang dipikirkannya sedari tadi, "Siwon-ssi..." sebelum kesadarannya benar-benar hilang dan semuanya menjadi gelap.
***
Sora terkejut bukan main ketika menemukan majikannya tak ada di kamar maupun di dalam kamar mandi. Ia bahkan telah menyuruh seluruh pelayan untuk menemukan Mi Young namun gadis itu tak ada di mana pun.
Sora bergerak kesana kemari dengan gelisah, Tuannya pasti akan marah besar bila sampai mengetahui bahwa nonanya menghilang. Apakah agassi-nya kabur dari rumah? Menelaah kembali perilaku aneh Mi Young akhir-akhir ini membuatnya yakin gadis itu pasti pergi atas keputusannya sendiri.
Cepat-cepat ia memberitahu salah satu anak buah Tuannya yang selalu berjaga di depan kediaman rumah bahwa agassi-nya tidak ada di rumah. Sora menatap kuda anak buah Siwon yang langsung meluncur menembus kabut pagi dengan cepat, berharap-harap cemas semoga kali ini agassi-nya tidak akan mendapatkan masalah.
Sora mengernyit, menengadahkan kepalanya ke atas, seakan berbicara pada langit yang dapat memberitahukan pesannya, "Anda dimana agassi...?"
***
Pagi itu Siwon beserta anak buahnya tengah menjalani rapat yang memang biasanya diadakan sebulan sekali oleh para pengusaha dan pejabat Jepang yang tinggal di Joseon. Pria itu berdiri mondar-mandir menerangkan presentasi yang telah disiapkannya semalam. Hingga Hyun Shik yang sedari tadi di luar masuk ke ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Joseon Princess✔
Historical Fiction"Naga emas yang memeluk bulan akan menimbulkan bencana, pada bulan itu sendiri. Ketika bulan terus berada dekat dengan matahari, bulan akan menjadi merah, semerah darah. Bulan itu, berada dalam bahaya." *** Dinasti Joseon, 1789 ...