Chapter [12]

104K 8.3K 527
                                    


Happy reading~

==HandsomeBoy==

"Eh cewek udik!" teriakan melengking itu membuat Poppy menoleh saat keluar dari toilet. Kali ini Poppy sudah siap dengan seragam olahraganya karena hari ini kelasnya mendapat pelajaran olahraga.

Terlihat Abel menatapnya dengan tatapan tidak suka sementara yang di tatap hanya mengernyitkan dahinya, pertanda bingung.

"Lo gue peringatin ya! Jangan pernah deket-deket sama Arjuna! Lo itu gak se-level sama gue sama Arjuna, jadi please deh lo gak usah ngimpi kalau Arjuna mau sama lo!"

Poppy diam. Tidak ada perlawanan ataupun tanggapan dari Poppy. Dia hanya diam di tatap sinis oleh Abel, "Lo sekolah di sini aja udah beruntung jadi kalau lo masih sayang sama beasiswa lo, lebih baik lo jauh-jauh dari Arjuna. Dan jangan sampe lo ngadu tentang hal ini. Paham?!" suara Abel memenuhi lorong sekolah yang sepi.

Poppy yang semulanya diam kini hanya mengangguk kaku sambil memegang baju sekolahnya yang terlipat rapi. Abel tersenyum sinis dan membalikan badannya untuk menuju ke arah lapangan karena di lapangan anak-anak kelasnya sudah ramai berkumpul.

Abel membalikan tubuhnya lagi dengan pandangan meremehkan untuk menatap Poppy yang merundukan kepalanya, "Dan satu lagi, lo cewek miskin yang memanfaatkan kekayaan orang lain." ucapan itu bagai palu besar yang menghantam keras hati Poppy. Saat itu juga Abel berlalu dan benar-benar pergi dengan langkah angkuhnya.

Poppy yang tersulut emosinya hanya bisa memejamkan matanya rapat-rapat dengan kepala merunduk dan mengepalkan kedua tangannya di sisi jarit celana olahraga yang di pakainya.

Sementara Poppy tidak sadar bahwa ada Arjuna yang menatapnya dari arah belakang. Dia melihat semua kejadian dari awal sampai akhir.

***

"SIAP GERAK!" seru sang ketua kelas dengan suara tegasnya. Nampak kedua matanya memicing menatap anak-anak yang tidak mau berbaris dengan rapi. Lion dengan tubuh tingginya memimpin di arah depan.

Kali ini mereka sedang berada di lapangan sekolah untuk mengikuti pelajaran olahraga. Dan Lion--yang ketua kelas di tugaskan untuk membariskan seluruh teman-temannya oleh Pak Tendro--guru mata pelajaran olahraga mereka.

"Ro, lo baris yang bener dong!" seru Lion. Iro mencibir ke arah Lion karena di tegur dan menggeser tubuhnya agar berbaris yang rapi di deretan para lelaki.

"Ric, jangan di belakang cewek-cewek lo barisnya! Modus banget sih lo!" teriak Lion dari arah depan karena melihat temannya tengah menggoda cewek-cewek yang ada di kelasnya.

"Arah, bilang aja lo iri Yon!" ucap Ricky nampak acuh berdiri di arah belakang. Dia memang tabiatnya begitu. Suka menggoda cewek-cewek.

"Abel lo jangan gelayutan sama Arjuna! Kembali ke barisan lo!!" teriak Lion menatap Abel dengan wajah datar. Abel mengerucutkan bibirnya dan akhirnya melepas tangannya dari tangan Arjuna. Sebenarnya Arjuna sudah menolaknya dengan cara halus, tetapi Abel tetap saja menggodanya. Dan Arjuna tidak bisa kasar terhadap perempuan.

Sementara Poppy yang melihat kejadian itu hanya bisa terdiam. Dia berada tepat di sebelah Arjuna dan mereka juga berbeda barisan. Lelaki dengan lelaki dan perempuan dengan perempuan.

Lion menghela nafas jengkel, "Jun, lo aja deh yang mimpin. Rasanya gue gak sanggup lagi. Bandel semuanya." ucap Lion pasrah. Arjuna yang berasa di panggil menatapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi. Terlihat jelas sekali bahwa semuanya takut dengan Arjuna karena pada saat Lion memanggil nama Arjuna--mereka langsung diam. Diam bagai ruang hampa yang tidak bersuara dan membisu.

Handsome BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang