Chapter [24]

96.1K 7.7K 321
                                    

Buat kalian yang belum nonton trailer HB bisa nonton lewat mulmed ya. Emang nggak bisa di buka di youtube:)

*

Sheila On 7—Itu Aku

Cinta itu seperti angin. Kau tidak bisa melihatnya tapi kau bisa merasakannya. —Nicholas Sparks

==HandsomeBoy==

Di kantin kini ada tiga orang yang sedang berdiskusi. Keadaan kantin sepi karena sekarang sedang dimulai jam pelajaran sekolah. Ketiga cowok itu sama-sama terdiam dan saling pandang.

"Lo yakin, Ngga?" tanya Satria mengawali percakapan mereka setelah hening lama.

"Yakin, " ujar Angga mengangguk mantap, "Apa yang lo raguin dari gue?" ujarnya cepat sambil menaikan kedua kakinya ke atas meja dengan santai. Jody dan Satria menggeleng melihat sifat temannya yang ini; yang sangat ingin mengalahkan Arjuna. Dia sangat berambisi menjatuhkan Arjuna.

"Tapi Ngga, lebih baik lo pikir mateng-mateng deh. Poppy nggak sebodoh yang lo kira. Dia tuh pinter banget sama kaya Juna," ujar Jody mendapat anggukan dari Satria yang duduk di sebelahnya.

"Ya walaupun gitu, tapi gue bakalan berhasil. Gue dibantu sama seseorang," ujarnya tersenyum miring.

"Sama siapa?" ujar Satria dan Jody serempak.

"Sama Rizal," ujar Angga santai membuat kedua sahabatnya melotot, "Iya gue tau dia musuhnya Arjuna. Jadi kemarin kita sepakat buat jadiin Poppy tameng buat ngelawan Arjuna." tambahnya lagi.

Jody dan Satria menggeleng penuh heran—sekaligus terkejut atas penuturan Angga. Rizal memang musuh Arjuna. Sebenarnya Jody dan Satria tau kalau Arjuna tidak pernah memusuhi Rizal—si anak kelas XII IPA 2, namun Rizal memang menganggap Arjuna musuhnya yang harus dikalahkan karena Arjuna selalu menjadi yang utama di ekstrakurikuler Karate.

"Lo yakin, Ngga? Serius?" ujar Satria.

"Gue bener-bener serius. Gue kan udah bilang kalau gue ... " ujarnya menggantung, "Gue yang bakalan jadi yang paling berbahaya dari Arjuna," ujarnya sambil memandang keadaan kantin yang sepi.

***

Saat ini jam istirahat telah dimulai. Jam pelajaran tadi berjalan cukup terkendali dan cukup aman namun tidak bagi Poppy. Cewek itu panas dingin duduk di sebelah Arjuna dengan debaran jantung yang menggila. Bahkan tadi saat mereka ke dalam Lab Biologi, Arjuna terus secara terang-terangan menatap Poppy secara tajam yang sedang berbincang dengan Yudha, teman sekelasnya. Cowok itu Cuman bertanya hal yang tidak ia mengerti.

Rasanya Poppy risih dibegitukan namun dia tidak bisa berkata apa-apa. Arjuna punya mata dan Poppy tidak bisa melarangnya untuk tidak terus menatapnya. Itu diluar kendalinya.

"Nggak ke kantin?" tanpa menoleh Poppy sudah tau siapa yang berbicara dengan suara datar begitu.

"Nggak, kamu?" ujar Poppy. Sejujurnya dia gugup. Keadaan kelas sekarang sepi. Hanya ada dia dan Arjuna.

"Kalau kamu di sini ya aku juga ikut di sini." balas Arjuna santai—sedang membaca buku ensklopedianya yang kini membuat wajah Poppy merah.

"Kalau aku ke ke kamar mandi kamu juga bakalan ikut ke sana?" batin Poppy. Namun dia tidak berujar seperti itu. Jelas dia mengatakan itu di dalam hati. Mana berani Poppy berkata seperti itu ke Arjuna.

Arjuna mengernyit melihat Poppy yang sedang menahan tawanya. Sedikit pelan, namun Arjuna mendengarnya.

"Jangan mikir yang macem-macem. Aku tau kamu mikirin apa," ujar Ajuna membuat Poppy menoleh horor. Dia mengerjapkan matanya lambat—shock saat Arjuna menaruh buku ensklopedia itu ke dalam tasnya yang ada di kolong meja.

Handsome BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang