==HandsomeBoy==
Poppy menghela nafas. Dia masih berada di dalam kamar mandi. Matanya lurus menatap dirinya di pantulan kaca besar di toilet wanita sekolahnya. Dia tidak menangis hanya dikatakan begitu cuman ada rasa sakit di hatinya.
Dia memang miskin dan tentu saja derajatnya dengan anak-anak tadi beda. Iya secara materi tetapi di mata Tuhan, mereka semua sama. Tidak ada yang di beda-bedakan.
Poppy sebenarnya merasa sakit hati, jelaslah tetapi dia sekuat tenaga untuk meredamnya. Sabar adalah suatu kata yang ternyata susah di lakukan. Cukup lama dia terdiam di toilet yang sepi, untungnya kata Adilla sebelum ke kantin tadi guru-guru sedang rapat jadi mereka bebas sampe jam terakhir.
Poppy mencuci wajahnya agar tampak bersih agar tidak terlihat memerah menahan tangis lalu membasuhnya dengan air dan mengelapnya dengan tisu miliknya. Dia biasa membawa tisu, biasanya untuk mengelap keringat saat kerja di restauran.
Setelah cukup lama menenangkan hati, Poppy akhirnya keluar toilet dan begitu terkejut mendapati seseorang yang berdiri di sebelah kirinya dengan kedua tangan masuk ke kantung celana berwarna abu-abu--terlihat sangat santai pembawaannya.
Tatapannya datar menatap Poppy balik yang menatapnya terkejut.
"Lama sekali ya di dalam." ucap Arjuna tenang membuat mata Poppy berkerjap kurang paham.
"Kok kamu di sini?" tanya Poppy.
"Menunggmu." ucap Arjuna sukses membuat jantungnya melompat-lompat di dalam.
"Menungguku?" tanya Poppy ulang dengan ekspresi bingung. Siapa juga yang tidak bingung tiba-tiba di tunggu orang ganteng seperti ini?
"Hm," ucap Arjuna bergumam pelan dan berdiri tegak seraya menatap Poppy yang masih menatapnya polos sekaligus bingung.
"Maksudnya menungguku itu apa?" ucap Poppy dengan wajah linglung bingung.
"Apa kurang jelas perkataanku?" suara berat Arjuna membuat Poppy merinding.
"Em... iya-iya jelas, tapi--" belum sempat Poppy mengatakan isi pikirannya tangannya sudah di tarik Arjuna, untuk saja pelan, kalau cepat bisa jatuh Poppy karenanya. Dia juga refleks menggenggam erat tangan Arjuna yang kini menggenggamnya balik.
"Kita mau kemana?" ujar Poppy.
"TU." ucap Arjuna singkat membuat Poppy diam bungkam.
Ngapain ke TU? Memangnya mereka bayar apa? Ke ruang Tata Usaha bukannya hanya untuk membayar saja? Lalu ngapain Arjuna ngajakin dia ke sana?
"Buk saya mau bayar," ucap Arjuna setelah sampai sementara Poppy hanya diam di sebelahnya. Dia gak tau harus ngapain.
Ibu pegawai TU itu mengangguk, "Ini tolong tulis di sini." ucapnya memberikan kertas yang biasa digunakan untuk membayar.
Poppy mengamati Arjuna. Sekilas wajahnya Arjuna terlihat sangat serius saat menulis, tetapi terlihat sangat ganteng dimatanya, atau Poppy memang sudah benar-benar jatuh dalam pesonanya? Entahlah.
Siapa juga yang tidak menyukai Arjuna? Tajir, ganteng, genius, gayanya cool. Peraih mendali emas karate tingkat negara dan pemenang lomba-lomba olimpiade.
Bahkan para siswi-sisiwi di sekolahnya berlomba-lomba mendapatkan perhatiannya, tetapi Arjuna tidak pernah menanggapinya. Dia bersikap cuek saja.
Tapi Poppy tidak melihat semua itu di Arjuna, yang Poppy liat adalah Arjuna adalah sosok orang yang sebenarnya sangat diam-diam menghanyutkan, Arjuna dimatanya itu sosok pemimpin yang tegas dan bertanggung jawab.
Bukan... Arjuna bukan pemimpin di sekolahnya tetapi dilihat dari sikapnya, sebenarnya Arjuna lah yang pantas menjadi teladan baik di sekolahnya.
"Ini." ucapnya menyerah kertas berwarna hijau kepada Poppy. Poppy mengerutkan keningnya menatap Arjuna.
"Kok namanya nama aku?!" ucapnya setengah berteriak. Untungnya keadaan sekitar sepi, kebanyakan anak-anak berdiam di kelas mencari Ac dan bermain ponsel mereka masing-masing.
Arjuna mengangguk dengan wajah datar, "Memang nama kamu." ucapnya membuat Poppy mengerutkan keningnya dalam-dalam. Ibu pegawai TU hanya tersenyum melihat keduanya lalu melanjutkan menulis dan mengetik kembali.
"Kok semuanya udah kebayar? Kan aku dapet beasiswa." ucap Poppy bingung.
Arjuna mengangguk, "Terima aja, anggap ucapan makasi dari aku."
"Tapi 'kan, yakali udah kebayar semuanya, maksud aku kenapa kamu bayarin aku?" ucap Poppy menatap lurus Arjuna.
"Aku sudah bilang bukan alasannya tadi?" ucap Arjuna dengan suara tenang sambil memasukkan kedua tangannya di kedua saku celananya.
Poppy menatapnya tidak paham. Bingung sekaligus terkejut. Dan otaknya mendadak hilang entah kemana.
"Tapi uang kamu sia-sia buat bayarin aku, gak-gak aku gak bisa terima, Arjuna. Aku masih mampu kerja. Nih" ucap Poppy memberikan Arjuna kertas itu.
"Meskipun kamu nolak, tapi aku sudah terlajur membayarnya. Anggap ucapan terima kasih karena sudah menemaniku datang ke acara ulang tahun Nadin tempo hari." kali ini Poppy menatap Arjuna kaget. Jantung berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Arjuna berkata panjang lebar kepadanya, bukannya itu sesuatu yang langka?
"Gak-gak, aku gak bisa terima. Aku bakalan balikin ke TU dan ambil uangnya trus kasi ke kamu lagi." ucapnya.
Arjuna hanya diam menatap Poppy datar.
"Bu, saya gak jadi bayar em... maksudnya cowok tadi gak jadi bayar, bisa di kembaliin gak uangnya? saya masih ada beasiswa kok Bu." ucapnya yang sebenarnya malu.
"Waduh, Ibu sudah ketik nih dan gak bisa di rubah lagi, sudah terlanjur, soalnya prosedur sekolah sudah begitu," ucap Ibu pegawai itu. Arjuna tersenyum kecil penuh kemenangan mendengarnya.
"Saya mohon Bu," ucap Poppy.
"Tidak bisa, Ibu sudah data jumlah uangnya," ucapnya, "Lagipula di bayarin pacar kok nolak, harusnya seneng dong. Arjuna pacar kamu ya?" ucap Ibu pegawai itu sukses membuat Poppy terdiam dan tercekat sendiri. Siapa yang pacaran?!
"Yasudah Ibu mau ke ruang rapat dulu buat bawa kue-kue sama pegawai yang lain," ucapnya pamit membuat Poppy mematung sendiri. Ibu pegawai itu tersenyum ke Poppy yang masih bengong dan ke Arjuna juga yang dijawab Arjuna hanya senyuman sekilas bahkan terkesan senyum formal serta sopannya.
"Arjuna, aku gak bisa terima ini." ucapnya mendekat ke Arjuna, "Aku gak bisa ganti nantiknya," ucapnya lagi.
Arjuna menepuk pelan puncak kepala Poppy dengan tangan kanannya, "Nggak usah dikembaliin, aku ikhlas. Nggak usah dianggep beban, belajar yang bener." ucapnya membuat Poppy sukses melongo di tempat seperti orang bego.
Arjuna tersenyum kecil lalu pergi meninggalkan Poppy yang masih terbengong-bengong sendiri dalam kerjapan kedua matanya.
Poppy butuh nafas dalam-dalam. Dia mengambil nafas sebanyak-banyaknya dan memperhatikan Arjuna yang sudah menghilang di tikungan sekolahnya. Apa benar itu tadi Arjuna?
Poppy memegang jantungnya yang berdetak cepat lalu wajahnya panas mengingat perlakuan Arjuna yang manis, tetapi dia harus mengembalikan uang yang di bayar Arjuna untuknya, bagaimana pun Poppy tidak mau tergantung dengannya.
Hari ini Arjuna sukses membuatnya seperti orang bodoh.
***
Please leave vote & komentar!:)Duh, bingung ada dua kubu cogan. Hm.
Kubu Arjuna
Dan
Kubu Lion
Ayo dipilih-pilih. Hahaha...
Aku update cepet nih, gimana tanggepan kalian tentang Arjuna? Hayo:p
Gimana menurut kalian? Arjunanya Pi baik kan? Hahahahaha....
Okey, sekian luv Pi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Boy
Teen Fiction[Sebagian cerita ini di private, follow dulu baru bisa baca] Masa putih abu-abu memang tidak akan pernah terlupakan. Apalagi bagi Arjuna dan Poppy yang menjalin hubungan layaknya muda-mudi yang saling tertarik satu sama lain. Poppy dengan segala yan...