Semenjak kejadian kemarin. Baik Poppy dan Arjuna tidak berkomunikasi. Poppy sendiri terlalu takut untuk bertanya dengan laki-laki yang duduk jauh bersama Lion. Poppy merasa ditarik paksa mengingat kejadian kemarin. Arjuna langsung pergi dari rumah Poppy. Poppy sangat yakin cowok itu tidak pulang. Dia sendiri tidak tahu kenapa hati kecilnya mengatakan demikian. Yang jelas, kemarin malam setelah Poppy mengirim chat untuk pacarnya itu. Arjuna tidak membalas. Hanya membacanya.
Memang susah punya pacar. Apalagi yang modelnya seperti Arjuna. Pemikirannya harus mampu mengimbangi Arjuna.
Adilla datang membawa minuman big cola di tangannya merasakan dengan jelas ada bentangan pembatas antara Poppy dan Arjuna. Biasanya kalau ke kantin mereka selalu berdua namun keduanya tidak pergi dari kelas dan duduk terpisah. Adilla duduk di depan Poppy dan meletakkan minumannya di atas meja.
"Lagi marahan ya?" tanya Adilla. Ia bertanya dengan hati-hati, tidak enak.
Poppy hanya tersenyum. Adilla yang sudah membaca raut masam perempuan di depannya ini tidak banyak bertanya lagi.
"Anterin gue keluar yuk?" ajak Adilla. Berusaha menghibur Poppy.
"Ngapain?"
"Nyari cowok buat gue." Adilla sengaja mengeraskan suaranya. Mau tak mau Lion dan Arjuna yang sedang berbicara melihat kedua perempuan itu. "Yuk dong!"
Poppy dipaksa berdiri. Adilla mengamit sebelah lengannya dan mengajaknya keluar kelas. Saat keluar kelas. Mereka mendapati banyak temannya yang sedang duduk dan bercanda gurau. Pemandangan ini tidak akan ia dapati lagi nanti ketika sudah menginjak dewasa. Poppy berusaha merekam dengan jelas apa yang ia lihat sekarang.
Duduk di bangku sekolah apalagi SMA memang memberi kesan tersendiri. Di masa ini banyak kisah yang ia alami juga ia lalui membuatnya jadi seseorang yang lebih mandiri.
"Dil!" Rizal memanggil membuat kepala keduanya menoleh. Cowok itu datang dengan senyum di bibir.
"Kenapa?"
"Boleh gue pinjem Poppy bentar?"
"Hah? Gue?" kata Poppy yang tak memperhatikan keberadaan cowok ini.
"Iya lo. Bentar aja. Gue mau ngomong sesuatu."
"Mau ngomong apa?" tanya Adilla mewakilkan Poppy. Masalah Adilla kenal betul dengan Rizal apalagi teman-temannya. Cowok ini tidak mungkin menghampiri kalau tidak ada maksud atau tujuan tertentu.
"Gue ada urusan bentar. Sama Poppy."
"Gue nggak boleh tau nih?" kata Adilla.
Cowok itu masih tersenyum. "Cuman Poppy yang boleh tau. Gue pinjem dulu Poppy ya?"
Karena tidak menolak. Adilla melirik Poppy. Perempuan itu berkata akan baik-baik saja dari mata. Adilla akhirnya meninggalkan mereka berdua dengan berbalik arah dan jalan sendiri. Poppy melihat sosoknya yang menjauh dihalau beberapa lalu-lalang para murid. Perempuan itu rupanya menuju ke kamar mandi.
"Mau ngomong apa?"
"Sambil jalan aja gimana?"
Rizal berjalan dan Poppy mengikutinya di samping.
"Lo tau nggak Angga temen gue?" tanya Rizal. Di pikiran Poppy langsung terbayang cowok tinggi yang wajahnya terkesan sombong itu.
"Tau," jawab Poppy. "Kenapa emang?"
"Gini deh. Mending kita ke kelasnya dulu bentar."
"Ngapain?"
"Ntar juga lo tau." Rizal mengajak perempuan ini menuju kelas Angga. Cowok itu sudah berdiri di depan pintu, seperti sudah tahu keduanya akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Boy
Teen Fiction[Sebagian cerita ini di private, follow dulu baru bisa baca] Masa putih abu-abu memang tidak akan pernah terlupakan. Apalagi bagi Arjuna dan Poppy yang menjalin hubungan layaknya muda-mudi yang saling tertarik satu sama lain. Poppy dengan segala yan...