Chapter [34]

33.2K 3.4K 133
                                    

Bayang-bayang kejadian malam itu terus berputar dan menghantui Poppy. Karena malam itu juga Poppy susah tidur. Hari-harinya terasa kosong karena Arjuna pun menyanggupi permintaannya dengan menjauh. Cowok itu tidak pernah datang ke mejanya atau mengajaknya makan ke kantin. Dia juga berhenti menjemput atau mengantar Poppy pulang. Ia kadang hanya terlihat mengawasi. Biarpun menjauh. Arjuna tetap tahu batasan apa saat menjauhinya. Cowok itu masih peduli hanya sekadar bertanya keadaan Poppy sebentar.

Sisanya cowok itu memilih diam tapi tidak seperti yang selama ini cowok itu tunjukkan pada Poppy.

Karena ego, Poppy tidak menghampiri Arjuna. Cowok itu berdiri di depan kelas menunggu teman-temannya yang mau mengajaknya makan. Biasanya saat bel jam istirahat. Poppy lah orang pertama yang akan ia datangi tapi kali ini berbeda.

Poppy menghela napas. Permintaannya apa terlalu berlebihan? Arjuna terlihat senang menjauh darinya dan Poppy tidak suka itu. Cowok itu seperti biasa-biasa saja. Seperti ada atau tidaknya Poppy toh keadaan akan sama. Sekarang begitulah wajahnya.

"Eh Poppy lo nggak mau ngumpul tugas?" teguran Nadin membuat Poppy yang sedang melamun tersentak. Perempuan itu dengan gerak refleks melihat ke arah Nadin lalu jawabannya dan masih ada dua soal yang belum ia jawab.

Cepet banget sih waktunya, batin Poppy mengeluh.

"Oh, iya tunggu dulu gue belum lagi 2 soal," jawab Poppy.

"Buruan deh. Kita mau ngumpul ke ruang guru. Lelet banget sih lo kaya siput," ceplos Abel di tempat duduknya.

"I-iya tunggu."

"Ya udah gue tungguin kok. Ricky juga belum. Dia ngomong aja sih dari tadi." kepala Nadin menoleh pada Ricky yang sedang menyalin punya Iro dengan gerak cepat-cepatnya. "Eh, Ric! Buruan!"

"Iya-iya ini gue udah cepet-cepet." Ricky menjawab ketus di tempat duduknya. Masih menyalin dengan mata yang tak berpindah sedikit pun. Iro yang sudah selesai bersama Lion pun hanya memperhatikan cowok itu di depan. Menunggunya agar bisa ke kantin bersama.

Poppy menghela napas. Ia mengambil kertas kosong yang ada di atas mejanya dan mulai menulis cara-cara percobaan di sana. Setelah menemukan jawaban yang pas. Perempuan itu kembali menuangkannya ke dalam kertas jawabannya dengan bentuk tulisan yang lebih rapi.

Beberapa menit telah berlalu. Poppy sudah selesai duluan daripada Ricky. Cewek itu mengumpulkan miliknya ke Nadin yang masih duduk sambil selfie di tempat duduknya.

Poppy tak sengaja menatap Arjuna. Cowok itu berdiri di sebelah teman-temannya. Seharusnya dia mendengarkan Iro berbicara sekarang tapi matanya tertuju pada Poppy. Sementara Iro masih sibuk bercerita tentang anak kelas sebelah. Detik berikutnya. Arjuna kembali mengalihkan perhatian pada Iro.

Poppy memasukkan buku tulisnya ke laci meja.

Baik Poppy dan Arjuna tahu bahwa ada masalah yang harus mereka selesaikan baik-baik.

***

"Kok tumben ke sini," kata Jono membuat Poppy meringis. Cowok itu duduk di bangku sekolah dengan roti dan minuman di tangannya yang sudah hampir habis. Ternyata dia sudah lebih dulu ke kantin tapi sekarang Poppy tidak berniat ke kantin. Selain menghemat uang. Dia juga tidak lapar. Nafsu makannya hilang tidak tahu kemana.

"Keluar yuk. Mau ngasi tau sesuatu nih."

Kening Jono mengerut. "Ngapain?"

"Udah ikutan aja sih!"

"Tapi-"

"Siapa tau ketemu Nadin juga kan?"

Jono tidak bisa tidak mengiyakan. Cowok itu pun mengangguk dan ikut keluar dengan Poppy di sampingnya.

Handsome BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang