4. Sebuah Kebohongan

3K 270 12
                                    

Serpihan 4 - Sebuah Kebohongan

Kebohongan. Kebohongan. Kebohongan. Diulangnya berkali-kali hingga itu menjadi suatu kebiasaan. Yang nantinya akan menjadi bumerang tuk masa depan.

***

Apgujeong - 21.57 KST

Sebuah kebohongan. Kesalahan besar yang tak seharusnya ia sentuh. Tetapi, egonya mengalahkan segalanya. Dan... membuatnya bertindak bagai tokoh antagonis dalam suatu cerita.

Tak bisakah kau membiarkannya? Malam ini saja. Malam ini saja biarkan ego yang memenuhi hatinya. Biarkanlah sejenak saja ia ingin menjadi egois. Hanya untuk menatap wajah tenang yang tengah terlelap itu lebih lama.

Sebuah senyum manis samar-samar tercetak di wajahnya. Senyum tulus tanpa kebohongan yang biasa ia tebarkan di atas panggung. Senyum menenangkan hanya karena menatap seorang gadis mungil tengah terlelap di sofa ruang tamu apartemennya.

Perlahan, Kai mengeluarkan ponselnya. Mengabadikan momen langka itu tuk dapat ia kenang sendirian. Sebuah mahakarya yang mungkin tabu untuk seorang Kai miliki. Karena hatinya sudah terikat menjadi milik orang lain.

Ia menjulurkan tangannya. Mengusap pelan puncak kepala putri tidurnya tersebut. "Maaf." Suaranya terdengar serak. "Karena berbuat curang."

Kai kembali menjauhkan tangannya dari kepala Soojung. Beralih menggenggam ponsel lain yang menjadi pemicu dirinya tuk berbohong. "Tapi-" Matanya menatap kosong ponsel yang mati tersebut. "-bolehkah aku berbuat egois sekali lagi?"

Lalu, ia beralih menatap Soojung yang tak kunjung bergeming. "Aku...ingin malam seperti ini di waktu mendatang."

***


06.13 KST

Soojung mengerjapkan matanya perlahan. Mencoba melawan kotoran yang menempel di matanya. Yang membisikinya untuk tidur lebih lama.

Akhirnya, mata itu terbuka. Dan ia langsung mengernyit bingung saat langit-langit yang ditatapnya itu bukanlah langit kamarnya. Hingga sebuah kenyataan menamparnya keras-keras. Ia. Masih. Berada. Di. Apartemen. Kai.

Dirinya langsung bergegas bangun dari tempat tidur. Mencoba mengabaikan rasa pegal akibat tidur di sofa. Dirinya bahkan tak sempat berfikir mengapa Kai tidak memberinya ranjang yang layak. Otaknya terlalu panik.

Suara gemericik air yang jatuh membuat pikiran Soojung semakin berantakan. Dirinya kembali mengetukkan kedua kuku jarinya panik. Kebodohan besarnya sekarang adalah ketiduran di apartemen seseorang yang terlarang.

Ia terlalu membodohi dirinya sendiri. Tak tahu menahu fakta mengenai siapa yang jahat di sini. Dan siapa oknum yang membuatnya menginap semalaman di tempat terlarang tersebut.

Saat ia tengah sibuk memandangi sekitar dan mencoba menata pikirannya, pandangnya terpaku pada ponsel case kelinci yang tergeletak pasrah di atas meja. Ponsel laknat yang membawanya ke sini.

Tanpa pikir panjang, ia meraih ponsel tersebut dan berjalan keluar. Persetan dengan kata pamit. Soojung bahkan tak memiliki keberanian barang secuil untuk menatap wajahnya. Apalagi mengatakan pamit?

Sepeninggal Soojung, muncul Kai dari dalam kamar mandi dengan mengenakan handuk bajunya. Dirinya mengulum senyum tipis mendengar suara pintunya yang tertutup.

"Ah..." Ia memegangi lehernya yang terasa mau patah. Jangan tanya sebabnya apa. Lelaki bodoh itu menemani Soojung semalaman untuk tidur di sofa.

***

Dating a FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang