Serpihan 9 - Bukan Seperti Itu
Bukan karena dia gadis paling cantik, lantas aku menyukainya. Hanya, karena dia extraordinary. -Kim Jongin-
***
SMA Hanlim - 2012
Dia, bukan gadis cantik bak ulzzang yang selalu diikuti para lelaki kemanapun. Dia juga bukan gadis pintar yang memenangkan berbagai olimpiade kecerdasan. Dia juga bukan wanita imut nan pendiam yang diam-diam memikat hati para lelaki perkasa. Dia hanya...seorang gadis biasa. Begitu kata semua anak lelaki di SMA ini.
Dia tidak cantik. Juga tidak popular. Dia bahkan dikenal sebagai pengikut Amber, gadis blasteran Amerika-Korea yang sudah menjadi temannya sejak SMP. Jika dinilai masalah kecantikan dan kepintaran, Amber menang banyak. Dan Soojung kalah telak.
Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian seorang Kim Jongin. Lelaki bandel ala-ala drama Korea yang sudah memiliki segerombol penggemar meski dia bukan artis terkenal. Cuti satu tahun karena bosan sekolah malah membuatnya semakin terlihat keren. Dan juga tampan. Setidaknya begitu kata para gadis di SMA Hanlim.
"Ya ! Kau kan yang menaruh kecoak di tas Amber." Suara gaduh dari arah depan membuat Jongin mengalihkan perhatiannya dari jendela. Lelaki itu menatap datar seorang perempuan yang tengah menjambak perempuan lain.
"Kenapa kau melakukannya ha?! Kenapa?" Gadis lain, dengan rambut panjang, bodi langsing, dan wajah campuran khas-nya, datang hendak melerai. Namun, gadis penjambak rambut itu tak kunjung jua melepaskan jambakannya.
Jongin tersenyum tipis. "Menyenangkan." Gumamnya lirih. Hari pertamanya sekolah setelah cuti satu tahun, langsung disuguhi pemandangan apik seperti ini. Meski ia masih saja belum tahu nama gadis itu.
"Kau iri ya? Amber lebih cantik dari kamu. Lebih pintar dari kamu. Lebih kaya dari kamu. Hah !" Gadis yang dijambak rambutnya mulai menunjukkan perlawanan. Hingga akhirnya, perkelahian pun tak terhindarkan. Sebuah perkelahian antar perempuan yang menggelikan.
Ketua kelas tak terlihat. Guru-guru tengah sibuk rapat. Dan anak-anak di kelas itu, lebih suka menonton daripada melaporkannya kepada pihak BK. Hingga akhirnya, perkelahian pun berakhir. Gadis penjambak rambut menang. Gadis yang dijambak rambutnya, jatuh tersungkur. Tengah histeris karena hidungnya mimisan.
"Sekali lagi ku lihat kau mengganggu Amber, ku bunuh kau." Ucap gadis itu lantang. Dan tajam.
Lalu, pandangannya beralih mengitari sekitar. Menatap para penonton satu persatu. Dengan tatapan mengancam yang sama seperti pada gadis tadi.
"Kalian juga. Awas sampai mengganggu Amber." Ia akhiri kalimatnya dengan sebuah kepalan tangan. Setelah itu, ia menarik tangan gadis di sebelahnya. Dan membawanya pergi dari sana.
Jongin menatap kepergian gadis itu, dengan senyum tipis yang perlahan merekah di bibirnya. "Kiyowo." Gumamnya.
***
17.54 KST - 2015
"Uwah... Kai oppa sangat tampan tadi."
"Benar. Dia juga menang tropi di penampilan terakhirnya."
"Ah... Dan kita menampilkan support terbaik kita tadi."
"Ini semua kan karena Soojung Unnie." Seorang gadis dengan seragam SMA-nya menyenggol tubuh Soojung pelan. Membuat gadis itu tersenyum senang.
"Unnie daebak. Tidak salah kita memilihmu sebagai ketua perkumpulan."
Soojung tersipu malu. "Ya, hentikan. Aku bisa meledak-" kata-kata Soojung terhenti."-Miyoung !" Teriaknya histeris setelahnya. Salah satu gadis SMA -penggemar Kai- yang ia kenal tiba-tiba pingsan dan menabrak tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating a Fangirl
FanfictionKau kira mudah berpacaran dengan seorang Fangirl? Tidak. Sama sekali tidak. Rasanya menyakitkan. Why? Karena yang harus kau lawan adalah seorang bintang besar. Dan yang lebih menyakitkan. Aku sudah jatuh terlalu dalam dengan Fangirl ini. *** Kisah r...