Serpihan 27 - Kita?
Jangan berlari lagi, karna aku sudah tidak mengejarmu. Aku sudah lelah membohongi diriku, bahwa masih ada celah untukku bersamamu. - Kang Minhyuk-
***
Modu jamdeuneun bame
(Saat malam semua orang tertidur)
Honja udukeoni anja
(Aku hanya duduk melamun)
Da jinabeorin oneureul
(Hari yang telah berlalu)
Bonaeji moshagoseo kkaeeoisseo
(Tak bisa ku lupakan, aku masih terjaga)Keduanya terdiam. Meski duduk berdampingan tapi rasanya begitu jauh jarak di antara mereka. Soojung sesekali melirik lelaki di sebelahnya melalui celah-celah rambutnya yang tergerai menutup sebagian wajahnya
Sebuah kacamata yang dulu pernah menghiasi wajahnya kini kembali lagi. Namun ada pancaran mata yang begitu sendu dibalik kaca itu. Wajahnya juga menjadi sedikit lebih tirus dari sebelumnya.
Soojung mendesah. Melihat lelaki itu begitu berantakan. Bukan penampilannya, melainkan hidupnya yang berantakan.
Banyak hal yang ingin Soojung lontarkan pada lelaki yang kini sibuk dengan ponselnya (seakan tengah menghindari pembicaraan). Namun, semua itu tertahan di tenggorokanya. Ia merasa tak berhak atas semua itu. Ia terlalu jahat bahkan untuk sekedar menyapanya duluan.
Dan ia memilih untuk duduk diam dan menunduk dalam.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Minhyuk tiba-tiba tepat setelah ia menyimpan kembali ponselnya.
Nugul gidarina
(Siapakah yang kutunggu?)
Ajik hal iri nama isseossdeonga
(Apakah masih ada sesuatu yang harus kulakukan?)
Geugeosdo animyeon doragago sipeun
(Jika tak ada, adakah tempat lain-)
Geurineun jarireul tteoollina
(-yang ingin kudatangi kembali?)Soojung menoleh cepat, tatapan keduanya sempat bertemu. Namun, Soojung mengakhirinya begitu cepat. Dengan kembali menunduk.
"Baik." Jawabnya lirih. Minhyuk masih menatapnya nyalang. Tanpa enggan mengalihkannya.
"Bagaimana kabar oppa?" Dan keberanian yang sudah gadis itu kumpulkan, akhirnya membuahkan satu kalimat pertanyaan yang ingin ia ajukan padanya. Tanya yang sangat ingin ia lontarkan sejak tadi.
Lelaki itu terdiam, menatap rambut hitam Soojung yang tergerai menutup sebagian wajahnya. Jika itu dulu, mungkin Minhyuk sudah menyingkapnya ke belakang telinga. Lalu ia akan mengusap puncak kepalanya pelan.
"Tidak baik." Ucapnya lirih. Matanya tak teralih sedikit pun dari gadis yang tertunduk itu. "Karena kau kabarku tidak baik."
Mureupeul bego tteoollina
(Jika aku membaringkan kepalaku di lututmu)
Na aju eoril jeok geuraessdeon geoscheoreom
(Seperti yang kulakukan dulu ketika aku masih kecil)
Meorikareul neomgyeojwoyo
(Tolong usaplah rambut yang menghalangi)Soojung mendongak. Ia kembali menoleh dan beradu tatap dengannya. Keduanya saling menatap dalam waktu yang cukup lama. Raut itu, tatapan itu, dan ucapan tadi, lain daripada Minhyuk yang biasanya.
"Jonghyun yang menghubungimu untuk datang kesini?" tanya lelaki itu mengalihkan pembicaraan sebelumnya. Dengan masih mempertahankan raut kerasnya.
"Eum..." Soojung mengangguk lemah. Kemudian kembali menunduk. Memutus kontak keduanya.
Hening sejenak.
"Aku melihatnya." Minhyuk kembali berucap lirih. "Skandal tentang dirimu."
Geu joheun songire
(Meskipun aku terlelap)
Kkamuruk jami deureodo
(Di dalam pangkuanmu)
Jamsiman geudaero deuoyo
(Tolong biarkan aku seperti ini sejenak)
Kkaejui marayo aju
(Tolong jangan bangunkan aku)
Gipeun jameul jal geoyeyo
(Aku akan tertidur dengan begitu nyenyak)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating a Fangirl
FanficKau kira mudah berpacaran dengan seorang Fangirl? Tidak. Sama sekali tidak. Rasanya menyakitkan. Why? Karena yang harus kau lawan adalah seorang bintang besar. Dan yang lebih menyakitkan. Aku sudah jatuh terlalu dalam dengan Fangirl ini. *** Kisah r...