Serpihan 19 - Problem(s) (1)
Aku pernah bertanya pada awan, juga rembulan. Apakah kita sedang mempertahankan hubungan? Atau menunda perpisahan? -Jung Soojung-
***
Minhyuk menghentikan laju mobilnya yang baru beberapa langkah. Ia kembali menoleh ke spion mobilnya. Gadis yang diamatinya tadi memang bukan Soojung. Tapi gadis yang berjalan tak jauh di belakang pasangan tadi, sudah dipastikan ia.
Tas kecil warna putih berbentuk bunga itu yang menjadi bukti. Tas yang Minhyuk belikan untuk Soojung dua bulan lalu.
Rautnya berubah kalut seketika. Beberapa kali ia menghela nafas kasar. Dengan cepat tangannya melepas sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya. Dan ia berlari keluar.
Minhyuk berhenti beberapa langkah di depan gadis itu. Gadis yang kini tengah berdiri mematung di depan seorang lelaki. Lelaki yang ingin ia kirimi pukulan sekeras apapun sekarang juga.
"Jung Soojung !" Ia berteriak kencang. Beberapa kemarahannya ikut lolos dalam nada itu.
Keduanya menoleh. Dan Minhyuk bisa melihat tatapan kaget dari gadis itu. Dan tatapan kesal yang tanpa segan lelaki itu tunjukkan padanya. Minhyuk mengepalkan tangan kanannya.
"O-oppa..." Soojung berteriak lemah. Pegangan tangan gadis itu lepas saat itu juga.
Minhyuk menghela nafas panjang sebelum berjalan mendekat. Dengan rautnya yang semakin mengeras. Ia sempat melempar tatapan membunuh pada Kai. Sebelum mengambil alih tangan Soojung yang kosong dan menariknya pergi.
***
Soojung melangkah dengan kaki terseret. Mencoba mengikuti langkah Minhyuk yang cepat dan seakan menghantarkan amarah. Genggaman lelaki itu di tangannya seakan mencekalnya. Sedikit rasa nyeri dapat ia rasakan di pergelangan itu.
Baru kali ini. Baru kali ini Minhyuk berjalan di depannya. Baru kali ini lelaki itu melangkah tanpa mengiringi langkahnya. Seakan menyeretnya. Dan baru kali ini Soojung mendapati Minhyuk semarah itu.
Begitu menakutkan.
Minhyuk terus saja menggandengnya -ah, atau bisa disebut menyeret- hingga sampai depan rumah. Setelah itu, pegangan erat di tangan Soojung terlepas. Dan tanpa kata, Minhyuk melangkah pergi.
Meninggalkan Soojung sendirian di sana.
Yang entah harus berbuat apa.
Di bawah rintikan salju yang semakin lebat.
Salju pertama tahun ini... tak seindah kelihatannya.
***
00.01 KST
Soojung melempar tasnya ke sembarang tempat. Lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa depan TV. Ia mengaduh pelan. Baru menyadari, kakinya terluka akibat berlari memakai high heels. Udara dingin akibat salju yang turun, membuat tubuh gampang sekali terluka.
Saat diseret Minhyuk tadi, ia tak bisa berfikir apa-apa. Kecuali mendapati fakta bahwa Minhyuk marah besar. Sangat amat.
Ia sempat mendengar suara masukan kode pintu. Juga suara pintu yang tebuka dan tertutup. Tapi ia hiraukan. Fikirannya tengah terfokus pada kakinya yang lecet sekarang.
Dan tanpa Soojung duga. Seseorang yang tadi memasukkan kode pintu rumahnya. Dan yang membuka dan menutup pintu rumahnya. Juga masuk ke dalam rumahnya dan berdiri di hadapannya. Tak lain dan tak bukan adalah Kang Minhyuk, kekasihnya.
Di tangan kanannya tergenggam sebuah buket bunga yang begitu cantik. Di tangan satunya, tergenggam sebuah kotak dan juga kantong plastik bertuliskan salah satu nama sebuah apotik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating a Fangirl
FanfictionKau kira mudah berpacaran dengan seorang Fangirl? Tidak. Sama sekali tidak. Rasanya menyakitkan. Why? Karena yang harus kau lawan adalah seorang bintang besar. Dan yang lebih menyakitkan. Aku sudah jatuh terlalu dalam dengan Fangirl ini. *** Kisah r...