20. Problem(s) (2)

1.5K 153 30
                                    

Diam bukan berarti tidak tahu. Ia hanya berpura-pura. Karena menganggap diam itu lebih baik. Tak apa jika ia seakan dibodohi. Asal bisa membuatnya bahagia. –Kang Minhyuk-

***

05.22 KST

Minhyuk mengelus wajah Soojung pelan. Kemudian bermain-main dengan wajah itu. Dari pipinya, hingga hidungnya. “Aku mau mandi dulu.” Ucapnya lirih.

“Kau bermainlah sesukamu. Jonghyun tidak ada di sini.” Jelasnya.

Soojung mengangguk singkat. Lalu mengambil duduk di sofa ruang tamu dan mulai menyalakan TV. Minhyuk tersenyum pelan memandangnya. Tangannya mengelus puncak kepalanya, sebelum beranjak menuju kamar mandi.

Lelaki itu mengatur air shower-nya menjadi hangat. Karena di luar sedang turun salju, jadi ia perlu air hangat. Kemudian, menyalakan keran-nya, dan membiarkan air itu meluncur membasahi tubuhnya.

Ia memejam. Merasakan tetesan deras air hangat memijat punggungnya. Menyentuh tiap inchi tubuh telanjangnya.

Tangannya tergerak ke atas. Mengusap helai-helai rambutnya. Kemudian bergerak turun mengusap wajahnya. Dan mulai saat itulah, pikiran lelaki itu mulai melayang. Ke kejadian beberapa waktu lalu.

Pertemuan tanpa sengaja antara dirinya dan Kai.

***

Sebulan yang lalu – Sebuah Tempat Fitness

“Oh, Kim Kai-ssi?”

Minhyuk yang tengah membuka loker di ruang ganti salah satu tempat fitness langganannya, sedikit tercengang. Pasalnya, di depannya kini tengah berdiri seorang artis terkenal. Yang nampaknya baru saja melakukan beberapa olahraga sama seperti dirinya.

Kai menoleh. Tangannya mengusap rambutnya pelan. Ia mengamati lelaki di hadapannya.

“Apa kau mengingatku?”

Kai mengernyit. Mencoba mengingat-ingat lelaki di depannya. Apakah ia pernah bertemu sebelumnya ?

“Ah… aku lelaki yang bertemu denganmu beberapa waktu lalu. Saat acara pemberian tanda tangan. Kau memberiku sebuah video sebagai bonus.” Jelasnya cepat.

“Ah…” Kai mengangguk cepat. Mengingat wajah tak asing itu. “Aku ingat.” Balasnya.

“Kau sering berolahraga di sini atau—“

“—aku berolahraga sesekali saja. Temanku Jonghyun yang merekomendasikannya.” Minhyuk berucap cepat. “Kau?” tanyanya basa-basi.

Kai menggaruk tengkuknya pelan. “Aku juga. Temanku Taemin yang merekomendasikan tempat ini.”

Minhyuk tersenyum canggung. “Kalau begitu… aku pamit. Olahragaku sudah berakhir dan aku harus pulang.” Ia menunduk pelan. Kemudian beranjak pergi.

“Aku juga.” Kai berteriak. Berusaha menghentikan langkah Minhyuk.

Lelaki itu berhenti melangkah. Berbalik arah. Lalu memandang Kai heran. “Boleh kita berbicara sebentar. Sambil minum kopi?”

Minhyuk mengernyit. Mendengar tawaran tak terduga dari seorang artis terkenal, Kim Kai.

“Ku dengar kopi yang dibuat di lantai bawah gedung ini sangat enak. Haruskah kita mencoba minum di sana?”

Minhyuk tersenyum canggung. “Bukannya aku bermaksud hendak menolak tawaran langka darimu, Kim Kai-ssi.Tapi—” Ia berucap perlahan. Tak ingin terlihat kasar di depan sang idola. “—sudah larut malam. Dan ada hal lain yang harus ku lakukan.”

Dating a FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang