29. Untidy

1.6K 142 9
                                    

Serpihan 29 – Untidy

Biarkan bahagia datang dengan caranya sendiri. Karena hakikatnya langit akan tetap biru meski awan kelabu. Pelangi tetap mejikuhibiniu saat badai sudah berlalu. Semuanya sudah suratan takdir yang tak perlu kau cari-cari lagi. –Unknown-

***

2011, Minggu Pertama Tahun Ajaran Baru

Seorang lelaki bertubuh tinggi ramping mendatangi sebuah meja dengan tangan penuh makanan dan minuman. Ketiga lelaki lain yang tadinya duduk tenang langsung riuh mencomoti satu persatu.

Termasuk juga Jongin. Dengan seragam SMA-nya, ia merebut gummy milik Chanyeol –si lelaki tinggi itu- dan memakannya tanpa berniat membagi.

Lelaki tinggi itu hanya menggeleng-geleng, kemudian mengambil duduk di sebelah lelaki lain yang tak kalah ramping. Yang memiliki dagu setajam silet. Oh Sehun namanya.

“Aku barusan bertemu Jung Soojung.”

Jongin berhenti mengunyah permennya, dan menatap lelaki di depannya tajam. “Dia sedang memarahi stalker-nya Amber. Cute sekali wajahnya.” Chanyeol tersenyum lebar saat bercerita. Jongin tanpa sadar merengut kesal.

Darimana si jerapah itu mengenal gadis incarannya? Menyebalkan ! Gumamnya begitu geram.

“Siapa yang kau panggil cute itu???” Sehun yang duduk di sebelahnya memukul kepala Chanyeol pelan. Dalam hati Jongin tersenyum senang. Mengucapkan terima kasih yang amat sangat pada bocah itu karena sudah melakukan apa yang ingin dilakukannya pada Chanyeol.

Jongin kembali menyuap gummy bear nya dengan senyum tertahan.

“Soojungie itu punyaku.”

Ia kembali mendongak. Kali ini tatapan tajamnya terarah pada si cadel dagu tajam itu. Seketika Jongin menarik ucapan terima kasihnya tadi. Sehun bukan temannya, dia juga rivalnya.

Ah… kenapa banyak sekali yang juga mengincar gadis itu?

“Kau bilang apa? Dia itu punyaku !”

“Aniya… Gadis itu punyaku. Aku yang melihatnya duluan waktu itu.”

“Punyaku !”

“Punyakuuu !”

Dan kedua makhluk astral itu mulai adu mulut satu sama lain. Disertai tepukan pelan yang dihantarkan keduanya. Jongin mendelik jengah menatap keduanya. Dua saingan di depannya ini cukup berkompeten. Chanyeol si anak musik. Dan Sehun si ulzzang yang pintar menari.

Jongin mungkin bisa mengalahkan aura mereka. Tapi tetap saja itu cukup sulit.

Lelaki itu membuang pandangannya ke samping. Si manis berlesung pipit menggeleng geli melihat pertengkaran kekanak-kanakan antara Chanyeol dan juga Sehun. Sembari menyuap keripik kentang ke mulutnya, lelaki itu terlihat menikmati pertunjukan.

Jongin mengangguk-angguk. Setidaknya bocah di sebelahnya terlihat tak tertarik dengan incarannya.

“Ya !!! Kalian ini sedang apa?” Jongin kembali beralih pada dua pemuda di depannya, lalu berteriak kesal. “Bertengkar karena seorang gadis?? Waenyeolll…” Ia menghela nafas jengah.

“Kalian ini sudah kelas tiga. Pikirkan masa depan !” teriaknya marah. Segala peringatan tentang jangan dekati incarannya tersirat di dalam semua itu.

“Justru karena sudah kelas 3. Aku harus mendapatkannya sebelum lulus.” Chanyeol menyingkirkan tangannya dari wajah Sehun. Kemudian melipatnya ke depan. Jongin makin merutuk kesal dalam hati.

Dating a FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang