Serpihan 10 - Hujan Malam Ini
Hanya karena kau mengenal dirinya lama, bukan berarti kau mengerti dirinya. Ada sisi lain yang hanya diketahui diri sendiri. -Anonymous-
***
"Kau tahu kan aku lemah terhadap alkohol?"
Taemin langsung mendongak. Menatap Kai nanar. Nafasnya masih terengah karena emosinya tadi. "Hanya karena minum segelas soju saja, aku hampir menelanjangimu waktu itu."
Keadaan berubah hening. Suasana mendadak kaku. Kai menunduk dalam. Sedangkan Taemin, lelaki itu menatap temannya dengan seribu rasa bersalah. Juga penyesalan.
"Ku kira kau sudah sangat mengenal diriku. Taemin-ah."
Taemin berkedip berkali-kali. Mulutnya bungkam. Ia... ia tak tahu jika emosi tak terkontrolnya akan menjadikan keadaan semakin rumit. Taemin, lelaki itu hanya tak ingin temannya berlaku buruk.
***
17.07 KST
Soojung men-scroll hingga bawah semua komentar yang tertera di SNS milik Kai. Sudah sekitar sejam lebih gadis itu hanya duduk diam dan membaca satu persatu komentar pedas yang tertera di sana.
"Huh... Kalian pikir diri kalian benar-benar penggemar?" Ia bergumam, membaca salah satu komentar yang serasa menyakiti hatinya meski komentar itu bukan untuknya. "Hanya karena sebuah foto kalian memperlakukan oppa kalian bagai bukan manusia."
Gadis itu menghela nafas panjang. Diletakkan kembali ponselnya ke meja ruang tengah rumahnya. Ia berdiri dari duduknya, berjalan perlahan menuju jendela.
"Langit pun seakan menangis." Komentarnya tak jelas melihat hujan turun dengan lebatnya.
Ia menghela nafas kembali. Banyak sekali hal yang ia pikirkan. Meski tidak semuanya penting. Perihal perkelahiannya dengan Yoon Hye. Perihal Minhyuk yang belum menghubunginya hingga sekarang. Dan perihal Kai yang seakan menghilang dari media seharian ini.
Ting ! Sebuah pesan masuk mengalihkan perhatiannya. Soojung setengah berlari menghampiri ponselnya. Lalu membuka pesan tersebut tak sabaran. Berharap itu pesan dari Minhyuk.
From : Amber
Aku pulang malam sekali hari ini. Jangan mencariku dan jangan merindukanku :*Gadis itu langsung mempoutkan bibirnya. Kesal dengan pesan yang tidak sesuai harapannya. Dia meletakkan kembali ponselnya. Kemudian menyenderkan kepalanya ke atas meja. Memandang ponselnya dan berharap cemas Minhyuk akan segera menghubunginya.
"Apa kau marah?" gumamnya ke arah ponsel. "Kan sudah ku jelaskan jika aku menyiramnya yoghurt bukan karena kau jalan berdua dengan ke rumah sakit."
"Aku hanya membalaskan dendam temanku padanya. Tidak lebih." Soojung cemberut memandang ponselnya. "Telpon aku oppa... Jebal."
Sayangnya, semua gerutuan Soojung tak kunjung mendapat respon. Ponselnya tetap sepi. Hanya pesan singkat dari Amber yang datang. Dan tak satu pun dari Minhyuk. Kekasihnya.
"Aish..." Soojung mengacak rambutnya kesal. "Oke kalau oppa maunya begitu. Aku juga akan marah padamu. Karena kau jalan dengan cewek itu dan tak-"
Suara bel rumahnya yang berbunyi memotong kalimat kemarahan Soojung. Gadis itu dengan cepat mengalihkan perhatiannya ke pintu. "Oppa?" gumamnya, tanpa sadar dengan semangat.
Secepat kilat ia berlari menuju kamar mandi. Memperbaiki riasannya sebelum akhirnya berlari ke pintu depan.
Hujan semakin deras. Bahkan suara petir pun ikut menyahuti tetesan hujan. Membuat langit terlihat gelap meski hari belum sepenuhnya malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating a Fangirl
FanfictionKau kira mudah berpacaran dengan seorang Fangirl? Tidak. Sama sekali tidak. Rasanya menyakitkan. Why? Karena yang harus kau lawan adalah seorang bintang besar. Dan yang lebih menyakitkan. Aku sudah jatuh terlalu dalam dengan Fangirl ini. *** Kisah r...