24. The Reason I Like You?

1.6K 147 35
                                    

Serpihan 24 - The Reason I Like You?

The reason I like you? Because you're that person. Because you're you. - Lee Jonghyun-

***

Minhyuk masih memandang bungkusan dan memo bertuliskan 'jangan sakit' itu dalam diam. Pikirannya masih sibuk berdebat dan bertengkar. Padahal itu semua toh tak terlalu penting dilakukan sekarang.

Karena hanya ada dua pilihan saja yang perlu dia ambil. Mengambilnya atau mengabaikannya. Hanya itu. Karena 'mungkin' tak akan berdampak apapun jika ia memilih satu di antaranya.

Dan akhirnya... ia pun memilih opsi yang pertama. Tangannya terangkat tuk meraih bungkusan tersebut. Kemudian berlalu pergi.

***

Pesta Pelantikan Presdir JJ Grup - 20.22 KST

"Tuan muda Lee."

Sebuah sapaan mendadak membawa Jonghyun terpaksa kembali dari lorong lamunannya. Ia perlahan menoleh, lalu mengernyit bingung saat sang Sekretaris Ayahnya lah yang memanggilnya tadi. Dan mengodekan sesuatu kepadanya.

Pria dalam balutan tuxedo mewahnya itu hanya bisa menyuarakan 'a' pelan saat menyadari lift yang ia tumpangi -beserta bawahan Ayahnya yang lain- sudah terbuka. Menandakan bahwa dirinya sudah sampai di lantai tujuan.

"Ayo, Tuan Muda." Ucap sang sekretaris kembali.

Jonghyun mengerjapkan matanya dua kali. Lalu menghela nafas panjang. Sembari melepas kegugupan yang seakan mencekiknya bersama dengan dasi kelewat ketat. Pria itu perlahan membenahi rautnya, mengurai jemari tangannya yang entah sejak kapan -tanda ia sadari- terkepal begitu kuat.

Dirinya lalu berjalan perlahan, diikuti bawahannya yang lain di belakang. Memasang wajah angkuh yang sebenarnya palsu. Berbeda jauh dengan hatinya yang rapuh dan takut. Bukan ini yang menjadi keinginannya. Bukan menjadi seorang presdir dari perusahaan besar.

Sayangnya, takdir selalu berkata lain. Mereka seakan tak mengijinkan keinginan kecil seorang Jonghyun. Hanya untuk berdiri di bawah teriknya sinar mentari. Berbalut topi keras warna jingga tengah memerintah puluhan orang demi lancarnya sebuah rumah atau jembatan yang ia rancang.

Sesederhana itu.

Langkahnya terhenti di depan sebuah pintu besar yang tertutup. Yang dikawal dua orang berbusana serba hitam. Bahkan kacamata yang mereka kenakan pun sudah cukup mendeskripsikan siapa mereka.

Perlahan, pintu itu terbuka lebar. Jonghyun mendongak. Ia kembali menata rautnya dan melangkah memasuki ruang tersebut. Bau mewah dan bisnis langsung menerpa indera penciumannya.

Semua mata yang ada di dalam sana tertuju padanya. Mereka memasang senyum manis mereka pada sang pebisnis baru itu. Yang sayangnya tak terlalu senang dengan kenyataan baru yang seakan menamparnya.

Pandangan Jonghyun mengedar. Memindai secara cepat semua tamu undangan untuk acara pelantikannya malam ini. Beberapa ada yang dikenalnya sebagai relasi bisnis Ayahnya. Sisanya terasa asing.

Ia melangkahkan kakinya pelan. Dengan dagu terangkat tinggi. Matanya sempat menangkap sesosok gadis yang begitu terasa familiar saat ia melangkah. Awalnya ia abaikan. Namun saat ia mengamatinya kembali, ia tiba-tiba berhenti.

Jonghyun tertegun. Pada gadis yang tengah melempar senyum padanya itu. Gaun merah darahnya begitu menggoda, membuat lelaki itu terdiam mematung bagai orang idiot.

Ia tak tahu darimana rambut gadis itu bisa memanjang dalam semalam. Matanya begitu terlihat bening dibalik bulu mata lebat. Dan bibirnya merah merona. Satu yang pasti, Jonghyun tak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis yang dibebati kecantikan yang semena-mena.

Dating a FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang