Serpihan 13 - Rumit
Ada tangis dalam tawa paling keras. Ada marah dalam diam. Ada trauma dalam kenormalan. Terlalu banyak yang disembunyikan ke dalam kepura-puraan.
***
21.10 KST
"Kajja." Ajaknya lirih. "Mungkin setelah tempat ini, kau akan merubah pikiranmu."
Soojung menatap tangan yang terulur itu. Ia benci situasi seperti ini. Hatinya mulai goyah kembali.
"Jongin oppa-" ucapnya pelan. "-aku kira kau mulai salah mengartikan semua ini." Dia melanjutkan. Kedua kuku jarinya, tanpa sadar sudah mengetuk satu sama lain. Hal yang selalu dilakukannya ketika ia dalam posisi sulit.
"Aku... selama beberapa malam ini, pergi denganmu hanya sebagai teman SMA. Kau tahu kan? Sekarang ini kau Kim Jongin, bukan Kim Kai." suaranya bersahutan dengan suara benturan kedua kukunya.
"Oleh karena itu-" Gadis itu membungkuk hormat. "-mianhae, oppa." Dan perlahan, gadis itu berbalik. Berjalan pelan meninggalkan Kai yang masih mengulurkan tangannya.
"Sekali saja, Jung Soojung."
Tanpa diduga, lelaki itu berteriak kencang. Sebuah teriakan yang mampu menghentikan langkah Soojung. Dan membuat gadis itu berdiri mematung.
***
20.12 KST
"Minhyuk? Kau di sini?" Gadis itu, menghentikan langkahnya sejenak di depan seseorang yang tengah berdiri di depan studio tempatnya bekerja. "Ini weekend. Kau tidak berkencan dengan pacarmu?"
"Amber dimana?" Tanpa menghiraukan perkataannya, lelaki itu bertanya pada perempuan di depannya.
Gadis itu menggaruk tengkuknya perlahan. "Sedang memindahkan barang ke gudang." Jawabnya singkat. "Kau benar-benar ya Minhyuk." Sindirnya tak jelas sebelum berlalu pergi. Lagi-lagi lelaki itu tak peduli.
Ia kembali menunggu Amber dengan sabar. Dimasukkannya kedua tangannya ke saku untuk meminimalisir hawa dingin yang seakan menusuk.
"Minhyuk." Lelaki itu menoleh ketika mendengar suara yang cukup familiar. "Sedang apa kau di sini?" Pupil matanya melebar, melihat Jonghyun berdiri di hadapannya. dalam balutan jaket kulit warna hitam.
***
"Sekali saja." Rapal lelaki itu kembali. "Beri aku kesempatan sekali saja."
Soojung mengedipkan matanya berkali-kali. Ia kembali mengetukkan kedua jarinya gugup. Dalam hati ia membodohi kakinya yang enggan berjalan kembali.
"Aku yakin kali ini kau tak akan benar-benar menyesal. Aku janji."
Gadis itu membalikkan badannya cepat. "Oppa ak-"
"-kenapa kau tak mau memberiku kesempatan?" ia memotongnya dengan suara lemah.
Kai menatap punggung itu dalam. Seakan-akan, semua ini hanya bisa dinikmatinya sebatas punggung saja. Hanya memandang, lantas tak bisa merengkuhnya. Hanya sebatas punggung. Dan suara ketukan kedua kuku jarinya yang semakin mengeras.
Ia menunduk dalam. Lalu menghela nafas panjang. Apa yang sebenarnya ia lakukan di sini? Memohon pada sesuatu yang tak pasti. Seperti orang bodoh.
"Sekali saja." Rapalnya kembali setelah kesunyian lama menyelimuti. "Sekali lagi saja."
***
"A-a-ah, Jonghyun." Lelaki itu tergeragap. "Aku...aku sedang menunggu Amber keluar." Ucapnya terbata-bata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating a Fangirl
FanficKau kira mudah berpacaran dengan seorang Fangirl? Tidak. Sama sekali tidak. Rasanya menyakitkan. Why? Karena yang harus kau lawan adalah seorang bintang besar. Dan yang lebih menyakitkan. Aku sudah jatuh terlalu dalam dengan Fangirl ini. *** Kisah r...