Serpihan 14 - Cinta?
Cinta itu bukan berarti tidak membencinya. Melainkan, 'tidak bisa' membencinya.
***
07.01 KST
Kai menatap lesu jalan Seoul pagi ini melalui kaca jendela van nya yang gelap. Berulang kali ia menghembuskan nafas ke kaca hingga meninggalkan embun. Lalu menggambarnya acak. Hanya untuk membunuh kebosanan selama perjalannya ke Bandara Incheon.
"Hyung." Panggilnya lemah. Kepalanya bersandar ke kaca. "Hmm?" Manajernya hanya menjawab sekenanya. Masih fokus menyetir.
"Berapa lama kita di Cina?"
Sang manajer melirik sebentar melalui kaca depan. Lalu menggeleng geli melihat tingkah artisnya. "Aku kan sudah bilang padamu berkali-kali. Dua hari. Kita akan syuting iklan dan beberapa wawancara sekaligus pemotretan majalah."
"Dua hari?" gumamnya lirih. "Jadi-"
Kai menegakkan tubuhnya. Menghadap ke depan. "-selama dua hari dia tak akan menemuiku ya?" Mobil mereka mulai memasuki area bandara.
"Yang benar itu, selama dua hari kau tidak akan menemuinya." Celetuk sang manajer sembari melepas sabuk pengaman yang melingkari tubuhnya.
"Geurae-" Kai seakan tak menggubris omongan manajer. "-berarti dia akan merasa kehilangan saat tak ada diriku."
Manajer Han menggeleng lemah mendengar ucapan lelaki itu yang terlampau percaya diri. "Sudah hentikan. Kita sudah sampai." Manajer Han berjalan keluar.
Kai melirik keluar. Ia mendesah pelan melihat kerumunan penggemar yang sudah siap menyambutnya. Rautnya berubah lesu sejenak.
Ia lalu menepuk kedua pipinya pelan. "Sadarlah. Sudah waktunya kau menunjukkan raut yang mereka minta." Ucapnya pada diri sendiri. Perlahan rautnya berubah. Ia keluarkan senyum miring andalannya. Dan bersiap berjalan keluar dari dalam mobil.
Ia siap menunjukkan senyum yang mereka inginkan. Biarlah dia suguhkan sebuah kebohongan. Dan bukannya kejujuran, berupa raut wajah tertekan.
***
07.13 KST
"Oh, kau sudah bangun." Sapa Soojung pelan melihat Amber tak lagi terlelap saat ia memasuki kamar tersebut. Ia sehabis pulang dari memesan bubur abalone kesukaan Amber pagi buta tadi.
"Kau tak apa? Apa badanmu terasa tidak enak? Apa kepalamu pusing?" Gadis itu mengeluarkan pertanyaan beruntun. Tangannya tengah sibuk menyajikan bubur yang dibelinya tadi.
"Ku belikan bubur abalone di restoran favoritmu. Makanlah sebelum buburnya menjadi dingin. Dan juga, aku tadi bertemu dokter yang merawatmu. Katanya, kau boleh pulang siang ini."
Ia masih terus berbicaraa saat bubur yang dibawanya kini tersajikan dalam mangkuk. "Ini semua kerjaan Sun Young kan? Apa perlu ak-" tuturannya terhenti, saat matanya bertemu dengan milik Amber.
Tatapan itu...bentuk tatapan tidak suka.
"A-arrasseo." Ucapnya lirih. "Aku tak akan membahasnya."
Soojung menyodorkan mangkuk berisi bubur abalone pada Amber. "Nanti siang aku akan-"
"-tak perlu." Potong Amber cepat. Gadis itu meraih mangkuknya pelan. Suasana berubah canggung seketika.
"Kalau begitu, aku pulang dulu. Ada kuliah pagi ini." Amber hanya mengangguk singkat. Sedangkan Soojung mengambil langkah pelan untuk menyingkir dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating a Fangirl
FanfictionKau kira mudah berpacaran dengan seorang Fangirl? Tidak. Sama sekali tidak. Rasanya menyakitkan. Why? Karena yang harus kau lawan adalah seorang bintang besar. Dan yang lebih menyakitkan. Aku sudah jatuh terlalu dalam dengan Fangirl ini. *** Kisah r...