Serpihan 22 – Tentang Sebuah Cerita
Setiap pagiku masih terasa hangatnya pelukmu. Meski kini kutahu pelukan itu bukan lagi untukku. –Kang Minhyuk-
***
Hari Saat Diadakannya Prom Night – 17.44 KST
“Kau akan pergi sekarang?” Minhyuk bertanya pada gadis cantik di depannya. Yang tengah mengenakan sebuah gaun pesta warna peach yang terlihat menyatu dengan kulit putihnya. Riasan natural dan lipgloss warna merah mudanya, membuat kecantikan gadis itu makin terpancar.
“Hmm…” Gadis itu mengangguk singkat menjawab pertanyaannya.
“Woah… Amberku ini akhirnya kencan juga.” Minhyuk mengusap puncak kepalanya pelan. Membuat gadis itu sedikit merengut mendapati tatanan rambutnya sedikit berantakan. “Chukkaeee… Uri dongsaeng.”
Gadis itu tersenyum lemah. Raut wajahnya tiba-tiba berubah muram. “Oppa, aku takut.” Katanya lirih. “Tak bisakah kau ikut denganku?”
“Eih… Apa itu??? Mana ada Oppa yang menemani adiknya kencan, uh?”
“Tapi, Oppa… Aku mendengar rumor aneh tentangnya. Aku—“
“—gwaencanha…” Minhyuk dengan cepat meraih kedua pundaknya. “Dia lelaki yang dipilih oleh Ayahmu. Mana mungkin dia tak baik untukmu. Lagipula keluarganya sudah membantu cukup banyak untuk lancarnya perusahaan Ayahmu. Jadi tak usah khawatir.”
“Tapi Oppa—“
“Percayalah pada Oppa. Semua akan baik-baik saja. Tak ada yang menakutkan dalam kencan buta.”
Gadis itu masih saja terlihat murung. Ada hal aneh yang mengganjal hatinya. Yang membuatnya enggan mendatangi kencan buta yang dipersiapkan sang Ayah untuk dirinya. Entah kenapa ia tak ingin.
“Oppa akan menjemputmu. Jadi hubungi kapan saja acara kencanmu selesai.” Sekali lagi Minhyuk meyakinkan.
“Dan setelah itu Oppa akan mengantarmu ke prom night sekolahmu.” Lelaki itu melempar senyum pada Amber –gadis itu-. “Jangan lupa untuk mengenalkan teman baik yang selalu kau ceritakan itu padaku malam nanti. Arrasseo?”
Ia masih terdiam. Tenggelam dengan pikiran kalutnya. Hingga akhirnya, ia mengangguk perlahan.
“Aigooo, ippeudaaaa…” Dan sekali lagi Minhyuk mengusap puncak kepalanya gemas.
***
07.57 KST
“Bahkan semalam pun kau tak merayakan ulang tahunku dan sekarang kau tak mau sarapan denganku dan pergi? WAE ???”
Amber tercengang. Melihat temannya kini terlihat begitu murka di hadapannya. Namun… itu tak cukup untuknya tinggal.
“Mianhae, Soojung-ah.” Jawabnya pelan. “Aku benar-benar harus pulang.”
Perlahan, Amber melangkah maju. Tangannya tergerak naik. Meraih pundak Soojung untuk ia beri tepukan perpisahan secara pelan.
“Sampai bertemu di kampus.”
Ucapnya terakhir kali sebelum beranjak pergi.
***
Hari Saat Diadakannya Prom Night – 18.24 KST
“Siapa katamu?” Salah satu teman satu band Minhyuk bertanya dengan lantang. Ia dan teman-temannya baru saja rehat dari latihan rutin band mereka. Dan si gitaris langsung bertanya lantang saat ia menceritakan tentang kencan buta tetangga cantiknya yang sudah ia anggap sebagai adik kesayangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating a Fangirl
FanfictionKau kira mudah berpacaran dengan seorang Fangirl? Tidak. Sama sekali tidak. Rasanya menyakitkan. Why? Karena yang harus kau lawan adalah seorang bintang besar. Dan yang lebih menyakitkan. Aku sudah jatuh terlalu dalam dengan Fangirl ini. *** Kisah r...