Serpihan 12 - Reply
Jika kau tidak di sana saat itu, mungkin aku sudah hancur. -Unknown-
***
2012 - SMA Hanlim
"Ini." Soojung dengan malu-malu menyerahkan setangkai mawar biru kepada lelaki di depannya, Kim Jongin. Bunga mawar yang ia cari dengan susah payah karena mawar tersebut merupakan jenis yang langka dan belum banyak yang menjual seperti warna lainnya. Ia lakukan semua itu untuk membuat lelaki yang dikaguminya terkesan.
"Aku menyukaimu. Sudah sejak lama." Katanya sembari menunduk dalam. Masih tetap mengacungkan mawar yang tak kunjung berpindah tangan.
"Oppa, mau berpacaran denganku?" Suaranya semakin kecil saja. Namun Soojung yakin lelaki di depannya masih bisa mendengarnya.
Angin musim gugur berhempus dengan kencangnya. Mengaburkan beberapa anakan rambut Soojung yang terlepas dari ikatannya. Jepit rambut kupu-kupu yang dibelinya dengan mahal, kini bertengger manis di kepalanya.
Suasana taman belakang sekolah terlihat sepi. Tak ada seorang pun selain mereka berdua. Dan justru inilah waktu yang dicari Soojung. Saat anak lain tengah sibuk berganti pakaian, ia menarik lelaki ini untuk datang ke sini.
Ia menghela nafas panjang. Tadi sebelum kesini ia sempat memakai make up untuk merias wajahnya. Ia yakin Jongin tak akan menolaknya.
"Kau tahu-" Soojung mendongak ketika lelaki di depannya akhirnya membuka suara. "-aku selalu menolak para gadis yang menyatakan cintanya padaku?"
Suaranya terdengar menggoda. Senyum yang hanya Soojung liat ketika lelaki itu tengah bercanda dengan temannya, kini bertengger manis di wajahnya.
"Kau yakin kali ini jawabannya akan berbeda?" Ia memajukan wajahnya dan membungkuk sedikit. Membuat wajah keduanya sejajar dan hanya berjarak beberapa senti saja.
"Aku tidak suka saat gadis yang menyatakan cintanya. Untuk itu, kau tahu jawabanku kan?" Wajah Soojung seketika berubah suram. Ia sudah melakukan banyak hal untuk menarik perhatiannya.
Jongin menjauhkan wajahnya. Ia tanpa sadar mengulum senyum melihat tatapan kosong gadis itu. "Tunggu saja."
"Uh?" Gumam Soojung tak mengerti. Jongin terkikih geli. Diambilnya bunga yang disodorkan oleh gadis itu.
"Aku yang akan-" Suara dering ponselnya menginterupsi perkataannya. Dia langsung buru-buru meninggalkan gadis itu. Yang kini tengah tenggelam dalam pikirannya.
***
2015 - Tempat yang sama
"Tunggu saja." Ucapnya persis sama seperti 3 tahun yang lalu. "Apa kau tak penasaran mengapa aku menerima bungamu tapi malah menyuruhmu menunggu?"
Soojung membuang pandangannya. Lebih memilih memandang tanah daripada lelaki di depannya. Sudah gadis itu bilang ia tak ingin mendengar penjelasan apapun. Namun lelaki itu tetap bersikeras. Ia bahkan menyekal tangan Soojung untuk menahannya agar tinggal lebih lama.
"Aku yang akan-" Lagi-lagi ia mengatakan hal yang sama. Gadis itu samar-samar masih mengingaat masa lalu. "-menyatakan perasaanku padamu."
Dengan cepat ia menoleh. Menatap Kai dengan tatapan yang -entahlah, gadis itu juga tak tahu bagaimana mengekspresikannya-.
"Itu yang ingin ku katakan. Jika saja tak ada yang meneleponku waktu itu."
Soojung mencoba menghirup udara sebanyak mungkin. Mencoba menyadarkan diri untuk tak tertipu kesekian kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating a Fangirl
FanfictionKau kira mudah berpacaran dengan seorang Fangirl? Tidak. Sama sekali tidak. Rasanya menyakitkan. Why? Karena yang harus kau lawan adalah seorang bintang besar. Dan yang lebih menyakitkan. Aku sudah jatuh terlalu dalam dengan Fangirl ini. *** Kisah r...