Tersenyum bukan berarti bahagia. Terkadang, itu hanya sampul tuk menutupi luka. -Unknown-***
17.15 KST
"Unnie, kita di sini." Miyoung melambai ke arah Soojung yang tengah mencari-cari dirinya dan anggota yang lain. Soojung menoleh, dan ia tersenyum mendapati anggotanya untuk menonton konser nanti sudah lengkap. Ia pun berjalan menghampiri.
"Kenapa Unnie lama sekali? Aku kira Unnie tidak bisa ikut." Salah satu anggotanya yang tengah mengenakan bando dengan huruf membentuk K A I, langsung mencecarinya pertanyaan.
"Unnie tidak mungkin melewatkan konser ini." Miyoung lah yang menyahut pertanyaan tersebut. "Meski Soojung unnie kehabisan tiket sekalipun, ia akan melakukan segalanya demi menonton konser ini." Lanjutnya.
"Tentu saja... Ini kan Soojung unnie. Apalagi hari ini hari jadi kita. Ya kan, Unnie?" Anggota yang lain ikut menimpali.
"Tentu saja..." Gadis itu hanya bisa menjawab singkat sembari melempar senyum manisnya.
"Apakah kalian sudah menyiapkan semuanya?" Gantian Soojung yang kini bertanya pada mereka. Semuanya langsung tersenyum misterius dan mengeluarkan semua hal yang telah mereka persiapkan. Soojung mengangkat kedua jempolnya dan tersenyum puas.
"Kalian memang hebat."
"Uh... Unnie memakai sepatu hak tinggi?" Miyoung yang pertama kali menyadari ada yang berbeda dari diri Soojung.
Gadis itu tersenyum tipis. "Cantik sekali, Unnie." Si pemakai bando menyahut.
"Tapi... apa tidak apa-apa ke konser pakai high heels?" Anggota lain bertanya dengan nada khawatir.
"Don't worry. Unnie kalian ini... seorang gadis pro." Jawabnya enteng. "Ayo... kita masuk ke dalam. Dan kita cari tempat yang paling strategis."
Semuanya mengangguk. Kemudian mengikuti langkah Soojung dari belakang.
***
17.22 KST
Topless, pantatmu. Kau sebut itu hadiah satu-satunya di dunia? Dasar, Ahjussi menyebalkan.
Jonghyun tertawa melihat pesan masuk yang dikirimkan Soojung kepadanya. Dan saat ia membayangkan ekspresi kesal yang tercipta di wajah Soojung, tawanya semakin lebar saja.
Ketukan pelan di pintu kamarnya, mengalihkan perhatian Jonghyun. "Masuk." Katanya singkat.
Ia menyimpan kembali ponselnya. Lalu menoleh ke arah pintu, dan mendapati sekretaris Ayahnya berjalan menuju dirinya.
"Wae?"
"Ini daftar acara yang harus Anda datangi esok hari. Ada satu meeting di pagi hari, dan dua meeting di siang hari setelah jam makan siang. Salah satunya merupakan meeting penting dengan relasi bisnis dari-"
Ucapan sang sekretaris terhenti saat Jonghyun mengangkat tangannya, dan melempar ekspresi lelah. "Aku bisa membaca sendiri. Tak perlu kau jelaskan. Pergilah." Sahutnya pelan.
"Ne, saya mengerti." Sekretaris tersebut menunduk hormat lalu beranjak pergi.
Seperginya sang sekretaris, Jonghyun menghela nafas panjang. Begitu lelah padahal baru saja berjalan sehari. Ia mengusap wajahnya. Kemudian tertawa pelan. Sebuah tawa yang terdengar begitu sumbang. Dan menyedihkan.
***
18.00 KST
Tetap saja, itu foto topless Minhyuk. Kan aku tidak bilang kalau itu foto saat dia dewasa :P
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating a Fangirl
FanfictionKau kira mudah berpacaran dengan seorang Fangirl? Tidak. Sama sekali tidak. Rasanya menyakitkan. Why? Karena yang harus kau lawan adalah seorang bintang besar. Dan yang lebih menyakitkan. Aku sudah jatuh terlalu dalam dengan Fangirl ini. *** Kisah r...