"Apa yang kamu pengen slama ini?" Tanya Iqbaale dengan senyumannya yang termanis.
"Aku ingin punya suami yang bisa melengkapi kekuranganku, yang slalu bisa mendampingiku, yang slalu ada dikeadaan aku, senang, sedih, mau pun susah sekali pun, memiliki keluarga kecil yang di imaminnya, memilik anak yang menggemaskan dan tampa ada PHO diantara keluarga ku. " Jawab dan jelas (namakamu)
Iqbaale meneteskan air matanya. Entah mengapa ia meneteskannya, merasa terharu dan bersalah terhadap wanita yang berda di hadapannya kini.
"seperti ayah dan bunda kita.."lanjut (namakamu) lemas.
"Maaf.." lirih Iqbaale pelan.
(namakamu) menoleh kearah suaminya yang sedang menunduk dan terlihat jrlas ia menangis, karna kedua bahunya beguncang hebat. Lalu ia tersenyum tipis, melihat perubahan Iqbaal, yah walau tidak drastic, namun ia senang dengan perubahan itu. Dan tiba-tiba dia teringat dengan perbincangannya dengan mertua dan kakak iparnya. "Baale, kamu udah dapet keputusan?" Tanya (namakamu) pada Iqbaal.
Iqbaale membulatkan matanya, lalu ia menghapus air matanya dan langsung mengangkat kepalanya, menatap Istrinya dengan tatapan bingung.
"Bunda udah kasih tau kan?"Tanya (namakamu) memasstikan.
Iqbaal mengangguk pelan.
"Terus gimana? Udah ada jawaban?" Tanya (namakamu) sedikit bersemangat, numun.. "Akh..aw.."Ringisnya sambil memegangi lehernya yang dibalut penyangga leher.
"Kamu tuh yah! Udah tau leher sama kaki patah! Semangatnya jangan berlebihan kenapa? Kalo nanti lebih parah gimana?" Bentak Iqbaale sambil membantu (namakamu) untuk berbaring kembali di tempat tidur yang sedikit di angkat atasnya, kalian tau lah, kayak gimana(?) ah, sudah lah, kalian bayangkan saja sendiri.
"Hahaha.." (namakamu) pun tertawa, entah apa yang ia tertawakan.
"kok ketawa?" Tanya Iqbaale heran dengan tingkah istrinya itu.
"lucu aja, baru pertama kali aku di perhatiin sama kamu.." jawab (namakamu) sambil tersenyum manis. "Makasih yah.." bisiknya.
Iqbaale tersenyum manis kearah (namakamu), senyuman yang sama seperti ia memberikannya ke Dianty, namun ini beda, ada sebuah berlian yang tersangkut di bibir iqbaal, hingga membuat (namakamu) menatapnya terus menerus, senyuman termanis yang perah (namakamu) lihat dan iqbaal berikan.
Entah ada makluk apa yang membuat iqbaale ingin sekali mendekatkan mukanya kemuka (namakamu), Dekat, dekat, makin dekat, dan......
'tuk..' kedua dahi suami-istri ini sudah menempel sempurna.
(namakamu) bisa merasakan nafas hangat iqbaale. Deru nafas mereka tak beraturan, kedua mata mereka bertemu, debaran jantung mereka sangat cepat, lidah mereka kaku, tak mampu melakukan dan berucap apapun.
(namakamu) masih tak percaya iqbaale melakukan hal itu, sangat aneh dan asing baginya, karna slama menikah, mereka hal dua kali melakukan'NYA', itu juga karna terpaksa, namun saat itu iqbaale bermain dengan amat kasar, namun mereka menikmatinya.
Begitu pula Iqbaale, ia juga tak menyangka bisa melakukan seperti ini, baru beberapa jam yang lalu ia kencan dengan seorang wanita, namun sekarang? Ia sudah akan melakukannya kemlai dengan wanita yang sudah memegang satus 'istrinya'.
"Cantik.." Ucap Iqbaal begitu saja. Melihat paras (namakamu) yang memang amat cantik dan yang pasti membuat siapa saja luluh terhadap parasnya saja.
Mata (namakamu) membulat, mendengar penuturan iqbaal yang sukses membuat matanya membulat, pipinya memerah, dan jantungnya yang berdegup makin cepat. Mulut (namakamu) bergerak ingin mengucap sesuatu, namun lidahdan suaranya nya tak mampu ia keluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Harder (end)
Fanfiction# 7 dlm rendom (05-09-'17) # 15 (14-08-'17) # 18 (09-08-'17) # 42 (25-05-'17) #Iqbaale rank 2 Memang pernikahan ini sudah menginjak satu tahun, namun perasaan Iqbaale terhadap (namakamu) masih sama; dingin, cuek nan jutek, namun tak mengubah perasaa...