Wih, tumben ga nih, pagi-pagi ada LMH?
Gua juga rada kaget sih,
Tapi... Ya udab lah yah, kali-kali mah...Moga kalian makin suka yah...
Enjoy the story...
*****
"I''ll always with you..."
***
"Dek adel, dede...."
"Bunda! mata Efel, nda!"
"Ya ampun, bang Efek nih, pengen Ayah cubit yah!"
"Ah, jangan yah!"
"Dede Adelnya udahan yah, mandinya, kasian, kedinginan."
"Ah, Bunda. Ana masih mau sama dede!"
Nk terkekeh melihat rekaman yang ia dan Iqbaale rekam sekitar 3 tahun yang lalu, dimana Nk dan Iqbaale sedang memandikan ketiga buah hatinya beberapa hari setelah Nk keluar dari rumah sakit.
"Dek Adelnya diganti sama Ayah, mau ga?"
Kekehan Nk kian keras saat mendengar suara Iqbaale itu dari kameranya.
"Ga ah! Ayah gede! Ga cukhp disini..." Tolak Diana.
"Abang udahan ah, dingin." seru Efel sembari berdiri di bathtub dan disambut sebuah handuk putih dan pelukan hangat dari sang Ayah.
"Ana masih mau mandi?"
"Liatin kamera terus, liatin akunya kapan nih?" sindiran itu membuat Nk mengalihkan perhatiannya ke suaminya yang sudah duduk disampingnya. Nk menurunkan kamera dan menaruhnya disamping.
"Oke, sekarang aku ngeliatin kamu." Ujar Nk dengan senyuman mengembang yang membuat Iqbaale merasa sangat dihargai. "Udah minum obat?" Tanya Nk, mulai berbasa-basi.
"Kan kamu obat aku..." Nk memutar bola matanya, Iqbaale memang suka begini tiap ditanya sudah minum obat atau belum. Menyebalkan.
"Aku serius, ih." Gerutu Nk sembari mencubit pelan lengan Iqbaale yang mulai berisi itu.
Iqbaale terkekeh pelan sebelum mengangguk. "Udah kok, Diana juga tadi ngeliat, kalo kamu ga percaya." Jawab Iqbaale lebih meyakinkan.
Lalu hening, keduanya terduduk diatas sofa mempunggungi jendela besar, Nk duduk menghadap Iqbaale dengan menatapnya lekat, sikunya ia tarus dikepala sofa, sedangkan tangannya, memegang kuping dan rambut Iqbaale bergantian, sedangkan Iqbaale sendiri, dia memegang tangan Nk yang lain sembari mengelusnya lembut.
"Kayak mimpi, tau ga?" Gumam Nk, memecah keheningan.
"Kamu pernah mimpi kayak gini?" Nk mengangguk. Iqbaale tersenyum,memperlihatkan jejeran giginya.
"Anak-anak gimana, yah, kalo aku pergi?" celetuk Nk tiba-tiba. "Kamu juga, gimana kalo ga ada aku?"
Iqbaale memegang tangan Nk yang masih memegang telinganya, menurunkannya dengan perlahan dan masih menyunggingkan senyumannya, lalu mengecupi punggung tangan sang istri, terus menerus. "Aku udah belajar tanpa ada dirimu, anak-anak juga udah mulai belajar mandiri, yah, walau suka nanya keadaan Bundanya ini." Ujarnya menatap lembut Nk sembari menoel hidungnya didua kata terakhir.
Nk hanya memberi senyum kecilnya, lalu memposisikan duduknya kearah depan, menekuk kedua kakinya, dan bersandar pada bahu Iqbaale sembari memeluk lengan prianya. Dan hening kembali melanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Harder (end)
Fanfiction# 7 dlm rendom (05-09-'17) # 15 (14-08-'17) # 18 (09-08-'17) # 42 (25-05-'17) #Iqbaale rank 2 Memang pernikahan ini sudah menginjak satu tahun, namun perasaan Iqbaale terhadap (namakamu) masih sama; dingin, cuek nan jutek, namun tak mengubah perasaa...