33 b

5K 354 9
                                    

Sebelum mulai baca, aku mau minta maaf karna part ini kurang fokus ke setu titik

Kenapa? Karna aku lagi sering buntu ide dan lebih pengen dipercepat ceritanya, jadi aku bisa lanjutin BSE, hehehe...

Enjoy the story...

***

Sesampainya dirumah, tanpa berpikir panjang Nk langsung merebahkan badannya ke tempat tidur, sedangkan Diana sedang bermain bersama kedua sepupunya dilantai dasar.

Nk menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan bingung, seakan meminta benda tersebut menjawab pertanyaannya tanpa harus diminta.

"Apa aku masukin Diana juga buat tes dna?" bisiknya lalu menggigiti kukunya. "Ah, sempelnya!" Seru Nk pelan, lalu bangkit dari tidurnya dan mengambil tasnya yang ada didekat kakinya dan mengambil tiga benda yang Iqbaale berikan di perjalanan menuju bandara kemarin.

"Aku cek aja dulu kali yah, siapa tau malah jatuh kedalam tas." gumam Nk sembari membuka satu-persatu lembar-lembar itu, lalu ia bernafas lega saat melihat semuanya masih utuh, dan...

"Nk! Selamat yah!" Teriakan itu hampir membuat semua sempelnya berterbangan, dan dengan tatapan jengkel ia berikan kepada siapapun yang mengganggunya kali ini dengan teriakan itu.

"Sal, tau sopan santu kan?" sindir Nk masih menatap jengkel sahabatnya itu.

"hehe, maaf deh, gue terlalu seneng loe udah balik." cengir Salsha sambil menghampiri Nk yang masih duduk diatas kasur sembari melipat dua sapu tangan dan tisu. "Apaan tuh?" tanya Salsha penasaran.

"Sempel buat tes dna." jawab Nk santai, lalu memasukkan ketiga benda itu kedalam tas.

"Siapa yang mau dites? Diana sama Iqbaale? Loe kan cuma 'gigituan' dulu sama Iqbaale doang, ga sama yang lain kan?" entah pertanyaan, tebakan atau apa lah itu, sudah Salsha lontarkan dengan cepat.

"Bukan, Iqbaale, Diara sama Bryan." lagi-lagi Nk menjawabnya dengan santai, seakan memang tak ada beban di bahunya.

"Biar gua tebak, Iqbaale yang minta yah? Tapi dia minta tolong ke elo karna loe yang pulang duluan ke Indo, iya kan?" Tebakan Salsha memang harus diacungkan 10 jempol jika perlu.

Nk menatap bingung Salsha. "Tebakan loe emang jitu, atau loe tuh peramal, heh? Lancar banget ngomongnya kayak udah tau semua gitu." Herannya.

Lawan bicara terkekeh sembari duduk dipinggir tempat tidurnya. "Lebih tepatnya, Iqbaale yang kasih tau," Nk mengerutkan keningnya, jadi Iqbaale sudah memberi tahu sahabat-sahabatnya sebelum dirinya? Ah, lupakan lah. "Cuma dia ga kasih tau siapa sempel-sempel itu, dia cuma bilang pengen nyoba tes DNA, dan pas gua sama Aldi tanya sama siapa, dia bener-bener ga jawab, tapi Aldi sempet nyeletuk sama Diara sih, yah jadi..." terang Salsha panjang lebar.

"Loe masih cerewet yah walau udah punya anak." potong Nk tanpa berpikir, lalu keduanya tertawa kecil.

"gue malah makin cerewet pas hamil kemarin,"

"eh, anak loe apa kabar? Gue keasikan kerja sampe lupa jenguk kalian."

Lalu keduanya bercerita santai layaknya sepasang sahabat yang sudah lama tak berjumpa, kadang tawa mengundang, tak ada kesedihan, hanya rasa bahagia karna masih bisa tertawa seperti saat ini.

"ehm, Nk..."

"hm?"

"Diana, bener harus di operasi?" Tanya Salsha terlihat takut.

Nk terdiam sejenak sebelum tersenyum getir dan mengangguk, "Tau dari mana? Iqbaale lagi yah yang kasih tau?" Tebak Nk yang dijawab dengan gelengan pelan.

Love Me Harder (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang