Part 21

10.3K 589 9
                                    

wih, udah 1K aja, makasih yah semuanya..

BTW, Maaf yah aku ga  pernah next lagi, karna ceritanya ada di leptop dan kadang aja gue buka leptopnya.

Maaf kalo banyak typo, and, Enjoy the story..

###

~~~di perjalanan~~~

Iqbaal focus ke jalanan sambil sesekali menoleh kearah Diana dan (namakamu) yang asik bermain di bangku penumpang depan. Keduanya kadang tertawa saat Diana bertingkah gemas.

Sesampainya di sebuah mall, mereka langsung menuju sebuah toko yang menjual macam-macam alat elektronik.

Diana sudah terlelap dipangkuan Iqbaal sejak tadi. (namakamu) masih saja memilih beberapa alat elektronik untuk isi rumahnya nanti.

Duduk di salah satu sofa yang tak jauh dari tempat (namakamu) berada, dan terus menatap peri kecilnya yang sungguh menggemaskan, namun entah kenapa, tatapannya langsung beralih ke bidadari hatinya, menatap dengan terkagum-kagum. "Bunda kamu tega, nolak Ayah mu ini," Iqbaal tersenyum tipis saat (namakamu) menoleh kearahnya, senyuman malu ia tunjukkan. "tapi Ayah janji, Ayah bakal naklukin hati kalian berdua.."ujar Iqbaal semakin mengembangkan senyumannya.

~~~4 tahun kemudian

Hari ini adalah hari ulang tahun Diara, atau Bunda angkatnya, (namakamu) memanggilnya Ara, si cantik Ara dan si imut Ana, julukan itu lah yang di beri (namakamu) untuk kedua gadis kecil itu, (namakamu) sudah menganggap Ara juga sebagai anaknya sendiri, karnakan Ara juga adalah kakak satu ayah Ana bukan? So ga aneh juga kalo (namakamu) menganggap Diara anknya sendiri sejak pertemuan ketiga mereka di taman butik (namakamu).

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birtday........Diara.." Semua yang berada di pesta ulangtahun itu bersorak ria saat Diara, Dianty dan Iqbaal meniup lilin berangka 4 bersamaan. (namakamu) kembali mengabadikan moment itu, memotret semua orang yang berada disana, Rike, Ody, Herry, Fadhil, Fadhillah, semua teman-teman taman kanak-kanak Diara dan Diana, peri kecil itu hadir juga di acara kakak satu ayahnya, senyuman gadis kecil tak pernah sirna, apa lagi saat sang Bunda mengecup kedua pipinya dengan gemas.

"nanti kita bikin acara ulang tahun juga yah.." ujar (namakamu) sambil menatap teduh putri kecilnya itu. Diana mengangguk dengan semangat. (namakamu) memencet hidung mancung Diana.

"Ana, ana, ayok ikut main.." Ajak Diara sambil menarik pelan lengan Diana yang tersenyum manis dan mengangguk, dan kedua gadis kecil itu langsung menghampri teman-teman mereka.

Tawa semua anak yang berada di sana sudah pecah. (namakamu) yang sejak tadi memperhatikan hanya tertawa kecil saat melihat kelakuan lucu mereka.

"Diara udah jadi ga pemalu lagi, makasih yah (nam..)" ucap Dianty sambil menyilangkan tangannya di dada dan menoleh kearah (namakamu) yang masih focus kearah anak-anak itu.

"untuk apa?" tanya (namakamu) datar.

"kamu terlalu baik ngajar Ana, sampai dia berani dan pintar, mungkin aku kurang baik jadi ibu untuk Diara." Tutur Dianty tak jelas.

"kamu ngomong apa sih, diy? Ga jelas deh.." bingung(namakamu) sambil menoleh kearah Dianty dengan kening yang ia kerutkan.

"ga usah di pikirin.." Dianty beranjak menuju putrinya.

(namakamu) memperhatikan Dianty yang menghampiri Diara dengan tatapan bingung.

"unda, unda, ayok ikut.." Diana menarik-narik kedua tangan (namakamu) yang masih memegang kamera.

Love Me Harder (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang