'kring..kring...' Iqbaale terbangun karna suara ponselnya yang sangat menganggu itu. Dengan mata setengah terpejam, Iqbaale menggeser layar nya dan menempelkannya ketelinganya tanpa tau siapa si penelfon.
"hmmm..."
"Kamu kenapa ga pulang, Baale? Kemana aja kamu, heum?" suara itu membuat Iqbaale jengkel, karna suara itu ia bangkit dari tempat tidurnya, namun ia kembali tertidur dengan posisi kakinya sudah ada ditepi tempat tidur dan kepalanya ia taruh di atas bokong seseorang. Iqbaale terlalu mengantuk untuk menyadari siapa orang tersebut.
"di hotel. Kamu juga pasti tau kenapa aku ga pulang semalam." Jawab Iqbaale dengan suara parau khas bangun tidurnya.
"Tapi hari ini pasti pulang kan?" Pertanyaan yang sungguh membuat Iqbaale tak ingin dekat dekat dengan wanita itu.
"yah, liat nanti aja lah." jawab Iqbaale dengan suara sedikit membentak.
"Buat apa kamu ngajak aku dan Diara liburan kalo ga ada kamu juga, heum?" Tutur Diyanti dengan suara yang malah lembut, bukan ikut marah atau semacamnya. Mungkin Diyanti tak tersinggung dengan Iqbaale yang sebenarnya berselingkuh dengan mantan Istrinya, karna itu ia malah membalasnya dengan lembut.
"Lusa aja yah kita jalan jalannya, aku ada sedikit urusan." gumam Iqbaale yang dijawab Oh dari Diyanti.
"ya udah, asal jangan istri dan anak kamu ini merasa sama bosannya seperti di Jakarta. Okey?" tutur Diyanti yang Iqbaale jawab dengan suara yg seperti orang bahagia.
"okey."
"Ya udah, see you honey." Tutur Diyanti sebelum menutup telfon secara sepihak.
Setelah itu, Iqbaale kembali ketempat posisinya tertidur dan memeluk seseorang yang masih terlelap. Lagi lagi Iqbaale tidak peduli dengan seseorang yang ia peluk dan ia kecupi dan ia hirup belakang kepala seseorang berambut panjang itu.
"heum... Baale, diam akh." gerutu seseorang yang Iqbaale peluk dengan nyaman itu.
Mendengar suara itu, dan sentuhan ditangannya, membuat Iqbaale membuka lebar matanya dan menengok kearah seseorang yang tadi ia peluk. Wanita dengan kerutan didahinya melirik Iqbaale dengan cemberutan di bibirnya yang sungguh membuat Iqbaale tergoda kembali untuk mengecupinya berkali kali. Siapda lagi wanita yang bisa bikin Iqbaale kehilangan sadar selain Nk?
"jangan macem macem yah, awas lo!" Ancam Nk. Yang malah membuat Iqbaale tersenyum hangat.
"untuk sekarang sih enggak, tapi kalo nanti, kamu ga bakal aku beri ampun." tutur Iqbaale yang membuat Nk mencubit keras keras lengan Iqbaale yang masih memeluk lehernya. "Aw..." ringis Iqbaale yang langsung menarik tangannya dari tubuh Nk.
Dengan puas Nk tersenyum penuh kemenangan. "aku pastiin itu ga bakal terjadi." Gumamnya sembari bangkit dari tidurnya lalu mengikat rambutnya menjadi kuncir kuda. Dan langsung berjalan pelan menuju kamar mandi. Namun belum sampai benar benar masuk kamar mandi, ketukan dari luar pintu terdengar. Akhirnya Nk pun mengurungkan niatnya menuju kamar mandi dan membuka pintu tanpa mengintip terleboh dahuli melewati lubang kecil.
"Nona, saya tadi habis sarapan, dan menemukan ini untuk ganti baju nona, pak Iqbaale dan Diana." Baru saja Nk membuka pintunya lebar lebar, Wina langsung menyambar dengan setiap kata yang ia lontarkan tanpa jeda. Lalu gadis itu menyodorkan paperbag sedang berwarna coklat.
Dengan tatapan bingung, Nk mengambil paperbag tersebut, lalu mengintip isinya. "kaos polos doang? Ga ada celana gitu?" tanya Nk tanpa berpikir dua kali.
"itu udah satu setel nona, baju dan celananya." jawab Wina cepat.
"oh, ya udah, makasih yah." Senyum Nk berterimakasih. Lalu menutup pintunya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Harder (end)
Fanfiction# 7 dlm rendom (05-09-'17) # 15 (14-08-'17) # 18 (09-08-'17) # 42 (25-05-'17) #Iqbaale rank 2 Memang pernikahan ini sudah menginjak satu tahun, namun perasaan Iqbaale terhadap (namakamu) masih sama; dingin, cuek nan jutek, namun tak mengubah perasaa...